1. Jika aku melihat seseorang
yang ahli hadits, seakan-akan aku melihat seseorang dari sahabat Nabi saw.
Mereka telah menjaga untuk kita keaslian sunnah Nabi Muhammad saw, maka mereka
berhak mendapat pujian dari kita. Dan fiqih adalah tuannya ilmu, karena
dengannnya hadits dapat dipahami.
2. Tujuan dari
ilmu adalah mengamalkannya, maka ilmu yang hakiki adalah yang terefleksikan
dalam kehidupannya, bukannya yang bertengger di kepala.
3. Satu
hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang berilmu dan yang dapat menghilangkan
posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika ia tidak mempunyai kawan.
4. Jangan
sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara atau tempat yang yang disana tidak ada
orang yang ahli dibidang fiqih sebagai tempat kamu untuk menanyakan masalah
agama, dan juga tidak ada dokter yang dapat menjelaskan kondisi kesehatanmu.
5. Tidak
ada satupun ilmu yang ingin aku pelajari setelah aku memahami tentang masalah
halal dan haram, kecuali ilmu kedokteran, tapi mengapa kita jauh terbelakang
disbanding dengan orang-orang nasrani?
6. Jika engkau
melihat seseorang berjalan di atas air dan bisa terbang di udara, maka
janganlah kehebatan itu menjadikan kalian lengah dan terheran-heran kepadanya
sampai kamu mengetahui secara persis atas apa yang di kerjakannya itu
berlandaskan pada Al-Qur’an dan as-sunnah.
7. Jika
rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka lihatlah keridhaan siapa yang kau
harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi mana yang kau benci. Maka jika
engkau memikirkan satu di antara kedua hal ini, niscaya akan hadir di depan
matamu apa yang sudah kamu lakukan.
8. Tawadhu’
adalah perkara yang sangat diidam-idamkan. Orang yang paling tinggi
kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukannya sendiri. Akan tetapi
tawadhu’ dihadapan orang yang tidak bisa menghargai orang lain merupakan bentuk
kezhaliman terhadap diri sendiri.
9. Menghindarkan
telinga dari mendengar hal-hal yang tidak baik merupakan suatu keharusan,
sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya dari ungkapan buruk.
10. Kedermawanan dan kemuliaan adalah
dua hal yang dapat menutupi aib.
11. Kesabaran
adalah akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala
rintangan.
12. Takabur ( sombong ) adalah akhlak
tercela.
13. Bid’ah
itu terbagi menjadi dua macam : segala sesuatu yang baru dan tidak sejalan
dengan kitab, sunnah, atsar, ijma’ itu merupakan bid’ah dhalalah ( bid’ah yang
sesat ). Sementara jika sesuatu yang baru itu tidak berseberangan dengan
Al-Qur’an, hadits, atsar dan ijma’, maka sesuatu yang baru itu disebut bid’ah
hasanah ( bid’ah yang baik ).
14. Cukuplah ilmu itu menjadi
keutamaan bagi seseorang, ia bangga manakala disebut sebagai orang berilmu. Ia
juga disebut bodoh manakala meninggalkan bagian dari pengetahuannya, dan jika
kata bodoh itu ditujukan kepadanya, tentu ia akan marah.
15. Pekerjaan
terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit; Menjauhi
dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.
16. Barangsiapa yang ingin menjadi
seorang pemimpin, niscaya kedudukan yang didambakannya itu akan
meninggalkannya, dan jika ia telah menduduki jabatan, maka ia akan ditinggalkan
banyak ilmu.
17. Yang
paling nampak pada diri manusia adalah kelemahannya, maka barangsiapa
melihat kelemahan dirinya sendiri, ia akan menggapai keistiqamahan
terhadap perintah Allah swt.
18. Dunia adalah tempat yang licin
nan menggelincirkan, rumah yang hina, bangunan-bangunannya akan runtuh,
penghuninya akan beralih ke kuburan, perpisahan dengannya adalah sesuatu
keniscayaan, kekayaan di dunia sewaktu-waktu bisa berubah menjadi kemiskinan,
bermegah-megahan adalah suatu kerugian, maka memohonlah perlindungan Allah swt,
terimalah dengan hati yang lapang segala karunia-Nya.
Jangan terpesona dengan kehidupanmu di dunia
sehingga meninggalkan kehidupan Akhirat. Ketahuilah, sesungguhnya hidupmu di
dunia akan sirna, dindingnya juga miring dan hancur, maka perbanyaklah
perbuatan baik dan jangan terlalu banyak berangan-angan.
19. Menganggap
benar dengan hanya satu pandangan merupakan suatu bentuk ketertipuan.
Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat dari pada berkelebihan dan
penyesalan. Melihat dan berpikir, keduanya akan menyingkap keteguhan hati dan
kecerdasan.
Bermusyawarah
dengan orang bijak merupakan bentuk kemantapan jiwa dan kekuatan mata hati.
Maka, berpikirlah sebelum menentukan suatu ketetapan, atur strategi sebelum
menyerang, dan musyawarahkan terlebih dahulu sebelum melangkah maju ke depan.
20. Kebaikan itu ada di lima perkara : kekayaan
hati, bersabar atas kejelekan orang
lain, mengais rezeki yang halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah swt.
21. Pilar
kepemimpinan itu ada lima : perkataan yang benar, menyimpan rahasia, menepati
janji, senantiasa memberi nasihat dan menunuaikan amanah.
22. Keluarga manapun yang
wanita-wanitanya tidak pernah bertemu dengan laki-laki yang bukan anggota
keluarga, dan laki-lakinya tidak pernah bertemu dengan wanita-wanita yang bukan
dari keluarganya, niscaya akan ada dari anak-anak mereka yang bodoh.
23. Keridhaan
semua manusia adalah satu hal yang mustahil untuk dicapai, dan tidak ada jalan
untuk terselamatkan dari lidah mereka, maka lakukanlah apa yang bermanfaat
untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya.
24. Kesia-siaan seorang Alim adalah
ketika dia tidak mempunyai kawan, dan kesia-siaan seorang yang bodoh adalah
pikirannya yang dangkal. Dan yang lebih sia-sia dari keduanya adalah seorang
yang punya kawan namun tak berakal.
25. Barangsiapa
yang dipancing untuk marah, namun ia tidak marah, maka dia tak ubahnya keledai,
dan barangsiapa yang diminta keridhaannya namun tidak ridha, maka dia adalah
syetan.
26. Terimalah dariku tiga hal :
a.
Jangan berbicara panjang lebar tentang
sesuatu yang tidak baik perihal Sahabat Rasulullah saw, karena kelak Rasulullah
saw nantinya yang akan menjadi seterumu.
b.
Janganlah kamu sibukkan dirimu dengan
ilmu kalam, sesungguhnya aku telah melakukan kajian dengan ahli ilmu kalam dan
mereka telah melakukan ta’thil ( meniadakan sifat Allah swt ).
c.
Dan jangan menyibukkan dirimu dalam
nujum ( ramalan dengan bintang ).
27. Kenyang itu akan membuat badan jadi berat,
mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, mengajak tidur dan melemahkan
ibadah.
28. Engkau harus berlaku Zuhud, sesungguhnya
zuhudnya orang yang zuhud itu lebih baik dari perhiasan yang ada pada tubuh
wanita yang menawan.
29. Dasar ilmu adalah kemantapan dan buahnya adalah
keselamatan. Dasar Wara’ ( menjaga diri dari sesuatu yang meragukan ) adalah
Qona’ah ( menerima karunia Allah swt dengan dada yang lapang ) dan buahnya
adalah ketenangan batin.
Dasar Kesabaran adalah keteguhan hati dan
buahnya adalah kemenangan. Dasar suatu Aktifitas adalah Taufiq ( pertolongan
Allah swt ) dan buahnya adalah kesuksesan. Dasar Tujuan akhir dari segala
Perkara adalah Shidiq ( benar ).
30. Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang
lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan
yang tidak baik, maka posisikan dirimu di antara keduanya.
31. Jadikanlah diam sebagai sarana atas
pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir.
32. Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah
mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak
memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya.
33. Jika engkau mendengar sesuatu yang engkau benci
tentang sahabatmu, maka jangan tergesa-gesa untuk memusuhinya, memutus tali
persahabatan, dan kamu menjadi orang yang telah menghilangkan suatu keyakinan
dengan keraguan.
Tetapi temuilah dia! Dan katakan kepadanya,
“Aku mendengar kamu melakukan ini dan itu….?” Tentunya dengan tanpa
memberitahukan kepadanya siapa yang memberi informasi kepadamu.
Jika ia mengingkarinya, maka katakan
kepadanya, “Kamu lebih jujur dan lebih baik”, cukup kalimat itu saja dan jangan
menambahi kalimat apapun. Namun jika ia mengakui hal itu, dan ia mengemukakan
argumentasinya akan hal itu, maka terimalah.
34. Sesungguhnya Hasad itu terlahir dari suatu
kehinaan, lekatnya tabiat, perubahan struktur tubuhnya, runtuhnya temperatur
tubuh dan lemahnya daya nalarnya.
35. Orang yang paling Zhalim adalah mereka yang
melakukan kezhaliman itu pada dirinya sendiri. Bentuk kezhaliman itu adalah :
a.
Orang yang bersikap tawadhu’ ( rendah
hati ) di depan orang yang tidak menghargainya.
b.
Menumpahkan kasih sayangnya kepada
orang yang tidak ada nilai manfaat.
c.
Mendapat pujian dari orang yang tidak
dikenalnya.
36. Siapa yang menginginkan khusnul khotimah
dipenghujung umurnya, hendaknya ia berprasangka baik kepada manusia.
37. Bersihkan pendengaran kalian dari hal-hal yang
tidak baik, sebagaimana kalian membersihkan mulut kalian dari kata-kata kotor,
sesungguhnya orang yang mendengar itu tidak jauh berbeda dengan yang berucap.
Sesungguhnya orang bodoh itu melihat sesuatu
yang paling jelek dalam dirinya, kemudian ia berkeinginan untuk menumpahkannya
dalam diri kalian, andaikan kalimat yang terlontarkan dari orang bodoh itu
dikembalikan kepadanya, niscaya orang yang mengembalikan itu akan merasa
bahagia, begitu juga dengan kehinaan bagi orang yang melontarkannya.
38. Orang yang mengkaji ilmu faraid, dan sampai
pada puncaknya, maka akan tampil sebagai sosok orang yang ahli berhitung.
Adapun ilmu hadits, itu akan tampak nilai
keberkahan dan kebaikannya pada saat tutup usia.
Adapun ilmu fiqih merupakan ilmu yang berlaku
bagi semua kalangan baik muda maupun yang tua, karena fiqih merupakan pondasi
dasar dari segala ilmu.
39. Di antara orang yang tidak mempunyai harga diri
adalah mereka yang dengan mudahnya memberitahukan usianya kepada orang lain,
karena kalau usianya lebih muda, tentu mereka akan menganggapnya rendah dan
jika usianya lebih tua, tentu mereka akan beranggapan bahwa ia sudah pikun.
40. Peranti terbentuknya harga diri itu ada empat :
kemuliaan akhlak, kedermawanan, sikap santun dan ibadah ( yang istiqamah ).
41. Tidak termasuk saudaramu orang yang senang
mencari muka di hadapanmu.
42. Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa
adanya orang yang dicintai dan orang yang dibenci, kalau memang demikian
realitasnya, maka hendaknya ia senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada
Allah swt.
43. Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu,
maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.
44. Karakter umum manusia adalah pelit, termasuk
hal yang menjadi kebiasaannya adalah apabila ada orang yang mendekatinya, maka
ia akan menjauhinya, dan apabila ada orang yang menjauh darinya, iapun akan
mendekati orang itu.
45. Siapa yang memberi nasehat saudaranya di tempat
yang sunyi, maka ia telah melakukan perbaikan pada dirinya, dan siapa yang
memberi nasehat saudaranya di tempat keramaian, sesungguhnya ia membuka aib dan
menghianatinya.
46. Seorang bijak menulis kepada seorang bijak
lainnya : “wahai saudaraku, engkau telah dianugerahi ilmu, maka janganlah kamu
kotori ilmumu dengan gelapnya dosa, sehingga kamu berada dalam kegelapan di saat
para ahli ilmu berjalan dengan suluh ilmunya.
47. Barangsiapa menghendaki akhirat, maka hendaknya
ia ikhlas dalam mencari ilmu.
48. Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan
dalam masalah keturunan, kalau saja kepandaian diukur dalam masalah keturunan,
maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti Fatimah putri Rasulullah saw dan
putri-putri beliau yang lain.
49. Tidak ada orang yang mencari ilmu yang disertai
dengan kemalasan; dan kekayaan menjadikan seseorang beruntung, namun
keberuntungan itu akan melekat dalam diri orang yang senantiasa mencari ilmu
dengan disertai semangat yang tinggi dan prihatin sreta bersanding selalu dengan
Ulama.
50. Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan
ketabahan.
51. Janganlah kamu berkonsultasi kepada orang yang
di rumahnya tidak terdapat makanan, karena hal tersebut menandakan tidak
berfungsinya akal mereka.
52. Bukanlah orang yang berakal itu manakala
dihadapkan kepadanya perkara yang baik dan perkara yang buruk, lantas ia
memilih yang baik, akan tetapi dikatakan orang berakal apabila dihadapkan
kepadanya dua hal yang buruk lantas ia memilih yang paling ringan keburukannya
di antara keduanya.
53. Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas
ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang
merasa aman akan marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah
Allah swt, dialah si-arif.
54. Andaikan semua manusia memikirkan kandungan isi
surah al-Ashr, tentu mereka akan merasa cukup dengannnya.
55. Kalau aku melihat orang yang suka mengikuti
hawa nafsunya, walaupun ia berjalan di atas air, aku tidak akan menemuinya.
56. Barangsiapa mempelajari Al-Qur’an, maka mulia
nilainya. Barangsiapa berbicara tentang fiqih, maka akan berkembang
kemampuannya. Barangsiapa menulis hadits, maka akan kuat hujjahnya. Barangsiapa
mengkaji bahasa, maka akan lembut tabiatnya. Barangsiapa mengkaji ilmu hitung,
maka akan sehat pikirannya. Barangsiapa tidak menjaga jiwanya, maka ilmunya
tidak akan berguna baginya.
57. Perdebatan dalam agama akan mengeraskan hati
dan menimbulkan rasa dendam.
58. Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih
buruk dari kesenangan mereka terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada
mereka untuk berlaku zuhud terhadapnya.
59. Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan
pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah orang orang yang bersungguh-sungguh,
sementara orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari keduanya itu
merupakan bualan saja.
60. Pondasi dasar adalah Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Jika tidak didapati dari keduanya, maka Qiyaslah berlaku. Jika hadits itu
shahih, itulah yang disebut sunnah. Ijma’ itu lebih bisa dipertanggung jawabkan
daripada hadits ahad. Yang diambil dari hadits itu adalah teksnya, namun jika
hadits tersebut mengandung banyak penafsiran, maka carilah yang mendekati makna
teksnya.
61. Mencari ilmu lebih utama daripada shalat
sunnah. Mempelajari hadits itu lebih baik daripada shalat tathawwu.
62. Ilmu terbagi dua ; ilmu kesehatan dan ilmu
agama. Yang dimaksud dengan ilmu agama disini adalah ilmu fiqih, sementara ilmu
kesehatan adalah ilmu kedokteran.
63. Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang
ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia
akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia
akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena (
sulitnya ) ia belajar, dan tidak menyukai pelajaran.
64. Sejelek-jelek bekal menuju ke alam akhirat
adalah permusuhan dengan sesamanya.
65. Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki
jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan
bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.
66. Pelajarilah dengan teliti suatu pengetahuan,
agar engkau tidak kehilangan kedalaman arti kandungannya.
67. Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan
sebagai penghias pengetahuan yang dimilikinya adalah wara’ ( menjauhkan diri
dari sesuatu yang belum jelas ) dan berlaku bijak.
68. Siapa yang merasa bahwa dalam dirinya terkumpul
dua cinta, cinta dunia dan cinta kepada penciptanya, maka ia telah berdusta.
69. Ketahuilah bahwa orang yang jujur kepada Allah
swt, ia akan selamat. Barangsiapa yang bersemangat dengan agamanya, ia pun akan
selamat dari kerusakan, dan barangsiapa yang berlaku zuhud dengan urusan
dunianya, niscaya kelak pahala Allah swt, akan nampak indah di matanya.
70. Barangsiapa terkumpul dalam dirinya tiga sifat,
maka imannya telah sempurna : orang yang menyeru kepada kebaikan dan dia juga
melaksanakannya, melarang pada perbuatan buruk dan dia tidak melakukannya serta
menjaga aturan-aturan yang telah Allah swt tetapkan.
71. Berlakulah zuhud dalam menjalani hidup di dunia,
dan cintailah kehidupan akhirat dan barangsiapa harum bau ( badan )nya, maka
kecerdasannya akan semakin bertambah.
72. Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah
zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan terjalin komunikasi antara
dirinya dengan Allah swt.
73. Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mencapai keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan
menemukan jalannya; maka hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke
haribaan Allah swt.
74. Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang
yang ikhlas.
75. Tak pantas, siapapun mengatakan halal dan haram
kecuali berlandaskan pada pengetahuan. Dan ilmu itu adalah apa yang yang
tertulis dalam Al-Qur’an, hadits, ijma’ ataupun qiyas. Dari dasar inilah
kesemuanya akan terungkap maknanya.
76. Keutamaan itu ada empat :
Pertama : hikmah, dan penopangnya adalah
pemikiran.
Kedua
: iffah ( menjaga harga diri ),
dan penopangnya adalah syahwat.
Ketiga
: kekuatan, penopangnya adalah
kemarahan.
Keempat
: adil, penopangnya adalah kekuatan
jiwa.
77. Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan
kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan jiwanya.
78. Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena
ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri.
79. Mencari-cari kelebihan materi di dunia adalah
hukuman yang Allah swt timpakan kepada ahli Tauhid.
80. Barangsiapa benar dalam berukhuwah dengan
saudaranya, maka kekurangannya akan diterima, kelemahannya akan ditutup dan
kesalahan-kesalahannya dimaafkan.
81. Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu,
maka dia akan mengadu domba dirimu; dan barangsiapa menyampaikan fitnah
kepadamu, maka ia akan memfitnahmu.
82. Tak akan sempurna ( akal ) seorang laki-laki,
kecuali dengan empat hal; beragama, amanah, pemeliharaan dan penjagaan diri,
serta ketenangan dan ketabahan.
83. Rendah hati adalah akhlaqnya mulia, sedang
kesombongan adalah kebiasaan orang tercela. Rendah hati akan menumbuhkan
kecintaan dan lapang dada menerima pemberian Allah swt akan melahirkan
ketenangan jiwa.
84. Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu
kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan ilmu.
85. Aku akan merasa bahagia, jika semua orang
mempelajari ilmu ini, dan sama sekali tidak menyandarkannya padaku.
86. Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku
ketahui dimengerti oleh semua orang, maka dengannya aku mendapat pahala,
meskipun mereka tidak memujiku.
87. Menuntut ilmu membutuhkan tiga hal : memiliki
keterampilan, umur ( waktu ) yang panjang dan mempunyai kecerdasan.
88. Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan
sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan.
89. Siasat manusia jauh lebih dahsyat dari siasat
binatang.
90. Orang yang berakal adalah mereka yang dapat
menjaga dirinya dari segala perbuatan tercela.
91. Seorang hamba yang terjatuh pada perbuatan dosa
selain dosa syirik itu lebih baik daripada ia terkungkung oleh hawa nafsunya.
92. Barangsiapa yang dirinya terkalahkan oleh
kuatnya syahwat dunia, maka ia akan senantiasa menjadi budak ahli dunia; dan
barangsiapa yang qana’ah ( menerima karunianya dengan lapang dada ) maka akan
hilang ketundukannya pada dunia.
93. Tiada kebahagiaan yang menyamai persahabatan
dengan saudara yang satu keyakinan, dan tiada kesedihan yang menyamai
perpisahan dengan mereka.
94. Berapa banyak orang yang telah berbuat
kebajikan kepadamu yang membuatmu terbelenggu dengannya, dan berapa banyak
orang yang memperlakukanmu dengan kasar dan ia memberi kebebasan kepadamu.
95. Barangsiapa yang menghargai dirinya melebihi
kapasitasnya, maka Allah swt akan mengembalikannya kepada nilai sesungguhnya
dalam dirinya.
96. Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka
Allah swt akan membuka penutup kejelekannya.
97. Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang
bodoh, sehingga ia dapat memberi pelajaran kepadanya.
99. Barangsiapa yang ditertawakan karena suatu
masalah, maka ia tidak akan pernah melupakan masalah tersebut.
100. Tingkat tertinggi para Ulama adalah
ketaqwaan, perhiasan mereka adalah akhlaq mulia dan pesona mereka adalah jiwa
yang agung.
101. Jika kalian melihat kitab yang didalamnya ada
catatan tambahan dan perbaikan, maka lihatlah kebenaran yang ada didalamnya.
102. Mereka yang menguasai bahasa arab adalah jin
yang berupa manusia, mereka melihat apa yang tidak dilihat orang lain.
103. Sesungguhnya akal itu punya batas maximal,
sebagaimana mata juga mempunyai batas pandang maximal.
104. Orang yang selalu menjaga dirinya akan
senantiasa bersungguh-sungguh.
105. Pertolongan adalah zakatnya muru’ah.
106. Jika terdapat banyak kebutuhan yang harus
dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan mendesak.
107. Barangsiapa menyimpan rahasianya, maka
kebaikan ada di tangannya.
108. Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka
harus disertai dengan ilmu; dan siapa menghendaki akherat, juga harus dengan
ilmu.
Baca Juga:
---
EmoticonEmoticon