Diantara Nasihat dan kalam beliau
Janganlah kalian menyia-nyiakan persahabatan dengan orang-orang mulia, yaitu
orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi [di sisi Allah], orang-orang yang cahayanya berkilauan.
orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi [di sisi Allah], orang-orang yang cahayanya berkilauan.
Demi Allah, memisahkan diri dari mereka
merupakan suatu kerugian, bagaimana sifat kerugian tersebut jika
pemimpin mereka (Rasulullah) bersabda, “Celakalah orang yang pada hari
kiamat tidak melihatku.”
Sesungguhnya orang yang tidak melihat
kaum sholihin tak akan bisa melihat beliau saw. Orang yang tidak
memandang mereka, tidak akan bisa memandang beliau saw.
Dan orang yang tidak menjalin hubungan dengan mereka tidak akan bisa berhubungan dengan beliau saw. Karena kaum sholihin adalah bagian dari beliau saw, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang sir-nya.
Dan orang yang tidak menjalin hubungan dengan mereka tidak akan bisa berhubungan dengan beliau saw. Karena kaum sholihin adalah bagian dari beliau saw, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang sir-nya.
Merekalah pemegang sir setelah nabi.
Merekalah pewaris, semulia-mulia pewarisnya.
Merekalah pewaris, semulia-mulia pewarisnya.
Mereka itu seperti Sayyidina Abdullah
Al-Haddad yang telah disifatkan oleh Sayidina Ali bin Muhammad Al-Habsyi
dalam qashidahnya :
“Karena dia sejuklah mata hati Nabi Muhammad.
Bagi beliau ia adalah sebaik-baik keturunannya,
panutan para pengikut, kabah orang yang meniti jalan,
dan kebanggaan penduduk desanya.
Nasihat-nasihatnya menebarkan pengetahuan.
Menghinakan si sesat dan si pembuat kerusakan.
Kasih sayangnya meliputi semua umat.
Darinya mereka mengambil manfaat
dengan sebaik-baik pengambilan manfaat.”
Bagi beliau ia adalah sebaik-baik keturunannya,
panutan para pengikut, kabah orang yang meniti jalan,
dan kebanggaan penduduk desanya.
Nasihat-nasihatnya menebarkan pengetahuan.
Menghinakan si sesat dan si pembuat kerusakan.
Kasih sayangnya meliputi semua umat.
Darinya mereka mengambil manfaat
dengan sebaik-baik pengambilan manfaat.”
“Dialah cucu yang bersambung nasabnya dengan
orang-orang mulia yang kemuliaan mereka
dikenal para pejuang dan pemberani.
Dialah penyalur asrar dan ilmu mereka
kepada keluarga dan anak keturunannya.
Maka semua yang bersuluk setelahnya
bersinar dengan cahaya beliau yang benderang.”
orang-orang mulia yang kemuliaan mereka
dikenal para pejuang dan pemberani.
Dialah penyalur asrar dan ilmu mereka
kepada keluarga dan anak keturunannya.
Maka semua yang bersuluk setelahnya
bersinar dengan cahaya beliau yang benderang.”
Cahaya ini tak akan padam. Mengapa? Sebab Allah-lah yang menyalakannya! Itulah sebabnya! Tak ada sebab lain.
Siapakah yang mampu memadamkan cahaya yang telah
dinyalakan oleh Allah SWT? Demi Allah, cahaya itu tak akan padam!
dinyalakan oleh Allah SWT? Demi Allah, cahaya itu tak akan padam!
Tetapi, betapa menyedihkan, di antara
kita terdapat orang-orang yang terhalang dari cahaya itu, yaitu
orang-orang yang enggan masuk ke dalam golongan mereka. Mereka masuk ke
dalam kelompok lain. Habib Ali berkata:
“Siapa tak menempuh jalan leluhurnya
pasti akan bingung dan sesat.
Wahai anak-cucu nabi, tempuhlah jalan mereka.
tapak demi tapak
dan jauhilah segala bid’ah.”
pasti akan bingung dan sesat.
Wahai anak-cucu nabi, tempuhlah jalan mereka.
tapak demi tapak
dan jauhilah segala bid’ah.”
Siapakah yang lebih mengenal Allah
dibanding kaum arifin? Dibanding para imam kita? Siapakah yang lebih
mengenal Rasul SAW dibanding mereka?
Wahai hamba-hamba Allah, pelajarilah
riwayat hidup kaum sholihin. Jalinlah persaudaraaan dan kasih sayang di
antara kalian. Bersiaplah menolong jalan mereka.
Demi Allah, jalan mereka tersebar, bendera mereka berkibar, bukan di negara kalian saja, namun di seluruh penjuru dunia, timur maupun barat, Arab maupun Ajam, Amerika, Eropa maupun Rusia.
Demi Allah, jalan mereka tersebar, bendera mereka berkibar, bukan di negara kalian saja, namun di seluruh penjuru dunia, timur maupun barat, Arab maupun Ajam, Amerika, Eropa maupun Rusia.
Di sana bendera keluarga Sayyidina Habib
Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir akan berkibar, bendera ahli
thoriqoh ini. Mereka memiliki para penolong yang berkedudukan tinggi.
Namun mereka yang tidur, nyenyak dalam tidurnya; yang duduk berpangku
tangan, terus duduk saja. Cukup sudah orang yang terlambat dan
tertinggal. Bangkitlah dengan sidq. Amatilah, apakah perjalanan hidup
mereka telah diterapkan di rumah kalian.
Bagaimana kalian ini?! Kalian mengaku cinta dan memiliki ikatan dengan mereka,
namun di rumah kalian tiap hari yang terdengar hanya berita mengenai orang-orang kafir, orang-orang fasik dan para bintang film?! Setahun penuh tidak pernah ada berita mengenai salaf!
namun di rumah kalian tiap hari yang terdengar hanya berita mengenai orang-orang kafir, orang-orang fasik dan para bintang film?! Setahun penuh tidak pernah ada berita mengenai salaf!
Namun saat ini sinetron, wanita-wanita
fasik dan kafirlah yang mendidik anak-anak kita. Betapa banyak anak
perempuan kita yang meniru wanita-wanita fasik di TV sehingga mereka tak
kenal lagi Fatimah Zahra, bagaimana beliau, bagaimana pakaiannya,
bagaimana kezuhudannya, bagaimana ibadahnya. Mereka tidak lagi mengenal
putri-putri nabi: Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah. Mereka juga tidak tahu
istri-istri nabi: Khodijah binti Khuwailid, Aisyah As-Shiddiqah, dll.
Kalian meniru orang-orang durhaka padahal
kalian muslim, mukmin, memiliki kebesaran, kebanggaan dan kemuliaan.
Kalian mengganti teladan yang telah diridhoi Allah untuk kalian:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik. (QS Al-Ahzab, 33:21)
Apakah kalian berniat mengganti
Rasulullah dengan mereka? Teladan apakah yang telah kalian berikan
kepada keluarga dan anak-anak kalian?
Wahai saudaraku, dalam buku catatan amal
tertulis kata-kata yang tidak patut, pandangan yang tidak layak, dan
niat yang tidak pantas, siapakah yang akan menghapusnya? Bertobatlah
kepada Allah.
Dan Dia-lah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan. (QS Asy-Syuura, 42:25)