Sering kali timbul pertanyaan mengenai apakah boleh seseorang yang
berhadast kecil membaca al-qur’an? (Perlu di cermati, membaca disini berarti hafalan
tanpa memegang mushaf.) Dan bolehkah memegang mushaf al quran saat berhadast?
Berikut ulasan Habib Seggaf Baharun.
Diperbolehkan membaca Al quran di dalam hati bagi seseorang yg memegang
hadast kecil, Adapun seorang berjunub, tidak di perbolehkan sama sekali.
Dalil yg menunjukan hal itu ;di riwayatkan oleh sayidina Ali ; “Rasulallah
selalu membaca Al quran kecuali dalam keadaan junub ”.
Orang yg berhadas kecil di perbolehkan membaca Al quran di dalam hati.
Adapun dalil yg menunjukkan hal tersebut, hadist yg di sampaikan ibnu abbas
ketika Rasulullah bermalam di rumah sayyidah maimunah istri beliau, dia
berkata;
ketika tengah malam, Rasulullah bangun dan duduk sambil menghilangkan bekas tidur di wajah dengan tangannya seraya membaca 10 ayat terakhir dari surah Al imron, kemudian beliau bangun menuju …………….., berwudhu dengan sempurna.
ketika tengah malam, Rasulullah bangun dan duduk sambil menghilangkan bekas tidur di wajah dengan tangannya seraya membaca 10 ayat terakhir dari surah Al imron, kemudian beliau bangun menuju …………….., berwudhu dengan sempurna.
Rasullallah membaca Al quran ketika beliau baru saya bangun dari tidur
tanpa berwudhu terlebih dahulu, itu menjadi dalil atas di perbolehkannya
membaca Al quran bagi orang yg berhadast kecil seperti buang air kecil, buang
air besar, dan tidur. Tapi bagaimanapun lebih utama dan lebih sempurna membaca
Al quran hendaknya dalam keadaan suci.
Tidaklah tercela dan salah orang yg membaca Al quran dalam keadaan tidak
berwudhu, akan tetapi lebih tercela orang yg menyalahkan hadist shahih yg
menjadi dalil atas hal tersebut.
Diceritakan di dalam kitab muwatho’ karangan imam malik bahwasanya
sayyidina umar ketika itu berada di dalam suatu kelompok dan mereka ketika itu
sedang membaca Al quran, kemudian sayidina umar pergi untuk menyelesaikan
hajatnya.
Ketika kembali beliau langsung melanjutkan membaca Al quran tanpa berwudhu terlebih dahulu, salah satu sahabat langsung menegur beliau “wahai amirul mu’minin, apakah engkau membaca Al quran tanpa berwudhu?” lalu beliau menjawab, “siapa yang yang telah berfatwa demikian? Apakah si musailamah?”.
Ketika kembali beliau langsung melanjutkan membaca Al quran tanpa berwudhu terlebih dahulu, salah satu sahabat langsung menegur beliau “wahai amirul mu’minin, apakah engkau membaca Al quran tanpa berwudhu?” lalu beliau menjawab, “siapa yang yang telah berfatwa demikian? Apakah si musailamah?”.
- Masalah I; Apakah diperbolehkan
seseorang yg berhadas kecil membaca Al-quran langsung dari Mushaf? (karna
sebelumnya memakai sistim hafalan tanpa melihat langsung).
Berkata lajnah addaimah dalam salah satu jawabannya; Tidak di
perbolehkannya membaca Al quran dalam keadaan junub sampai dia mandi besar,
baik membaca langsung dari mushaf ataupun di dalam hati, dan tidak di
perbolehkan membaca Al-quran langsung dari mushaf kecuali orang yg sudah
benar-benar suci dari hadast kecil dan besar.
- Masalah II; manakah yg paling
utama, seseorang membaca Al quran di dalam hati, atau langsung melihat
mushaf?
Jawaban;
Ada perbedaan pendapat dari para ulama tentang hal itu, sebagian dari
mereka mengutamakan membaca Al quran di dalam hati dari pada langsung melihat
mushaf, tapi sebagian besar melarang hal tersebut dan mereka berkata;
sesungguhnya membaca Al quran langsung dari mushaf itu lebih utama karna
pandangan langsung tertuju pada Al quran dan pandangan yg kontak langsung
dengan Al quran mempunyai bekas yg tak terungkapkan.
Dan sebagian ulama lagi menjelaskan masalah ini secara terperinci;
Baca Juga:
8 Adab Ketika Sakit
Anjuran Rasulullah Ketika Anak Kita Lahir
Berkata ibnu katsir dan sebagian ulama, tujuan sebenarnya masalah ini
adalah kekhusyu’an, jika dengan membaca Al quran di dalam hati dia mendapat ke
khusyu’an maka itulah yg lebih utama untuknya.
Dan jika membaca langsung dari mushaf yg membuat dia lebih khusyu’, maka
hal tersebut lebih utama baginya. Akan tetapi jika kedua hal tersebut sama-sama
membuatnya khusyu (baik di dalam hati maupun melihat langsung ke mushaf), maka
kontak langsung dengan mushaf yg lebih utama. Karna akan lebih jelas dan
mempunyai keistimewaan tersendiri.
Berkata syeh Abu zakaria an-nawawi Rohimahullah dalam kitab At-Tibyan:
Yang jelas, sesungguhnya nya perkataan dan pekerjaan para salaf sudah
terkandung sebagaimana perincian di atas. Dan imam ibnu jauzi berkata;
dianjurkankan bagi orang yg memiliki mushaf untuk membaca nya setiap hari
walaupun dari surah pendek,agar tidak terbangkalai.
EmoticonEmoticon