Dikisahkan, setiap kali Nabi SAW melintas di depan rumah seorang
wanita tua, beliau selalu diludahi oleh wanita tua itu. Suatu hari, saat Nabi
SAW melewati rumah wanita tua itu, beliau tidak bertemu dengannya. Karena
penasaran, beliau pun bertanya kepada seseorang tentang wanita tua itu. Justru
orang yang ditanya itu merasa heran, mengapa ia menanyakan kabar tentang wanita
tua yang telah berlaku buruk kepadanya.
Setelah itu Nabi SAW mendapatkan jawaban bahwa wanita tua yang
biasa meludahinya itu ternyata sedang jatuh sakit. Bukannya bergembira, justru
beliau memutuskan untuk menjenguknya. Wanita tua itu tidak menyangka jika Nabi
mau menjenguknya.
Ketika wanita tua itu sadar bahwa manusia yang menjenguknya adalah
orang yang selalu diludahinya setiap kali melewati depan rumahnya, ia pun
menangis di dalam hatinya, “Duhai betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap
hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjengukku.”
Dengan menitikkan air mata haru dan bahagia, wanita tua itu lantas
bertanya, “Wahai Muhammad, mengapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku
meludahimu?”
BACA JUGA: 31 KEMULIAAN RASULULLAH SAW
BACA JUGA: 31 KEMULIAAN RASULULLAH SAW
Nabi SAW menjawab, “Aku yakin engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang
kebenaranku. Jika engkau telah mengetahuinya, aku yakin engkau tidak akan
melakukannya.”
Mendengar jawaban bijak dari Nabi, wanita tua itu pun menangis
dalam hati. Dadanya sesak, tenggorokannya terasa tersekat. Lalu, dengan penuh
kesadaran, ia berkata, “Wahai Muhammad, mulai saat ini aku bersaksi untuk mengikuti
agamamu.” Lantas wanita
tua itu mengikrarkan dua kalimat syahadat, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Demikianlah salah satu kisah teladan kesabaran Nabi Muhammad SAW
yang sungguh menakjubkan dan sarat akan nilai keteladanan. Nabi SAW tidak
pernah membalas keburukan orang yang menyakitinya dengan keburukan lagi, tetapi
Nabi justru memaafkannya.
“Dalam syair dikatakan, sabar memang pahit seperti namanya, tetapi
akibatnya lebih manis dari madu. Masih banyak kisah tentang kesabaran Nabi
lainnya yang hendaknya terus digali, lalu disosialisasikan, dan berikutnya
diteladani.”
Semoga kita dapat meneladani sifat beliau yang begitu agung.
Aamiin Ya Mujiibassaa’iliin
JANGAN LUPA SHARE YA...
JANGAN LUPA SHARE YA...
SUMBER: PUSTAKA PEJATEN
EmoticonEmoticon