“Takutlah
kalian kepada firasat seorang mukmin. Sesungguhnya seorang mukmin dapat melihat
dengan cahaya Allah.”
( Hadits )
“Dahulukanlah perintah Allah SWT dan ketaatan
kepada orang yang telah diwajibkan oleh Allah SWT dari segala sesuatu dan
selamanya dalam semua urusan. Janganlah kalian mendahulukan ketaatan kepada
para thagut yang tertipu oleh dunia yang semu, daripada ketaatan kepada Allah
SWT. Berhati-hatilah, jangan bergaul dengan para pendosa dan orang-orang yang
tercemar maksiat. Berhati-hatilah bekerja sama dengan orang-orang zalim dan
berdekatan atau berhubungan dengan orang-orang fasik. Waspadalah fitnah mereka
dan menjauhlah dari mereka. Ketahuilah, barang siapa menentang para wali Allah
SWT, mengikuti agama selain agama Allah SWT, dan mengabaikan perintah dan
larangan Wali Allah SWT, ia akan masuk neraka, dan tertimpa kobaran api yang
menyala-nyala.”
( Sayyidina
Ali Zainal Abidin Ra )
“Siapa
yang tidak mengucapkan Ash- Shiddiq dibelakang nama Abu Bakar, Allah swt tidak
akan membenarkan ucapannya.”
( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )
“Sesungguhnya aku berlepas diri dari orang yang
membenci Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khattab. Seandainya berkuasa, aku
akan mendekatkan diri kepada Allah dengan menumpahkan darah orang-orang yang
membenci mereka. Demi Allah, sesungguhnya aku mencintai mereka dan senantiasa
memohonkan ampun mereka. Tidak seorangpun dari ahli baitku, kecuali ia
mencintai mereka.”
( Sayyidina
Imam Muhammad Al-Baqir )
“Jika
engkau menginginkan bagian dari anugerah para wali, berpalinglah dari manusia
kecuali dia menunjukkanmu kepada Allah swt dengan cara yang benar dan tidak
bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah.”
( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili
)
“Seandainya kalian mengajukan permohonan kepada
Allah swt, sampaikan lewat Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali. Kitab Ihya
Ulumuddin Al Ghazali mewariskan Ilmu; sedangkan Qutub Qulub Al Makki mewariskan
cahaya kepada kalian.”
( Sayyidina
Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )
“Alangkah
mudah bagi seorang Arifbillah untuk membimbing orang jahil, kadangkala
kebahagiaan abadi dapat diraih hanya lewat sekilas pandangannya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Derajat paling tinggi disisi para Auliya Allah
swt yang utama, adalah Tawadhu dan Khumul ( menutupi keistimewaan diri ).”
( Sayyidina
Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Ridhalah
atas maqam apapun yang Allah berikan kepadamu. Seorang Sufi berkata, “selama lebih
40 tahun aku tidak pernah merasa benci pada maqam yang Allah berikan kepadaku.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )
“Di antara hal yang mendorongku untuk menulis buku
ini (Al-Qirthos fi Manaqibil ‘Atthas) adalah apa yang disebutkan pengarang kitab
A’malut Tarikh : Barang siapa menulis seorang wali Allah SWT maka kelak di hari
kiamat ia akan bersamanya. Dan barang siapa membaca nama seorang wali Allah SWT
dalam kitab Tarikh dengan rasa cinta, maka ia seakan-akan menziarahinya. Dan
barang siapa menziarahi wali Allah SWT, maka semua dosanya akan diampuni Allah
SWT, selama ia tidak mengganggu seorang muslim pun dalam perjalanannya.”
( Habib Ali
bin Hasan Al-‘Atthas )
“Di
dunia ini aku tidak pernah iri kepada seorang wali, raja atau lainnya; aku hanya
iri kepada orang yang mengikuti salaf dan meneladani Nabi saw. Kebaikan
terletak dalam mengikuti Salafus Saleh, mempelajari buku-buku mereka, dan
meneladani ibadah, adab, akhlaq dan perilaku mereka. Orang yang mengikuti salaf
tidak akan salah dan lelah.
( Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Ahmad bin Hasan
Al-‘Aththas )
“Ikutilah Salaf! Barang siapa ingin beribadah
kepada Allah swt, hendaknya bertanya bagaimana cara Salaf beribadah. Barang
siapa ingin mengajar atau belajar, memberi manfaat atau mengambil manfaat, maka
hendaknya ia bertanya bagaimana cara Salaf melakukan semua itu, dan tidak
mengikuti jalan pikirannya sendiri.”
( Al-Imam
Al-Qutb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-‘Aththas )
“Musibah
pertama yang menimpa masyarakat adalah peremehan mereka terhadap usaha
menghafal Al-Qur’an. Musibah kedua adalah berpalingnya mereka dari buku-buku
Salaf.”
( Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Ahmad bin Hasan
Al-‘Aththas )
“Setiap zaman ada 124.000 wali dan setiap wali
mewarisi hal dari Nabi SAW. Di antara mereka ada yang tahu dirinya wali, tapi
ada juga yang tidak tahu.”
( Imam Qutb
Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )
“Jika
kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu’ dan wara’, lalu kau
bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya, keadaanmu dengan
keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan kekuranganmu. Setelah itu akan
mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan perbuatanmu yang salah, lahir maupun
batin. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang
saleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan selain mereka. Sebab watak
seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak kau temukan teman duduk
yang saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua prilaku kaum
sholihin.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas
)
"Aku teringat pada suatu kalam seorang shaleh
yang mengatakan; Tidak ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan
mereka mengkaji buku-buku sejarah Kaum Sholihin dan berkiblat pada buku-buku
modern dengan pola pikir moderat. Wahai saudara-saudarku! Ikutilah jalan
orang-orang tua kita yang sholihin, sebab mereka adalah orang-orang suci yang
beramal ikhlas. Ketahuilah Salaf kita tidak menyukai ilmu kecuali yang dapat
membuahkan amal sholeh."
( Imam Qutb
Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf )
EmoticonEmoticon