gambar diskusi
Dalam hal apapun terkait dengan aktivitas
sehari-hari, agama Islam memperhatikannya dengan dengan menetapkan sopan santun
didalamnya dan adab-adab terkait dengannya termasuk adab berdiskusi, yaitu
sebagai berikut:
1.
Memikirkan dahulu apa yang akan dikatakan. Itulah
sifat seorang mu’min, menjadikan akalnya di depan lidahnya. Artinya sesuatu
yang akan diucapkannya dipikirkan terlebih dahulu apakah termasuk yang
bermanfaat ataukah tidak, dapat menyakiti orang lain atau tidak, dan mengandung
dosa atau tidak.
2.
Tidak berbicara kecuali kebaikan atau yang mengandung
unsur pahala, bukan sebaliknya yang mengandung unsur dosa. Sebagaimana kita
diharamkan berbicara dengan yang mengandung unsur dosa seperti ghibah, namimah,
merendahkan orang lain, mengejek dan lain sebagainya, begitu pula haram hukum
mendengarnya.
3.
Bertutur kata dengan lembut dan penuh sopan santun.
4.
Berusaha mendengarkan dengan baik apa yang diucapkan
oleh teman diskusinya.
5.
Tidak memotong ucapan teman diskusinya sebelum dia
selesai dari ucapannya.
6.
Tidak menampakkan bahwasanya apa yang diucapkan oleh
teman diskusinya telah diketahuinya, karena yang demikian itu akan membuat
orang tersebut merasa kurang dihargai. Dan jika ada seseorang yang menyampaikan
kepada kita suatu cerita atau ucapan orang lain akan tetapi tidak seperti yang
diucapkannya, maka hendaknya jangan kita sanggah dengan berkata, “Bukan seperti
apa yang kamu katakan.” Akan tetapi, “ Mungkin yang terjadi itu yang seperti
ini atau seperti itu.” Berbeda kalau misalnya ucapan itu terkait dengan hukum
agama, maka kita harus mengingkarinya akan tetapi harus dengan cara yang baik
sekiranya dia tidak malu di depan orang atau merasa tidak enak kepada kita.
7.
Tidak berbicara kecuali dengan suatu kemanfaaatan dan
menghindari segala ucapan yang tidak bermanfaat.
8.
Tidak bersumpah dalam ucapannya kecuali sangat
dhorurot dan diperlukan.
9.
Menghindari ucapan-ucapan yang bohong karena
kebohongan kontradiksi dengan keimanan. Dengan kata lain seorang mu’min
tidaklah berbohong, akan tetapi kebohongan itu justru tanda-tanda orang
munafik.
10. Tidak berghibah dalam ucapannya, yaitu menyebutkan tentang orang lain
sesuatu yang jika dia mendengarnya dia akan marah kepadanya, baik berupa
perbuatan, ucapan, maupun sebuah perilaku.
11. Tidak banyak bergurau didalam ucapannya.
12. Menghindari ucapan-ucapan yang jorok atau tidak pantas untuk diungkapkan.
13. Menghindari ucapan-ucapan yang tercela.
14. Cepat-cepat kembali kepada kebenaran jika dia merasa ucapannya salah. Dan
yang demikian itu bukan berarti kalah, akan tetapi justru merupakan sebuah
kemuliaan.
15. Jika kita berbicara dalam suatu hal, maka hendaknya fokus didalamnya dan
tidak berpaling darinya hingga tuntas yang sebelumnya.
16. Menghindari segala macam perdebatan didalam berdiskusi, apalagi bukan
mencari kebenaran didalam perdebatan tersebut.
17. Tidak mengangkat suara tanpa diperlukan, karena yang demikian itu akan
menyebabkan ketidaknyamanan bagi yang mendengarnya.
Kesimpulannya adalah kita tidak berucap kecuali
sesuatu yang berguna untuk diri kita dan mengandung unsur pahala serta
meninggalkan segala hal yang mengandung unsur dosa dalam ucapan kita.
Yang demikian itu berdasarkan hadits Nabi berikut ini:
عن أم حبيبة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كُلُّ كَلَامِ ابنِ آدَم عَلَيهِ لَا لَهُ ، إِلَّا أَمرٌ بِمَعرُوفٍ ، أَو نَهيٌ عَن مُنكَر، أَو ذِكرُ الله . (رواه الترمذي
Semua ucapan manusia telah menjadi beban
atasnya kecuali jika hal itu berupa amar ma’ruf dan nahi munkar atau berupa
dzikir kepada Allah SWT. (H.R. Turmudzi)
عن أبي هريرة رضي الله عنه ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : مَن كَانَ يُؤمِنُ بِالله وَاليَومِ الآخِرِ ، فَليَقُل خَيرًا أَو لِيَصمُت. (متفق عليه)
Barangsiapa yang beriman dengan Allah SWT
dan hari akhir, maka hendaknya dia mengucapkan kebaikan atau diam. (Muttafaq
alaih)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: رَحِمَ اللَّهُ امْرَءًا تَكَلَّمَ فَغَنِمَ، أَوْ سَكَتَ فَسَلِمَ. (رواه البيهقي
Semoga Allah SWT merahmati seseorang jika
dia berkata kebaikan maka dia beruntung karenanya, atau dia diam karena sesuatu
yang akan diucapkannya meupakan sebuah keburukan maka dia akan selamat
karenanya. (H.R. Baihaqi)
1 komentar:
Izin copas ya :)
EmoticonEmoticon