Habib Umar: Jadikanlah Rasulullah SAW Selalu Ada di Dalam Hati dan Jiwamu

 

Kalam hikmah Guru Mulia Kita, Al Alamah Al Arif Billah Al Musnid Al Imam Al Habib Umar Bin Hafidz tentang menjadikan Rasulullah selalu di hati kita.

Kita bersyukur kepada Allah swt karena hingga saat ini Allah swt telah menyambungkan kita dengan sebuah ikatan yang kuat kepada Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Ketahuilah, bahwa tidak akan dicapai kecintaan kepada Allah swt kecuali melalui kecintaan kita kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.

Dalam al-Qur’an disebutkan: 

‘Katakanlah, jika engkau mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu. 

Tidak ada ‘pintu’ untuk mendapat dan meraih kecintaan dari Allah swt kecuali melalui ‘pintunya’ Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Karena itu, agar mendapatkan cinta-Nya maka kita harus mencintai orang yang paling dicintai-Nya, yaitu Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Telah cukup bukti nyata bagi kita, bahwa orang-orang yang ‘sukses’ itu (para sahabat, auliya’ dan shalihin) telah menjadikan Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebagai ‘pintu’ untuk meraih dan menggapai kecintaan Allah swt.

Ciptakanlah rasa rindumu kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya: ‘Rasulullah adalah karunia yang paling nyata.’

Dengan perasaan rindu, maka akan membuat amal seseorang menjadi mulia.
Jika seseorang mempunyai ikatan batin (ta’alluq) dengan hal-hal yang mulia, niscaya semua amalnya akan ikut menjadi mulia.
Namun sebaliknya, jikalau seseorang memiliki ikatan batin dengan hal-hal yang rendah, maka seluruh amal bahkan kehidupannya akan menjadi rendah dan batil.

Lihatlah perasaan kerinduan salah seorang Sahabat Nabi Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, yaitu Sayyidina Abubakar ash-Shiddiq kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Ketika itu Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam mendatangi rumah Sayyidina Abubakar di waktu yang tidak seperti biasanya, kemudian Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menyampaikan berita rahasia tentang perintah Allah swt agar beliau Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berhijrah.
Tanpa berpikir panjang, Sayyidina Abu bakar ash-Shiddiq bertanya: 

‘Apakah aku dapat menemanimu, wahai Rasulullah? Aku mohon, izinkanlah aku untuk menemanimu wahai junjunganku .’

Mendengar permintaan Sayyidina Abubakar yang muncul dari hati yang tulus, Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pun mengiyakan.


Baca Juga:

Sebab Doa tak Kunjung di qobul : Syech Mutawwali Menjawab

Kemudian Sayyidina Abubakar menitikkan air mata bahagia karena kerinduannya yang begitu besar kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan ia sadar bahwa dirinya tak akan mampu berpisah dengan Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Sehingga Sayyidah ‘Aisyah ra yang ketika itu masih sangat belia usianya berkata: 
‘Baru kali ini aku melihat ada orang yang menangis karena bahagia.’

--------------------------------------
Sumber: Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz

Betapa mulianya nasihat ini. Baca, hayati dan rasakan, maka kita akan merasakan ada “sesuatu” yang terasa di dada kita.


Semoga kita bisa mengambil keberkahan dari nasihat ini. Dan mendapatkan keberkahan dari beliau Al Imam Al Habib Umar bin Hafid. Amin.

Sebab Doa tak Kunjung di qobul: Syech Mutawwali Asy Sya'rowi Menjawab


Setiap orang yang berdoa ingin agar doanya segera di qobul. Namun adakalanya sudah lama berdoa namun tak kunjung di qobul. Sering timbul pertanyaan dibenak kita kenapa doa tidak manjur? Tidak mustajab?

Berikut hikmah yang bisa kita petik dari beliau Syech Mutawali Asy Sya’rowi

Pertanyaan:
Sering kita berdoa, tetapi tidak terkabul, Apakah itu per­tanda bahwa kita tidak bertakwa dan tidak saleh?

Jawab:

Allah swt. menghendaki agar manusia mengucap, “Ya Allah… Ya Rabbi… Ya Tuhanku,” supaya manusia memperoleh pahala.
Ucapan itu hendaknya lahir dari hati yang ikhlas dan dengan sukarela.

Mungkin seseorang memohon sesuatu yang menurutnya baik, tetapi menurut Allah akan mendatangkan keburukan bagi dirinya.
Manusia memohon kekayaan. Kalau ia diberi, da­pat merusak dirinya, dan menjauhkannya dari Allah.
Kekayaan yang diberikan malah dipakai untuk melanggar ketentuan-ketentuan-Nya.

Allah berkeinginan menjaga dan melindungi hamba-hamba-Nya, memberi karunia pahala akhirat dan kebahagiaan surga.


Suatu ketika, seseorang menyesal karena gagal bepergian. Ternyata gagalnya membawa hikmah.
Sebab jika ia tetap pergi juga, dapat membawa malapetaka, kendaraan yang ditumpangi mendapat kecelakaan.

Firman Allah.

 وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ …….

“…… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amal baik Kepadamu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, pada­hal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS: aI-Baqarah: 216).

Pada umumnya manusia melihat dunia dari lahiriahnya saja. Tidak sampai kepada hakikatnya. Manusia lupa akan ke­wajiban-kewajiban dalam menuntut haknya (memohon dalam berdoa).

Bagaimana kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia dalam berdoa.
Sebagaimana yang dijelaskan Allah ketika para nabi memohon doa kepada-Nya dan doa-doa itu dikabulkan Allah. Firman Allah:

 فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“……… Bahwasanya mereka adalah orang-orang yang selalu bersege­ra dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mere­ka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. Dan mereka ada­lah orang-orang yang khusyuk kepada kami.” (QS: al-Anbiyaa’: 90)

Doa para Nabi dikabulkan Allah. Karena Nabi selalu me­nyandang tiga sifat sebagai syarat dikabulkan doanya;

1. Selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik.
2.Berdoa dengan (perasaan) harap dan cemas. Berharap agar doanya dapat terkabul dan cemas kalau doanya tidak dikabulkan.
3. Selalu khusyu, tunduk, dan patuh kepada Allah

semoga kita semua bisa mengambil faedah dari nasihat beliau dan mendapatkan keberkahan lantaran beliau.


--


Yang Anda Harus Tahu : Sudah Ikhlaskah Puasa Kita?


Saah satu amalan dalam islam baik sunah maupun wajib adalah puasa.
Puasa merupakan salah satu pilar ibadah yang memiliki pahala dan rahasia besar dibaliknya.

Walau demikian, Allah tidak menerima amalan apapun itu, melainkan yang ikhlas karena Allah semata.

Lantas bagaiman apakah puasa kita selama ini sudah ikhlas?

Berikut Nasihat Syech Mutawali Asy Sya’rowi

Pertanyaan;
Bagaimana bisa menentukan bahwa puasa seseorang itu ikhlas atau tidak?

Jawab:

Puasa adalah salah satu ibadah utama yang dimuliakan Allah. Hanya Allah sendirilah yang memberi nilai dan pahala atas ibadah seseorang.
Kita wajib menjaga dan memelihara agar puasa kita bersih, suci, dan murni, semata-mata untuk-Nya. Setiap perintah kita terima sebagai perintah.
Kita lakukan apa yang harus untuk dikerjakan dan kita tinggalkan apa yang diperintah untuk dijauhkan.

Hikmah dari pelaksanaan perintah itu hanya Allah yang tahu. Seorang anak sakit, periksakan ke dokter lalu diberi obat Apakah anak kecil itu tahu hikmah dari obat pahit yang harus ia telan untuk penyembuhannya? Dokter tentu tahu hikmah dari obat itu.
Berhati-hatilah dalam mengaitkan hukum Allah dengan sebab atau alasan.

Baca Juga:


Berpuasa karena bisa menyembuhkan pe­nyakit atau berpuasa karena bisa menurunkan berat badan. Yang demikian ini bukan ibadah dan karenanya tidak akan ikhlas.
Sebab dia puasa karena ingin mendapat tujuan samping­annya saja.


Orang yang ikhlas berpuasa dasarnya karena iman. Puasanya hanya semata menjalankan perintah.


--

MAU DICINTAI ALLAH? INI RAHASIANYA






Semua orang tentu ingin mendapatkan cinta Allah. Dan tahukah anda, untuk mendapatkan cinta Allah ternyata ada rahasianya?


Baca terus, dan anda akan menemukan rahasia itu.

Sesungguhnya di antara sebab yang bisa mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah membaca al Qur`an dengan khusyu’ dan berusaha memahaminya.

Sehingga tidak mengherankan, apabila kedekatan dengan al Qur`an merupakan perwujudan ibadah yang bisa mendatangkan cinta Allah.

Para salafush-shalih, ketika membaca al Qur`an, mereka sangat menghayati makna ini. Sehingga ketika membaca al Qur`an, seolah-olah seperti seorang perantau yang sedang membaca sebuah surat dari kekasihnya.

Al Hasan al Basri berkata,”Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap al Qur`an adalah surat-surat dari Rabb mereka. Pada malam hari, mereka selalu merenunginya, dan akan berusaha mencarinya pada siang hari.”

Seandainya kita berpikir, sungguh ini merupakan keistimewaan yang luar biasa. Allah Yang Maha Besar, Maha Tinggi, Raja Diraja, mengkhususkan khitab (pembicaraan) dan kalamNya untuk manusia yang penuh dengan kelemahan ini. Allah memberikan kepada mereka kemuliaan untuk berbicara, berkomunikasi denganNya.

Al Imam Ibnul Jauzi berkata,”Seseorang yang membaca al Qur`an, hendaknya melihat bagaimana Allah berlemah-lembut kepada makhlukNya dalam menyampaikan makna perkataanNya ke pemahaman mereka. Dan hendakya ia menyadari, apa yang ia baca bukan perkataan manusia. Hendaknya ia menyadari keagungan Dzat yang mengucapkannya, dan hendaknya ia merenungi perkataanNya.”

Ibnu Shalah berkata,”Membaca al Qur`an merupakan sebuah kemuliaan yang Allah berikan kepada hambaNya. Dan terdapat dalam riwayat, bahwa para malaikat tidak mendapat kemuliaan ini, tetapi mereka sangat antusias untuk mendengarkannya dari manusia.”

Kemuliaan ini akan lebih sempurna apabila disertai keikhlasan. Karena ikhlas (sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi) merupakan kewajiban utama bagi pembaca al Qur`an. Dan seharusnya ia menyadari, bahwa dirinya sedang bermunajat kepada Allah.

Perhatikanlah!



Allah telah memberikan izin kepadamu untuk bermunajat kepadaNya. Dengan demikian, berarti Allah telah memberikan rahasia cintaNya kepadamu. Dan al Qur`an, merupakan bukti kecintaanNya.

Karena al Qur`an memberikan petunjuk tentang Allah dan yang dicintaiNya. Maka, tentu cinta kepadaNya merupakan jalan hati dan akal untuk mengetahui sifat-sifat Allah dan hal-hal yang dicintaiNya.

Melalui al Qur`an, kita bisa mengetahui nama-namaNya, apa yang layak dan yang tidak layak bagiNya, serta (mengetahui) secara rinci syari’at yang diperintahkan dan yang dilarang Allah, dan mengantarkan seseorang menuju cinta dan ridhaNya.

Oleh karena itu, ada di antara para sahabat berusaha untuk mendapatkan kecintaan Allah dengan membaca satu surat. Dia renungi dan dia cintai; yaitu surat al Ikhlash, yang mengandung sifat-sifat Allah. Dia selalu membacanya dalam shalat yang ia lakukan.

Ketika ditanya tentang hal itu, ia menjawab : “Karena ia merupakan sifat Allah, dan aku sangat suka menjadikannya sebagai bacaan”.

Mendengar jawaban itu, Nabi bersabda :

أَخْبِرُوهُ أَنَّ الله يُحِبُّهُ

“Beritahukan kepadanya, bahwa Allah mencintainya”.


Masya Allah, mari kita baca Al Qur’an. Walaupun satu surat saja namun rutin, tentu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Berhadast Kecil Baca Al Qur'an; Boleh Gak Sih?



Sering kali timbul pertanyaan mengenai apakah boleh seseorang yang berhadast kecil membaca al-qur’an? (Perlu di cermati, membaca disini berarti hafalan tanpa memegang mushaf.) Dan bolehkah memegang mushaf al quran saat berhadast?


Berikut ulasan Habib Seggaf Baharun.


Diperbolehkan membaca Al quran di dalam hati bagi seseorang yg memegang hadast kecil, Adapun seorang berjunub, tidak di perbolehkan sama sekali.


Dalil yg menunjukan hal itu ;di riwayatkan oleh sayidina Ali ; “Rasulallah selalu membaca Al quran kecuali dalam keadaan junub ”.


Orang yg berhadas kecil di perbolehkan membaca Al quran di dalam hati. Adapun dalil yg menunjukkan hal tersebut, hadist yg di sampaikan ibnu abbas ketika Rasulullah bermalam di rumah sayyidah maimunah istri beliau, dia berkata; 

ketika tengah malam, Rasulullah bangun dan duduk sambil menghilangkan bekas tidur di wajah dengan tangannya seraya membaca 10 ayat terakhir dari surah Al imron, kemudian beliau bangun menuju …………….., berwudhu dengan sempurna.


Rasullallah membaca Al quran ketika beliau baru saya bangun dari tidur tanpa berwudhu terlebih dahulu, itu menjadi dalil atas di perbolehkannya membaca Al quran bagi orang yg berhadast kecil seperti buang air kecil, buang air besar, dan tidur. Tapi bagaimanapun lebih utama dan lebih sempurna membaca Al quran hendaknya dalam keadaan suci.


Tidaklah tercela dan salah orang yg membaca Al quran dalam keadaan tidak berwudhu, akan tetapi lebih tercela orang yg menyalahkan hadist shahih yg menjadi dalil atas hal tersebut.


Diceritakan di dalam kitab muwatho’ karangan imam malik bahwasanya sayyidina umar ketika itu berada di dalam suatu kelompok dan mereka ketika itu sedang membaca Al quran, kemudian sayidina umar pergi untuk menyelesaikan hajatnya. 


Ketika kembali beliau langsung melanjutkan membaca Al quran tanpa berwudhu terlebih dahulu, salah satu sahabat langsung menegur beliau “wahai amirul mu’minin, apakah engkau membaca Al quran tanpa berwudhu?” lalu beliau menjawab, “siapa yang yang telah berfatwa demikian? Apakah si musailamah?”.


  • Masalah I; Apakah diperbolehkan seseorang yg berhadas kecil membaca Al-quran langsung dari Mushaf? (karna sebelumnya memakai sistim hafalan tanpa melihat langsung).

Berkata lajnah addaimah dalam salah satu jawabannya; Tidak di perbolehkannya membaca Al quran dalam keadaan junub sampai dia mandi besar, baik membaca langsung dari mushaf ataupun di dalam hati, dan tidak di perbolehkan membaca Al-quran langsung dari mushaf kecuali orang yg sudah benar-benar suci dari hadast kecil dan besar.


  • Masalah II; manakah yg paling utama, seseorang membaca Al quran di dalam hati, atau langsung melihat mushaf?

Jawaban;


Ada perbedaan pendapat dari para ulama tentang hal itu, sebagian dari mereka mengutamakan membaca Al quran di dalam hati dari pada langsung melihat mushaf, tapi sebagian besar melarang hal tersebut dan mereka berkata; sesungguhnya membaca Al quran langsung dari mushaf itu lebih utama karna pandangan langsung tertuju pada Al quran dan pandangan yg kontak langsung dengan Al quran mempunyai bekas yg tak terungkapkan.


Dan sebagian ulama lagi menjelaskan masalah ini secara terperinci;



Baca Juga:
8 Adab Ketika Sakit
Anjuran Rasulullah Ketika Anak Kita Lahir


Berkata ibnu katsir dan sebagian ulama, tujuan sebenarnya masalah ini adalah kekhusyu’an, jika dengan membaca Al quran di dalam hati dia mendapat ke khusyu’an maka itulah yg lebih utama untuknya.


Dan jika membaca langsung dari mushaf yg membuat dia lebih khusyu’, maka hal tersebut lebih utama baginya. Akan tetapi jika kedua hal tersebut sama-sama membuatnya khusyu (baik di dalam hati maupun melihat langsung ke mushaf), maka kontak langsung dengan mushaf yg lebih utama. Karna akan lebih jelas dan mempunyai keistimewaan tersendiri.


Berkata syeh Abu zakaria an-nawawi Rohimahullah dalam kitab At-Tibyan: Yang jelas, sesungguhnya nya perkataan dan pekerjaan para salaf sudah terkandung sebagaimana perincian di atas. Dan imam ibnu jauzi berkata; dianjurkankan bagi orang yg memiliki mushaf untuk membaca nya setiap hari walaupun dari surah pendek,agar tidak terbangkalai.




8 ADAB KETIKA SAKIT YANG WAJIB KITA KETAHUI


Setiap insan pasti ingin mendapatkan cinta dari Allah. Adakalanya kita bertanya-tanya bagaimana Allah mencintai kita atau tidak? Allah ridho dengan kita atau tidak?

Adakalanya kita kita berpikir selama kita tidak mendapat musibah, besar kemungkinan kita dicintai dan dilindungi Allah. Benarkah demikian? Berikut adalah Nasihat al Habib Seggaf Baharun yang wajib kita cermati...

Tanda Allah Mencintai Kita

Setiap kali seorang hamba tertimpa musibah, jarang di antara kita yang bersyukur. Malah sebaliknya, kita malah mengadu dan mengeluh,  menjadi kurang sabar dan ada sebagian dari kita malah menyalahkan musibah yang kita hadapi.

Ketahuilah bahwasanya Allah memberi sakit supaya kita lebih mengingatiNya. Karena Allah rindu dengan rintihan dan aduan dari hamba-hambanya.

Seringkali seorang hamba lupa akan penciptNya jika dalam keadaan senang. Dan saat sedikit tertimpa musibah barulah Allah yang dicari-cari, Allah yang di sebut-sebut.

Oleh karena itu, seharusnya kita bersyukur jika diberikan sakit oleh Allah Taala. Karna rasa sakit yang kita rasakan dapat menjadi pelebur dosa dan pengangkat derajat seorang hamba yang beriman.

Sebagian Ulama mengatakan Demam satu hari bisa meleburkan dosa selama setahun.

MasyaAllah, jika kita mendengar kelebihan-kelebihan yang Allah sediakan buat mereka yang sabar, ingin kita meminta supaya diberikan sakit yang berterusan.

Adab Ketika Sakit



Adab Ketika Sakit

Namun untuk mendapatkan kelebihan-kelebihan ini, hendaknya kita menjaga adab-adab ketika sakit diantaranya:
1.     Tidak mengadu sakitnya kepada orang lain untuk mendapatkan perhatian kecuali kepada dokter dengan tujuan berobat.
2.     Tidak mempamerkan sakitnya hingga semua orang mengetahuinya.
3.     Jika terlalu sakit hingga merintih , lebih baik menggantikan rintihan itu dengan zikir kepada Allah.
4.     Sunnah menyibukkan diri dengan mendengarkan cerita orang-orang soleh.
5.     di sunnahkan membaca  ُلاَ إلَهَ إلاَّ أنْتَ سُبْحانَكَ إنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِين
6.     Disunnahkan membaca surah Al-Ikhlas, ayat Kursi, dan ayat terakhir dari surat Al-Hasr.
7.     Dibolehkan mengadu sakit kepada orang lain dengan tujuan supaya didoakan kesembuhannya.
8.     Dibolehkan mengadu dengan tujuan untuk meminta bantuan seseorang untuk mengurusnya.



Banyak Yang Baca:


14 Kiat Membuat Keluarga Harmonis
8 Tanda Hati Yang Sehat
Sholawat Tibbil Qulub Untuk Menyembuhkan Penyakit



Hikmah Sakit

Sakit merupakan hal yang sangat lumrah bagi kaum manusia. Apalagi pada zaman akhir seperti ini, sakit menjadi kebiasaan yang merajalela di mana-mana. Ini merupakan akibat dari makanan dan minuman serba cepat saji yang menjadi favorit masyarakat.

Akan tetapi dalam islam, dalam rasa sakit terdapat banyak hikmah yang terkandung, yang terkait dengan hubungan manusia dan Penciptanya, Allah Ta’ala.

Dalam syari’at islam, manusia dianjurkan dan disunnahkan untuk bersabar. Karena dari sabar itulah kita bisa menambah percikan keimanan yang bersumber dari dalam hati kita. Dan biasanya, ketika orang sudah sembuh dari sakitnya, maka dia akan bertambah ibadahnya.

Juga, ketika sakit, kita akan lebih banyak berdzikir, mengingat Allah SWT, dan bertafakkur memikirkan kuasa Allah SWT. Betapa besarnya anugerah kesehatan yang Dia berikan kepada kita. Andai satu saja jari kita sakit, tidaklah akan nyaman segala aktivitas yang kita lakukan yang terkait dengan tangan.



Ketika orang terkena cobaan berupa sakit, pasti kita akan lebih banyak berdoa. Bahkan orang-orang yang mungkin biasanya tidak pernah berdzikir ataupun berdoa, pastilah akan sangat banyak dzikir dan doa yang terucap dari lisan mereka.



Haruslah kita bersyukur ketika sakit, karena saat itu Allah memberi taufiq kepada kita agar mengingat-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya.



Ketika sakit pula, kita dimakruhkan untuk menunjukkan ketidaksukaan kita dalam bentuk apapun, apalagi mengadu kepada manusia yang sudah pasti tidak dapat menyembuhkan kita. Karena penyakit itu datangnya dari Allah, maka Allah-lah tempat kembalinya.

Maka sepantasnya kita hanya meminta kesembuhan kepada Allah SWT semata. Dan saat kita menunjukkan keluh kesah kita, saat itu juga syaithon akan senang melihatnya. Karena itu berarti kita tidak suka atas apa yang telah Allah berikan kepada kita.

Padahal jika kita menghargai Allah SWT sebagai Pencipta kita, maka harusnya kita selalu senang dan menerima dengan lapang dada atas apapun yang Allah takdirkan untuk kita semua, baik hal yang menurut kita baik, maupun yang buruk.



Kecuali kita mengadu kepada orang lain agar orang itu bisa menyembuhkan kita atas izin Allah, seperti ke dokter yang di mana kita diharuskan untuk memberi apa yang kita alami. Atau menceritakan kepada orang lain agar didoakan oleh orang itu, atau agar kita bisa meminta bantuan darinya.



Pada intinya, agar kita bisa berhasil melewati cobaan sakit, kita harus menjalaninya dengan dibarengi oleh sabar dan syukur. Maka jika kita berhasil melewatinya, Insya Allah kita akan menjadi hamba yang dicintai Allah.

Adakah nikmat lain selain dicintai Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW?


NASEHAT ULAMA

More »

RUMAH TANGGA

More »

WANITA DAN ANAK

More »

KISAH ULAMA

More »

HUKUM

More »

AMALAN

More »