Harmonis |
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga tidak jarang terdapat riak-riak permasalahan. Terkadang ini menjadi bumbu keharmonisan bila mampu dilewati dengan baik. Namun terkadang mampu menggoyahkan bahtera rumah tangga.
Berkata al-Imam Ghozali dalam kitab Ihya’ “Bahwa jika pasangan suami istri melakukan hal di bawah ini niscaya akan langgeng rumah tangganya, harmonis serta bahagia baik di dunia maupun diakhirat; Adapun perkara-perkara itu adalah sebagai berikut:
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:
(طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (رواه مسلم
Mencari
ilmu itu wajib atas setiap orang muslim.(H.R. Muslim)
(مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِيْنٍ أَغْلَبُ عَلَى لُبِّ الرَّجُلِ مِنَ النِّسَاءِ (رواه البخاري
Aku tidak
melihat seorang yang kurang akal dan agamanya yang menguasai akal laki-laki
lebih dari perempuan. (H.R. Bukhori)
(الله الله فِي النِّسَاءِ فَإِنَّهُنَّ عَوَانٌ فِي أَيْدِيْكُمْ يَعْنِي أَسُرَاءَ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ (رواه نسائي
Awaslah kalian dari perbuatan yang tidak
baik kepada istri-istri kalian karena mereka bagaikan tawanan di tangan kalian,
kalian telah mengambil mereka dengan amanat Allah dan menjadi halal bagi kalian
kemaluannya dengan kalimat Allah. (H.R. An Nasa’i)
Sehingga diriwayatkan bahwa Rasulullah bercanda dengan
istri-istrinya dan Rasulullah berusaha mengikuti kemauan mereka yang
berhubungan dengan canda gurau, sebagaimana diriwayatkan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berlomba dalam mengendarai kuda, maka
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memenanginya lalu dalam kesempatan
lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kalah dari sayidatuna Aisyah
radhiallahu ‘anha.
Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata
kepadanya “Itu adalah pembalasan dari kekalahan kamu yang lalu”, begitulah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bercanda dengan istrinya
sayidatuna Aisyah radhiallahu ‘anha.
5. Hendaknya seorang suami tidak terlalu
mencemburui istrinya sampai kelewat batas. Sifat cemburu yang ada pada
seorang suami merupakan sifat yang baik,
Berkata sayyidina Umar bin Khottob
radhiallahu ‘anhu, “hendaknya bagi orang yang berakal menjadi seperti
anak-anak terhadap istri-istrinya”. Akan tetapi bercanda gurau dengan istri
boleh bahkan sunnah dengan catatan tidak sampai melewati batas misalnya apapun
yang diingini istrinya diikuti padahal itu karena keinginan hawa nafsunya, sehingga
suami tersebut tidak ada wibawa di depan istri dan tidak bisa melarang
kemungkaran yang dilakukan sang istri.
Berkata sayyidina Umar bin Khottob
radhiallahu ‘anhu “Bertolak belakanglah kalian dengan apa yang diingini oleh
wanita karena di situlah ada keberkahan”.
Berkata Imam Hasan Basri, “Demi Allah
tidak ada seorang suamipun mentaati istrinya dalam setiap apapun yang
diinginkannya kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam neraka karenanya”.
Kesimpulannya seorang suami dalam keluarga harus menjadi seorang pemimpin dalam
yang ditakuti karena wibawanya sekaligus dicintai karena mengerti dengan
kemauan keluarga baik ketika bercanda maupun ketika dalam keadaan serius.
Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
(نِّيْ لَغَيُوْرٌ وَمَا مِنْ اِمْرِئٍ لاَ يُغَارُ إِلاَّ مَنْكُوْسُ الْقَلْبِ (رواه أبو عمر)
Sesungguhnya aku adalah seorang pencemburu
dan tidak ada seorang pun yang tidak cemburu pada istrinya kecuali dia adalah
pria yang terbalik hatinya.(H.R. Abu Umar)
Akan tetapi harus dicatat bahwa cemburu
boleh dilakukan atau bahkan merupakan sifat yang baik jika pada tempatnya.
Misalnya dia keluar rumah tanpa seizin suaminya atau berbicara dengan laki-laki
ajnabi dan lain-lain.
Adapun jika tanpa sebab sebelumnya maka hal itu merupakan
cemburu buta dan sifat yang tidak baik, karena berdasarkan prasangka tidak baik
dan itu dilarang oleh agama kita sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
(إِنَّ مِنَ الْغَيْرَةِ غَيْرَةٌ يَبْغَضُهَا الله عَزَّ وَجَلَّ وَهِيَ غَيْرَةُ الرَّجُلِ عَلَى أَهْلِهِ مِنْ غَيْرِ رِيْبَةٍ (رواه أبو داود
Sesungguhnya di antara sifat cemburu ada
yang dibenci oleh Allah yaitu cemburu pada istri tanpa alasan atau hanya karena
prasangka tidak baik.
Imam Ali radhiallahu ‘anhu berkata,
“Janganlah kamu suka mencemburui istrimu tanpa sebab karena hal itu akan
menyebabkan istrimu akan dituduh yang bukan-bukan dan engkau penyebabnya”.
7. Hendaknya seorang istri mampu mempunyai
sifat qonaah (menerima apa adanya) terhadap pemberian sang suami, dan
tidak meminta sesuatu yang diluar kemampuan suami, karena hal itu akan
menyebabkan suaminya berbuat yang tidak diinginkan.
8. Hendaknya istri menjaga harta suami,
dan tidak menafkahkannya kecuali dengan seizinnya. Berdasarkan hadits
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
Akan tetapi hendaknya mencontoh
perempuan-perempuan sholehah dahulu, sebagaimana diriwayatkan, jika suami
mereka akan keluar mencari rizki, istri sholehah tersebut berkata kepada suaminya,
“Wahai suamiku carilah rizki yang halal karena aku tahan dengan lapar dan
sengsara dan tidak tahan terhadap siksa api neraka”.
لاَ يَحِلُّ لَهَا أَنْ تُطْعِمَ مِنْ بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ إِلاَّ الرَّطْبَ مِنَ الأَطْعَامِ الَّذِيْ يُخَافُ فَسَادُهُ، فَإِنَّ أَطْعَمَتْ عَنْ رِضَاهُ كَانَ لَهَا مِثْلُ أَجْرِهِ، وَإِنْ أَطْعَمَتْ بِغَيْرِ إِذْنِهِ كَانَ لَهُ الأَجْرُ وَعَلَيْهَا الْوِزْرُ رواه أبو داود والبيهقي
Tidak boleh bagi seorang istri bersodaqoh
dari harta suami kecuali dengan seizinnya, kecuali seperti rutob (kurma
muda)yang ditdkutkan rusak jika tidak dimakan. Dan jika bersedekah dengan
kerelaan dari suami maka dia juga dapat pahalanya, dan jika tanpa seizinnya
maka pahala sodaqohnya untuk sang suami dan dia berdosa karenanya. (H.R. Abu
Daud-Baihaqi)
9. Hendaknya seorang istri selalu tinggal
dalam rumah suaminya dan tidak keluar darinya kecuali dengan izin dari
suami dan jika diberi izin oleh suaminya hendaknya dia keluar rumah dengan
pakaian muslimah, menghindari keramaian, berusaha menyamarkan dirinya,
terutama kepada teman-teman suaminya dan yang demikian itu hendaknya
dilakukan istri supaya tidak terjadi fitnah yang akan mengganggu hubungan
dengan suaminya.
11. Hendaknya seorang istri lebih
mengutamakan kemauan suaminya dari pada kemauannya atau keluarganya.
12. Hendaknya seorang istri selalu tampil
cantik mempesona di depan suaminya siap kapan pun untuk diajak suami
berhubungan intim.
13. Hendaknya seorang istri sabar dalam
mendidik anak-anaknya dan tidak gampang mengumpat mereka jika melanggar
perintahnya, karena umpatan seorang ibu dapat menjadi kenyataan
14. Hendaknya seorang istri tidak congkak
terhadap suaminya baik dengan kecantikan maupun hartanya akan tetapi
jadilah seperti sayyidatina Khodijah radhiallahu ‘anha istri tercinta
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dimana dia asalnya seorang wanita
yang kaya kemudian setelah Rasulullah diangkat menjadi Nabi beliau berikan
semua hartanya demi kepentingan dakwahnya begitulah beliau utamakan
suaminya dengan hartanya.
Begitupula jangan merasa congkak dengan
kecantikannya tapi contohlah wanita yang diceritakan imam Asma’i
radhiallahu ‘anhu di mana dia pernah masuk suatu desa di sana dia bertemu
dengan pasangan suami istri di mana istrinya sangat cantik dan suaminya
sangat buruk rupa, maka imam Asma’i berkata kepada perempuan tersebut,
“Kenapa kamu mau kawin dengannya padahal engkau adalah wanita yang cantik?”
Maka wanita tersebut menjawab, “Diamlah wahai fulan ketahuilah bahwa engkau telah berbuat tidak baik dengan perkataanmu karena mungkin saja suamiku orang yang taat kepada Tuhannya maka Allah menjadikanku sebagai balasannya dan aku termasuk orang yang tidak baik terhadap tuhanku maka Allah menjadikan suamiku sebagai balasannya lalu akankah aku tidak rela dengan kehendak Allah?”
Maka berkata imam Asma’i, “Jawabannya telah membuatku tertegun dan merasa berdosa”.
Begitulah istri-istri yang solehah
melayani suami mereka yang pada akhirnya nyatalah dalam kehidupan mereka rumah
tangga yang harmonis dan bahagia serta anak-anak yang soleh dan solehah. Itulah
sekelumit kiat-kiat mendapatkan dan menjaga keharmonisan rumah tangga semoga
kita bisa melaksanakan kiat-kiat tersebut.
Amin Yarobbal ‘Alamin.
Amin Yarobbal ‘Alamin.
EmoticonEmoticon