Memperbaiki niat dan
berusaha ikhlas didalamnya serta mengevaluasi dan mencermati sebelum kita
melakukan suatu perbuatan merupakan sebuah solusi untuk sukses meraih misi
kehidupan yang sebenarnya, yaitu meraih ridho Allah SWT di dunia maupun di
akhirat. Karena niat merupakan sebuah tonggak dan barometer serta nyawa dari
setiap perbuatan atau pondasi dari setiap amal. Sedangkan semua perbuatan
maupun tindakan dan ucapan, baik buruknya dan sah tidaknya tergantung kepada
niatnya. Sebagaimana sabda Nabi
Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap perbuatan seseorang tergantung kepada niatnya. (Muttafaq ‘alaih)
Maka hendaknya jangan melakukan suatu perbuatan,
tindakan, ucapan maupun yang lainnya, bahkan janganlah terlintas sebuah
lintasan dalam hati kecuali sudah diiringi dengan niat yang baik, yaitu untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencari pahala serta ridho-Nya. Akan
tetapi tidak ada seorang pun yang dapat menerapkannya kecuali karena karunia
daripada Allah yaitu berupa taufik dan hidayah-Nya.
Diceritakan bahwasanya ada seorang raja yang ingin
membangun masjid di negerinya. Dia telah menyatakan dan mengumumkan bahwasanya
tidak ada seorang pun yang membantunya didalam membangun masjid tersebut, baik
dengan harta maupun dengan hal lainnya. Karena dia ingin masjidnya tersebut
semata-mata dibangun dengan hartanya tanpa bantuan siapapun juga. Dia bahkan
memberikan ancaman akan memberikan sanksi bagi mereka yang membantunya. Dan
tatkala sudah selesai pembangunan masjid tersebut, maka diletakkanlah namanya
pada masjid itu.
Suatu malam dia bermimpi seakan-akan telah turun
malaikat dari langit kemudian menghapus nama raja tersebut dari masjid itu. Dan
sebagai gantinya, ditulislah di masjid tersebut nama seorang wanita. Tatkala
dia bangun dari tidurnya, maka dia bangun dalam keadaan ketakutan. Lalu dia
memerintahkan bawahannya untuk melihat apakah namanya di masjid itu masih
terpampang? Maka berangkatlah para pengawalnya dan kemudian mereka kembali dan
memberitahukan bahwasanya namanya masih tetap ada di masjid tersebut seraya
pengawalnya tersebut berkata, “Ini mungkin sebuah bunga tidur saja yang tidak
ada artinya wahai raja.”
Kemudian pada malam kedua, raja tersebut bermimpi
seperti mimpi pada malam pertama. Yaitu turun malaikat dari atas langit dan
menghapus nama raja tersebut dari masjid itu. Dan sebagai gantinya, dia menulis
nama seorang wanita. Pada pagi harinya, dia bangun dari tidurnya dan lagi-lagi
mengirim pengawalnya untuk melihat kembali apakah namanya masih terpampang
didalam masjid itu. Dan tatkala mereka sudah kembali dan memberitahukan
bahwasanya namanya masih tetap ada, maka terheran-heran raja tersebut dengan
apa yang terjadi dalam mimpi pada malam pertama dan malam kedua dan dia marah
karenanya.
Pada malam yang ketiga, terulang lagi mimpinya yang
sama seperti pada malam pertama dan yang kedua. Tatkala raja itu bangun dari
tidurnya dan mengingat benar siapa nama wanita yang mengganti namanya, maka
dicari seorang wanita dengan nama tersebut dan didatangkan kepadanya. Lalu
datanglah perempuan itu. Ternyata dia adalah wanita yang sudah tua, yang sangat
fakir, bahkan tubuhnya gemetaran. Ketika ditanya oleh raja tersebut, “Apakah
kamu membantuku dalam membangun masjid itu?” Maka wanita itu menjawab, “Wahai
raja… aku adalah wanita yang sudah tua dan aku seorang wanita yang fakir. Aku
telah mendengar bahwasanya engkau telah melarang seorangpun membantu dalam
pembangunan masjid itu. Maka aku tidak mungkin untuk membangkang perintahmu.”
Maka raja itu bertanya lagi, “Aku memohon kepadamu dengan nama Allah SWT… apa
yang telah kamu lakukan terkait dengan pembangunan masjid ini?” Maka dia
menjawab, “Demi Allah SWT… Aku tidak melakukan sesuatu apapun terkait dengan
pembangunan masjid ini. Hanya saja…” Lalu dia terdiam. Maka raja tersebut
bertanya, “Hanya saja apa?” Maka kemudian si perempuan itu menjawab, “Hanya
saja pernah suatu waktu ketika aku berjalan di samping masjid itu, aku melihat
seekor unta yang terikat yang sedang memuat bahan bangunan, aku melihatnya sangat
ingin mendekat kepada ember yang berisi air yang tidak jauh darinya untuk
meminumnya. Hanya saja dia tidak dapat mendekatinya karena dia terikat dengan
tali yang diikat ke kayu. Padahal aku melihatnya sangatlah haus dan sangat
menginginkan air itu. Maka kemudian aku bangkit untuk mendekatkan air tersebut
kepada unta itu sehingga dia dapat meminumnya. Hanya itu yang dapat aku lakukan
terkait dengan masjid ini.” Maka kemudian raja itu berkata, “Maha suci Allah
SWT… Engkau telah melakukan sesuatu karena Allah SWT, maka Allah SWT
menerimanya darimu. Dan aku melakukan sesuatu bukan karena Allah SWT, tapi aku
melakukannya supaya tertulis namaku , supaya dikatakan masjid itu adalah
masjidku, maka Allah SWT tidak menerimanya dariku.” Maka kemudian raja
memerintahkan nama daripada wanita yang fakir dan tua serta miskin tersebut
menjadi nama masjid itu. Dan dia mendapatkan anugerah ini berkat niatnya yang
baik walaupun tanpa ada tindakan darinya yang menyusahkan dan memenatkannya.
EmoticonEmoticon