Kalam hikmah Guru Mulia Kita, Al Alamah Al Arif Billah Al Musnid Al
Imam Al Habib Umar Bin Hafidz tentang menjadikan Rasulullah selalu di hati
kita.
Kita bersyukur kepada Allah swt
karena hingga saat ini Allah swt telah menyambungkan kita dengan sebuah ikatan
yang kuat kepada Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Ketahuilah, bahwa tidak akan dicapai kecintaan kepada Allah swt kecuali melalui kecintaan kita kepada
Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Dalam al-Qur’an disebutkan:
‘Katakanlah, jika engkau mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya
Allah akan mencintaimu. ‘
Tidak ada ‘pintu’ untuk mendapat dan meraih kecintaan dari Allah swt
kecuali melalui ‘pintunya’ Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa
salam.
Karena itu, agar mendapatkan cinta-Nya maka kita harus mencintai
orang yang paling dicintai-Nya, yaitu Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa
shahbihi wa salam.
Telah cukup bukti nyata bagi kita, bahwa orang-orang yang ‘sukses’
itu (para sahabat, auliya’ dan shalihin) telah menjadikan Nabi Muhammad
Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebagai ‘pintu’ untuk meraih
dan menggapai kecintaan Allah swt.
Ciptakanlah rasa rindumu kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa
aalihi wa shahbihi wa salam sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya: ‘Rasulullah
adalah karunia yang paling nyata.’
Dengan perasaan rindu, maka akan membuat amal seseorang menjadi
mulia.
Jika seseorang mempunyai ikatan batin (ta’alluq) dengan
hal-hal yang mulia, niscaya semua amalnya akan ikut menjadi mulia.
Namun sebaliknya, jikalau seseorang memiliki ikatan batin dengan
hal-hal yang rendah, maka seluruh amal bahkan kehidupannya akan menjadi rendah
dan batil.
Lihatlah perasaan kerinduan salah seorang Sahabat Nabi Shalallahu
alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, yaitu Sayyidina Abubakar ash-Shiddiq
kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Ketika itu Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa
salam mendatangi rumah Sayyidina Abubakar di waktu yang tidak seperti biasanya,
kemudian Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam
menyampaikan berita rahasia tentang perintah Allah swt agar beliau Shalallahu
alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berhijrah.
Tanpa berpikir panjang, Sayyidina Abu bakar ash-Shiddiq
bertanya:
‘Apakah aku dapat menemanimu, wahai
Rasulullah? Aku mohon, izinkanlah aku untuk menemanimu wahai junjunganku
.’
Mendengar permintaan Sayyidina Abubakar yang muncul dari hati yang
tulus, Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam pun
mengiyakan.
Baca Juga:
Sebab Doa tak Kunjung di qobul : Syech Mutawwali Menjawab
Baca Juga:
Sebab Doa tak Kunjung di qobul : Syech Mutawwali Menjawab
Kemudian Sayyidina Abubakar menitikkan air mata bahagia karena
kerinduannya yang begitu besar kepada Rasulullah Shalallahu alihi wa aalihi wa
shahbihi wa salam dan ia sadar bahwa dirinya tak akan mampu berpisah dengan
Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Sehingga Sayyidah ‘Aisyah ra yang ketika itu masih sangat belia
usianya berkata:
‘Baru kali ini aku melihat ada orang yang
menangis karena bahagia.’
--------------------------------------
Sumber:
Penyeru Ajaran Suci Sang Nabi – Habib Umar bin Hafidz
Betapa
mulianya nasihat ini. Baca, hayati dan rasakan, maka kita akan merasakan ada
“sesuatu” yang terasa di dada kita.
Semoga kita
bisa mengambil keberkahan dari nasihat ini. Dan mendapatkan keberkahan dari
beliau Al Imam Al Habib Umar bin Hafid. Amin.