Siapakah yang tidak ingin menjadi wanita idaman?
Dan siapakah yang tidak menginginkan dicintai suami setelah menikah?
Berikut tips dan ulasan dari Habib Seggaf Baharun
8 Ciri wanita idaman.
Ciri-ciri seorang wanita idaman setiap pria atau sesuai dengan yang dianjurkan oleh Nabi kita Muhammad adalah sebagai berikut
Dan siapakah yang tidak menginginkan dicintai suami setelah menikah?
Berikut tips dan ulasan dari Habib Seggaf Baharun
8 Ciri wanita idaman.
Ciri-ciri seorang wanita idaman setiap pria atau sesuai dengan yang dianjurkan oleh Nabi kita Muhammad adalah sebagai berikut
1. Calon istri itu adalah wanita yang solihah, yang benar-benar melaksanakan
ajaran agamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah :
عَن أَبي هُرَيرَة رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ “تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَربَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Dari Abi Hurairah Ra,Dari Nabi : Perempuan itu dikawin karena hartanya, karena kecantikannya, karena kemulyaannya, dan karena agamanya. Dan beruntunglah kamu jika mendapatkan wanita yang taat pada agamanya.[1]
قَالَ رَسُولُ الله “مَن نَكَحَ الْمَرْأَةَ لِمَالِهَا وَلِجَمَالِهَا حَرُمَ جَمَالُهَا وَمَالُهَا، وَمَنْ نَكَحَ لِدِيْنِهَا رَزَقَهُ الله مَالَهَا وَجَمَالَهَا
Rasulullah bersabda:Barang siapa menikahi wanita karna kekayaannya, maka niscaya dia tidak akan mendapat kekayaan dan kecantikannya, dan barang siapa menikahi seorang wanita karna agamanya niscaya Allah akan memberikan kekayaan dan kecantikannya.[2]
2. Wanita yang cerdas,
karena jika wanita itu cerdas akan lebih mampu mengendalikan emosinya dan akan lebih mampu berpikir luas sehingga kehidupan rumah tangganya akan tentram jauh dari percekcokan dan itu adalah sebab kebahagiaan mereka berdua.
karena jika wanita itu cerdas akan lebih mampu mengendalikan emosinya dan akan lebih mampu berpikir luas sehingga kehidupan rumah tangganya akan tentram jauh dari percekcokan dan itu adalah sebab kebahagiaan mereka berdua.
3. Wanita yang masih perawan,
karena sabda Rasulullah kepada sahabat Jabir RA yang telah mengawini janda
karena sabda Rasulullah kepada sahabat Jabir RA yang telah mengawini janda
هَلاَّ أَخَذْتَ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ
Sedangkan hikmahnya adalah biasanya orang itu lebih terkenang dengan pengalaman yang pertama. Bahkan sunnah hukumnya tidak kawin dengan seorang janda baik beranak ataupun tidak, selama masih ada pilihan perawan, karena bisaanya seorang janda selalu akan membandingkannya dengan suaminya yang terdahulu, atau selalu akan mengingat anaknya sehingga itu semua akan menjadi sebab pertengkaran antara keduanya.
Kecuali jika ia mengawini seorang janda dengan tujuan tertentu, seperti yang dilakukan oleh sahabat Jabir, dimana dia mengawini seorang janda karena ayahnya meninggal dunia dan meninggalkan 9 orang anak perempuan sehingga dia mengawininya untuk mengurus mereka.
Atau juga mengawini seorang janda karena dia tidak mampu memecahkan keperawanannya, maka tidak apa-apa mengawini janda dengan tujuan tersebut.
4. Wanita yang sudah mencapai batas baligh, kecuali jika ada maslahat seperti
yang dilakukan Rasulullah terhadap istri beliau Sayyidatuna Aisyah.
5. Wanita yang subur, sebagaimana sabda Rasulullah :
تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Kawinlah kalian dengan wanita yang subur yang penyayang, karena aku akan membanggakan kalian kelak terhadap umat-umat yang lain pada hari kiamat.[4]
Dan para ulama berkata bahwa diketahui
wanita itu subur atau tidak dengan melihat kepada
kerabataya, jika kerabatnya adalah wanita-wanita subur berarti kemungkinan dia
juga seorang wanita yang subur, begitu pula sebaliknya.
6. Wanita dari keluarga baik-baik, bukan dari keluarga yang fasik atau
perempuan yang tidak diketahui garis keturunannya.
Sesuai dengan sabda Rasulullah,
Sesuai dengan sabda Rasulullah,
تَخَيَّرُوا لِنُطَفِكُمْ وَانْكِحُوْا الأَكْفَاءَ وَأَنْكِحُوْا إِلَيْهِمْ
Pilih-pilihlah kalian untuk air sperma kalian dan kawinlah dengan perempuan yang sederajat dan kawinkanlah putri-putri kalian dengan mereka.[5]
7. Wanita yang bukan dari keluarga atau kerabat dekat.
Maksudnya misanan kita, baik keponakan ayah kita atau ibu. Hikmahnya adalah karena kita menganggap misanan seperti saudara kita sendiri, sehingga berkuranglah rasa syahwat kita kepada misanan dan bisaanya anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan tersebut akan kurus tubuhnya, dan juga dikarenakan jika terjadi perceraian antara keduanya, dikhawatirkan akan terjadi keretakan antara dua keluarga.
Kecuali jika mempunyai tujuan tertentu, misalnya untuk menolongnya karena tidak ada yang meminangnya, padahal usianya sudah melebihi gadis-gadis yang sudah menikah yang sepertinya.
Dan jika bukan dari keluarga atau kerabat dekat misalnya dengan mindoan atau keponakan misan maka tidak apa-apa, bahkan hukumnya sunnah, sebagaimana Rasulullah mengawinkan putri kesayangan beliau Sayyidatuna Fatimah Azzahra dengan misanan beliau Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah.
Maksudnya misanan kita, baik keponakan ayah kita atau ibu. Hikmahnya adalah karena kita menganggap misanan seperti saudara kita sendiri, sehingga berkuranglah rasa syahwat kita kepada misanan dan bisaanya anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan tersebut akan kurus tubuhnya, dan juga dikarenakan jika terjadi perceraian antara keduanya, dikhawatirkan akan terjadi keretakan antara dua keluarga.
Kecuali jika mempunyai tujuan tertentu, misalnya untuk menolongnya karena tidak ada yang meminangnya, padahal usianya sudah melebihi gadis-gadis yang sudah menikah yang sepertinya.
Dan jika bukan dari keluarga atau kerabat dekat misalnya dengan mindoan atau keponakan misan maka tidak apa-apa, bahkan hukumnya sunnah, sebagaimana Rasulullah mengawinkan putri kesayangan beliau Sayyidatuna Fatimah Azzahra dengan misanan beliau Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah.
8. Wanita yang cantik,
Hendaknya calon istri kita adalah wanita yang cantik, dengan syarat wanita itu juga adalah wanita yang solehah. Karena tidak ada untungnya jika kita kawin dengan wanita yang cantik tapi tidak solehah, karena kecantikan hanya kita butuhkan di ranjang saja atau sebagai perban-dingan.
Adapun kesolehan seorang wanita adalah pangkal kebahagiaan sebuah rumah tangga, dan itu adalah tujuan kita.Dan para ulama memakruhkan kawin dengan wanita yang terlalu cantik karena akan membuat mata orang fasik mengincarnya atau mungkin istrinya akan sombong dengan kecantikannya kepada suaminya.
Hendaknya calon istri kita adalah wanita yang cantik, dengan syarat wanita itu juga adalah wanita yang solehah. Karena tidak ada untungnya jika kita kawin dengan wanita yang cantik tapi tidak solehah, karena kecantikan hanya kita butuhkan di ranjang saja atau sebagai perban-dingan.
Adapun kesolehan seorang wanita adalah pangkal kebahagiaan sebuah rumah tangga, dan itu adalah tujuan kita.Dan para ulama memakruhkan kawin dengan wanita yang terlalu cantik karena akan membuat mata orang fasik mengincarnya atau mungkin istrinya akan sombong dengan kecantikannya kepada suaminya.
Bekal
Ilmu sebelum Mengamalkan
Nabi
Muhammad SAW bersabda sebagai berikut:
طلب العلم فريضة على كل مسلم (رواه الحاكم
“Mencari ilmu itu hukumnya wajib atas setiap muslim.” – HR Al-Hakim.
Maka,
berdasarkan hadits tersebut, para ulama mengatakan bahwa setiap muslim dilarang
melaksanakan syari’at apa pun kecuali setelah membekali diri dengan ilmu agama.
Dengan kata lain, tidaklah diperbolehkan seorang muslim melaksanakan ibadah shalat, puasa, haji, dan lain-lain, termasuk melakukan jual-beli dan menikah, hingga ia tahu apa hukum Allah dalam hal itu. Karenanya, para ulama juga berkata, kunci kebahagiaan dalam segala hal adalah membekali diri dengan ilmu agama, sebelum terjun dalam suatu perbuatan.
Dengan kata lain, tidaklah diperbolehkan seorang muslim melaksanakan ibadah shalat, puasa, haji, dan lain-lain, termasuk melakukan jual-beli dan menikah, hingga ia tahu apa hukum Allah dalam hal itu. Karenanya, para ulama juga berkata, kunci kebahagiaan dalam segala hal adalah membekali diri dengan ilmu agama, sebelum terjun dalam suatu perbuatan.
" Kementerian Agama mengumumkan bahwa kasus perceraiaan di Indonesia pada tahun 2011 mencapai angka tertinggi, 285.184 kasus. Banyaknya kasus perceraian tersebut kemungkinan besar dikarenakan orang akhir-akhir ini semakin jauh dari usaha-usaha untuk membekali diri dengan ilmu agama, sehingga gampang terperosok dalam problematik perkawinan. Dengan bekal ilmu agama yang cukup. "
Surga
dan Neraka seorang Istri
Sesuai yang kita dengar bahwa surga dan neraka seorang istri terletak pada keridhaan suami memang benar adanya. Ini berdasarkan sabda Nabi SAW:
عن الحصين بن محصن الأنصاري، عن عمة له أنها أتت رسول الله صلى عليه وسلم لحاجة لها، فلما فرغت من حاجتها قال: أذات زوج أنت؟ قالت: نعم. قال: فكيف أنتِ له؟ قالت: ما آلوه إلا ما عجزت عنه، قال: فانظري أين أنت منه فأحسني، فإنه جنتك ونارك (روى الإمام أحمد والنسائي
Dari sahabat Hushain bin Muhshan Al-Anshari, ia menceritakan ihwal bibinya yang telah datang kepada Nabi SAW untuk suatu keperluan.
Setelah selesai dari keperluannya itu,
Nabi SAW berkata kepadanya, “Apakah kamu sudah bersuami?”
Dijawab olehnya, “Iya.”
Nabi SAW berkata lagi kepadanya,
“Bagaimanakah kamu terhadap suamimu?”
Ia menjawab, “Aku tidak menolak
permintaannya, kecuali kalau aku tak mampu melakukannya.”
Maka Nabi SAW bersabda, “Lihatlah,
bagaimanakah kamu memperlakukannya. Maka berbuat baiklah kepadanya, karena
sesungguhnya ia (suamimu) adalah surga dan nerakamu.” – HR Ahmad dan An-Nasa’i.
Berdasarkan
hadits tersebut, para ulama mengatakan bahwa hak terbesar seorang wanita,
setelah hak Allah dan Nabi-Nya, adalah hak suaminya, baru kemudian hak kedua
orangtuanya. Berbeda dengan seorang laki-laki, hak terbesar atasnya, setelah
hak Allah dan Nabi-Nya, adalah hak kedua orangtuanya.
Baca Juga:
7 Wanita yang boleh dijadikan istri yang wajib kita ketahui
10 Nasehat Bagi yang hendak nikah, dari Ibu.
Sedangkan
tentang bagaimana cara mendapatkan cinta sekaligus ridha suami sesuai dengan
arahan agama adalah dengan melaksanakan hal-hal berikut ini:
1. Jadilah untuknya bagaikan rakyat jelata kepada rajanya dan bagaikan bawahan
kepada atasannya, karena begitulah gambaran Nabi SAW terhadap seorang istri
yang shalihah.
2. Serahkan segala kendali urusanmu kepadanya walaupun yang berkaitan dengan
hartanya sendiri, sebagaimana hal itu dijabarkan oleh Sayyidatuna Khadijah RA,
istri pertama Nabi SAW, ketika pertama kali berjumpa dengan Nabi SAW setelah
dinikahinya, “Wahai Muhammad, kini engkau telah menjadi suamiku, maka mulai
sekarang semua hartaku adalah hartamu, rumahku ini adalah rumahmu, dan aku
adalah budak perempuanmu.”
3. Sopan dan penuh perhatianlah Anda ketika berbincang-bincang dan
berdiskusi. Jauhkan diri dari perdebatan dan sikap keras kepala dalam
mengemukakan pendapat Anda kepadanya.
4. Jadilah untuknya bak sekuntum bunga mawar. Maka di saat suami
Anda masuk ke dalam rumah, buatlah ia merasakan kecantikan dan keharuman
mawar tersebut, dan kecantikan serta keharumannya tidak lain hanyalah
untuknya seorang.
5. Usahakan bagaimana caranya agar suami Anda bisa merasa damai dan nyaman di
samping Anda, baik dengan perbuatan maupun dengan kata-kata. Hal itulah yang
secara terus-menerus harus Anda usahakan untuk suami Anda.
6.Ketika suami meminta Anda melakukan sesuatu untuknya, pastikan Anda
melakukannya dengan sigap dan sepenuh hati, jangan sampai Anda merasa enggan
dan lamban, apalagi membantah permintaannya.
7.Akuilah kelebihan kedudukan seorang suami atas istrinya, sebagaimana hal
itu disebutkan dalam fiman Allah SWT dalam Al-Qur’an, dan janganlah sekali-kali
menganggap hal ini merupakan sebuah penindasan.
8. Lembutkan suara Anda ketika berbicara dengannya dan pastikan suara Anda
tidak meninggi saat ia bersama Anda.
9.Bersikaplah diam ketika suami Anda sedang marah, dan jangan tidur kecuali
ia mengizinkannya.
10.Berdirilah dekat suami Anda ketika ia sedang memakai baju dan sepatunya.
Buatlah suami Anda merasa bahwa Anda menginginkan sang suami untuk mengenakan baju yang Anda pilih untuknya. Pilihlah dan siapkan pakaian itu oleh Anda sendiri sebelum ia memintanya. Rawatlah penampilan dan pakaian suami Anda, sekalipun bila kelihatannya suami Anda malas untuk merawat dan memakainya. Yakinkan bahwa ia akan menyukainya sebagaimana teman-temannya juga akan menyukainya.
Buatlah suami Anda merasa bahwa Anda menginginkan sang suami untuk mengenakan baju yang Anda pilih untuknya. Pilihlah dan siapkan pakaian itu oleh Anda sendiri sebelum ia memintanya. Rawatlah penampilan dan pakaian suami Anda, sekalipun bila kelihatannya suami Anda malas untuk merawat dan memakainya. Yakinkan bahwa ia akan menyukainya sebagaimana teman-temannya juga akan menyukainya.
11.Anda harus sensitif dan tanggap dalam memahami kebutuhan suami Anda.
Bila memungkinkan, sebelum ia meminta Anda melakukan apa yang diinginkannya,
Anda sudah melakukan untuknya.
12.Ketika ada perselisihan pendapat dengannya atau sesuatu yang menyebabkannya
marah, hendaknya Anda tidak menunggu agar sang suami meminta maaf kepada Anda,
akan tetapi Anda lebih dahulu yang meminta maaf kepadanya dan meminta ridhanya
kembali.
13.Di malam hari, jadilah seperti pengantin baru buat suami Anda. Janganlah
Anda beranjak tidur lebih dulu dari sang suami, kecuali kalau dirasa sangat
perlu, dan hendaknya Anda tidak selalu mengandalkan suami Anda untuk meminta
melakukan hubungan badan, sekali-kali Anda dapat memulainya terlebih dulu,
tentu pada saat yang tepat, karena hal itu akan meningkatkan gairahnya.
14.Jangan pernah membebani suami dengan permintaan Anda. Biarkan suami yang
memberikannya untuk Anda tanpa meminta darinya. Kalau terpaksa meminta,
jangan meminta sesuatu yang berlebihan dan di luar kemampuan suami Anda.
15.Hormati kedua orangtuanya sebagaimana suami Anda menghormati keduanya,
begitu pula keluarganya. Jangan sekali-kali terlibat masalah dengan salah satu
dari mereka, karena hal itu akan menyulitkannya.
16.Ketika suami Anda baru pulang dari perjalanan yang lama ataupun bepergian
dari tempat yang jauh, sambutlah ia dengan wajah yang ceria dan tunjukkanlah
bahwa Anda sangat merindukan kedatangannya.
17.Ingatlah selalu bahwa keberadaan sang suami adalah salah satu sarana
mendekatkan diri Anda kepada Allah SWT.
18.Pastikan Anda untuk selalu memperbaharui dan mengubah bentuk penampilan
Anda, sebagai tanda dan ungkapan kasih Anda menyambut suami tercinta.
19.Jagalah mata suami dari pandangan yang tidak elok pada diri Anda, dan
jagalah penciuman suami Anda menangkap aroma yang tidak sedap pada diri
Anda, serta jagalah telinga suami Anda dari suara marah dan bantahan Anda
kepadanya.
20.Jangan biasakan Anda mengadu atau curhat kepadanya, apalagi tentang
keluarga dan kelakuannya, sebaliknya jadilah teman curhat yang baik baginya dan
pendengar yang baik akan keluhan dari masalah yang dihadapinya, sebagaimana hal
itu dilakukan oleh Sayyidatuna Khadijah RA kepada Nabi SAW.
21.Banyaklah bersyukur dan tampakkan kepada dirinya bahwa Anda orang yang
sangat beruntung telah mendapatkannya, terutama terhadap pemberiannya, jangan
pernah mengecilkan/meremehkannya, apalagi menganggap jelek atau merasa tidak
berselera mendapatkannya. Hal itu akan sangat menyakitinya. Tampakkan bahwa
Anda sangat senang dengan pemberiannya itu dan Anda sudah mengangankannya
semenjak lama.
22.Temuilah suami Anda dengan senang, gembira, serta dengan wajah yang berseri
ketika suami baru tiba dari luar rumah, ketika akan keluar rumah, ketika akan
makan, dan ketika akan tidur, karena adanya masalah yang timbul pada
waktu-waktu tersebut akan sangat mengganggunya serta mengacaukan pikirannya.
23.Jangan pernah sekalipun Anda membandingkan suami Anda dengan orang lain,
akan tetapi anggaplah suami Anda adalah yang terbaik dari para suami terbaik,
dan lakukan semua hal di atas dengan sepenuh hati, dengan satu harapan, yaitu
demi menggapai ridha Allah SWT.
Itulah
yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri yang shalihah. Harus diingat,
pernikahan adalah ibadah. Godaan setan dan bisikan hawa nafsu selalu berusaha
mencegah kita untuk beribadah bahkan selalu berharap kita akan menemani mereka
dalam neraka. Wal ‘iyyadzubillah. Jangan biarkan itu.
Semoga
para muslimah, selalu diberi hidayah oleh Allah untuk mudah melaksanakannya.
Amin ya rabbal ‘alamin…
-----------------------
[5]H.R. Ibn Majah-Hakim
EmoticonEmoticon