Do'a Perlindungan Untuk Anak Dan Agar Anak Sholih Yang Wajib Dibaca Ayah Bunda

Do'a Perlindungan Untuk Anak

Langkah selanjutnya untuk mendapatkan putra dan putri yang sholih dan sholihah adalah dengan senantiasa mendoakanya. Doa orang tua yang terus menerus, fokus, sepenuh hati pasti akan diqobul oleh ALLAH SWT.

Ada banyak redaksi do’a, berikut kami pilihkan untuk anda. 

Baca Juga:


بسم الله الرحمن الرحيما اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَاَ للّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللّٰهِ, عَدَدَ مَا فِيْ عِلْمِ اللّٰهِ,

Bismillahir rohmanir-rahiim. Alhamdulillahi rabbal ‘alamin Allahumma shalli wa salim ‘alaa sayidina Muhammad miftahul baabi rahmatillah ‘adada maa fii ‘ilmillaahi,
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.Ya Allah limpahkanlah sholawat dan salam kepada Sayidina Muhammad, pembuka pintu rahmat Allah, Sebanyak pengetahuan Allah,

صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِ مُلْكِ اللّٰهِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.

shalaatan wa salaaman daimayni bidawaami mulkillaah, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi
sholawat dan salam yang selalu tercurah sekekal kerajaan Allah dan juga kepada keluarga dan para sahabatnya

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابِ.

Rabbaaj’alnii muqiimash shalaawati wa min dzurriyyatii rabbanaa wa taqabbal du’aa-I, Rabbanaghfirlii waliwalidayya wal mukminina yaumal hisaab
Ya Allah jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang selalu mendirikan sholat. Ya Allah, kabulkanlah doaku. Yaa Allah ampuni kami dan kedua orang tua kami serta kaum mukmin di hari penghisaban

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

Rabbanaa hablanaa min ‘azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata’ayunin waj’alnaa lilmuttaqiina ìmaamaa
Ya Allah jadikanlah istri/suami (pasangan) dan keturunan kami sebagai buah hati kami dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa.

رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَتِيْ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

Rabbi āwzi’nii ān asykura ni’matakal latii ān’amta ‘alayyaa wa ‘alaa waalidayya, wa-ān ā’mala shalihaan tardhaahu wa āshlih lii fii dzurriyyatii, innii tubtu ìlayka wa ìnnii minal muslimiin
Ya Allah berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat beramal sholeh yang Engkau ridhoi, jadikanlah keturunanku orang-orang yang soleh, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

Aù‘dzu bikalimaatillaahit-taammaati, min syarra kulla syaythaani wa haammatin, wa min kulla ‘aynin lammatin 
Yaa Allah kuserahkan anak-anakku di bawah naungan perlindungan kalimat Allah yang sempurna dari gangguan setan, marabahaya, dan dari pandangan yang penuh kedengkian

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَوْلاَدِيْ وَاحْفَظْهُمْ وَلاَ تَضُرَّهُمْ وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ وَارْزُقْنِيْ بِرَّهُمْ وَاجْعَلْهُمْ قُرَّةَ عَيْنٍ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَلِوَالِدَيْهِمْ.

 Allahumma baarik fii āwladii , wa la tadhurrahum, wa arzuqnii birrahum, waaj’alhum qurrata’aynin lin-nabiyyi shallaallahu ‘alayhi wa sallam waliwalidayhim ..(3x)
Yaa Allah berkahilah anak-anakku,  janganlah Engkau celakakan mereka, karunialah aku ketaatan mereka, jadikanlah mereka buah hati Nabi Muhammad SAW dan kedua orang tua mereka.

اَللَّهُمَّ فَقِّهْهُمْ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُمُ التَّأْوِيْلَ وَاهْدِهِمْ إِلَى سَوَاءِ السَّبِيْلِ.

Allahummaftah ‘alayhim futuuhal ‘arifiin, wa faqqah-hum fii ad-diin, wa ‘allamhumul ta’wiil, wahdihim ilaa sawaa-ìs sabiili, waaj’alhum minal ‘ulama-a ìl ‘aamiliin, wa ‘abadikash-shalihiin (3x) 
Yaa Allah berilah mereka ilmu para ‘arifin, jadikanlah mereka faqih (alim) dalam agama, ajarkan mereka pengetahuan takwil, dan tuntunlah mereka ke jalan yang lurus dan benar, dan jadikanlah mereka ulama yang mengamalkan ilmunya, dan masukkanlah mereka ke dalam golongan hamba-Mu yang saleh.

اَللَّهُمَّ أَنْبِتْهُمْ نَبَاتًا حَسَنًا وَاجْعَلْهُمْ هَادِيْنَ مُهْتَدِيْنَ وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الْعُلَمَاءِ الرَّاسِخِيْنَ فِيْ الْعِلْمِ الْعَامِلِيْنَ وَأَوْلِيَاءِكَ الصَّالِحِيْنَ.

Allahumma ānbithum nabaatan hasanan, waaj’alhum hadiina muhtadiin waj’alhum minal ‘ulamar rasikhiina fiil ilmil amiliin wa awliya’ikash shalihin (3x)
Yaa Allah tumbuhkan mereka dengan sebaik-baik pertumbuhan, dan jadikanlah mereka orang-orang yang memberi petunjuk dan mendapat petunjuk, jadikanlah mereka golongan para ulama yang mendalam ilmunya serta mengamalkannya, dan termasuk golongan para wali (kekasih Allah) yang saleh..

اَللَّهُمَّ ارْضَ عَلَيْهِمْ وَأَعِنْهُمْ وَوَفِّقْهُمْ لِمَحَابِّكَ وَطَاعَتِكَ وَمَرْضَاتِكَ وَعَلِّمْهُمْ مَا يَنْفَعُهُمْ وَانْفَعْهُمْ بِمَا عَلَّمْتَهُمْ.

Allahumma ardha ‘alayhim wa waf-faqhum limahaabbaka wa thaa’atika wa mardhatika, wa ‘allamhum maa yanfa’uhum, wan fa’hum bimaa ‘allamtahum  (3x)
Ya Allah Engkau ridhoilah atas mereka, dan Yaa Allah berilah mereka taufik untuk mencintai-Mu, mentaati-Mu, dan mencari keridhoan-Mu. Ajarkanlah kepada mereka semua yang bermanfaat dan berilah mereka manfaat dari semua yang Engkau ajarkan

اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَمِنَ اْلأَذَى وَمِنْ كُلِّ سُوْءٍ.

Allaahummah fazh-hum minal fitan, maazhahara minhaa wa maa bathan, wa min kulla suù‘in (3x) 
Yaa Allah lindungilah mereka dari segala fitnah, baik yang nyata maupun tersembunyi, dan juga dari segala macam kejahatan

اَللَّهُمَّ سَهِّلْ أُمُوْرَهُمْ وَأَصْلِحْ أَحْوَالَهُمْ وَأَعْمَالَهُمْ وَنِيَّاتَهُمْ.

Allahumma sah-hal ùmuurahum, wa āshlih āhwaalahum wa ā’malahum wa niyyaatihim (3x)  
Yaa Allah mudahkanlah urusan mereka, dan perbaikilah keadaan, perbuatan dan niat mereka.

اَللَّهُمَّ أَحْيِهِمْ حَيَاةً طَيِّبَةً فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ.

Allahumma ā’hyihim hayaatan thayyabatan fii dunyaa wal akhirah ...(3x)
Yaa Allah berilah mereka kehidupan yang baik di dunia dan akhirat

اَللَّهُمَّ سَلِّمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ.

Allahumma salamhum wa ‘aafihim wa fu’anhum ...(3x)
Ya Allah selamatkanlah mereka, berilah mereka kesehatan, dan maafkanlah mereka.

اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

Allahumma ā’nhuma alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika.... 
Yaa Allah bantulah mereka agar dapat mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya amal ibadah

اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَهُمْ فِي اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَأَجِرْهُمْ مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ.

Allahumma ā’hsin ‘aaqibatahum fiil umuuri kullahaa, wa ā’jirhum min khizyiid dunyaa wal akhirah  
Yaa Allah, akhirilah semua urusan mereka dengan keberhasilan dan selamatkanlah mereka dari kehinaan dunia dan akhirat

اَللَّهُمَّ مَتِّعْهُمْ بِأَسْمَاعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَقُوَّتِهِمْ فِي سَبِيْلِكَ وَاجْعَلْ هَوَاهُمْ تَبَعًا لِمَا جَاءَ بِهِ حَبِيْبُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Allahumma mata’hum bi-asmaa’ihim wa abshaarihim wa quwwatihim fii sabiilika, waaj’al hawaahum taba’aan limaa jaa-ā bihi habiibuka Muhammad sholaallahu ‘alayhi wasallam 
Yaa Allah jadikanlah pendengaran, penglihatan dan kekuatan mereka menyenangi jalan petunjuk-Mu, dan jadikanlah hawa nafsu (keinginan) mereka patuh pada ajaran yang dibawa oleh kekasih-Mu Muhammad SAW

اَللَّهُمَّ أَطِلْ أَعْمَارَهُمْ فِي طَاعَتِكَ وَمَرْضَاتِكَ وَتَقَبَّلْ مِنْهُمْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَبِاْلإِجَابَةِ جَدِيْرٌ.

Allahumma sallamhum, wa ‘aafihim wa’fu’anhum, wa ā thil ā’marahum fii tha’atika wa mardhaatika, wa taqabbal minhum innaka ‘alaa kulla syai-in qadiir, wa biil ijaabati jadiir
Yaa Allah selamatkanlah mereka, berilah kesehatan dan maafkan mereka, panjangkan umur mereka dalam ketaatan dan keridhoan-Mu, terimalah amal mereka, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Engkau-lah yang patut mengabulkan doa.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Wa shallalláhu `alaá sayyidiná Muhammadin nabiyyil ‘ummi wa `alaa aalihi wa shahbihi wa sallam. Subhaana robbika robbil-‘izzati ‘ammaa yashifuun, Wa salaamun ‘alal-mursaliin, Walhamdulilláhi rabbil `álamin.

Dan semoga Allah selalu melipahkan salawat atas junjangan kita Nabi Muhammad, nabi yang ummiy (yang tidak butuh baca-tulis) dan atas keluarga serta sahabat beliau. Maha Suci Tuhan-Mu – Tuhan Pemilik kemuliaan – dari apa yang mereka (orang-orang kafir) sifati, dan semoga salam / keselamatan tetap tercurah atas para rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan Penguasa sekalian alam. 

SOLUSI MENGHILANGKAN SEGALA KETAKUTAN DAN KEGALAUAN DALAM HATI


Bertawakkal ataupun berpasrah diri kepada Allah SWT serta menyerahkan semua urusan kita kepada-Nya adalah solusi untuk menghilangkan segala macam keraguan, ketakutan, dan kegalauan hati hidup di dunia.
Karena barang siapa yang bertawakkal kepada Allah pasti Allah SWT akan mencukupinya, Allah SWT akan melindunginya, Allah SWT akan memudahkan segala urusannya, bahkan Allah SWT yang akan mengurusnya langsung apapun yang menjadi urusannya.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ ۥۤ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦ‌ۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً۬ا (الطلاق:  ٣

Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah SWT niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (Q.S. At-Tholaq: 3)

Sifat tawakkal termasuk buah dari baiknya sifat tauhid seseorang dan kekokohannya dalam hati serta mencengkramnya di dalam jiwa, sebagaimana Allah SWT berfirman :

رَّبُّ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱتَّخِذۡهُ وَكِيلاً۬ (المزمل: ٩

(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. (Q.S. Al-Muzammil: 9)

Allah SWT didalam ayat tersebut telah memulai dengan menetapkan bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah SWT, Tuhan timur dan Tuhan barat.
Kemudian menetapkan ke-Esaan-Nya tanpa ada sekutu, lalu memerintahkan kita untuk bertawakkal kepada-Nya.
 Itulah perintah Allah SWT kepada seluruh hamba-Nya, yaitu untuk selalu bertawakkal dan berpasrah diri kepada-Nya sebagaimana Allah SWT berfirman dalam ayat yang lainnya:

وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ (المجادلة: ١٠)

Kepada Allah SWT-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal. (Q.S. Al-Mujadalah: 10)

Nabi juga pernah bersabda di dalam haditsnya yang berbunyi:
عن عمر رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: لَو أَنَّكُم تَتَوَكَّلُونَ عَلَى الله حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُم كَمَا يَرزُقُ الطَّيرَ، تَغدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا. (رواه الترمذي

Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah SWT dan berpasrah diri kepada-Nya dengan sebaik-baiknya tawakkal, maka pasti Allah SWT akan memberikan rizki kepada kalian sebagaimana Allah SWT memberikan rizki kepada burung-burungan, dimana mereka pergi dari sarangnya dalam keadaan lapar, kemudian pulang dan kembali ke sarangnya dalam keadaan kenyang. (H.R. Turmudzi)

Dan ketahuilah bahwasanya asal mula tawakkal bermula daripada pengetahuan seseorang bahwa semua urusan sebenarnya berada di tangan Allah SWT. Tidak ada yang dapat memberi manfaat dan tidak ada pula yang dapat memberikan bahaya, apapun yang menyenangkan dan apapun yang menyedihkan, kecuali semuanya itu berasal dan bermuara kepada Allah SWT.
Dan seluruh makhluk kalau seandainya mereka berkumpul dan bersatu padu, baik manusianya maupun jinnya untuk memberikan kemanfaatan kepada seseorang, maka tidak mungkin mereka akan melaksanakannya, kecuali dengan sesuatu ketetapan yang telah Allah SWT tetapkan kepadanya.
Dan tidak mungkin mereka juga untuk memberikan suatu marabahaya kepada seorang manusia pun, kecuali jika Allah SWT telah menetapkannya.

Dan perlu diketahui bahwa syarat sahnya tawakkal kita adalah kita tidak bermaksiat karenanya dan menjauhi segala hal yang dilarangnya serta selalu melazimi apapun yang diperintahnya dengan bersandar kepada Allah SWT dalam semua itu dan memohon bantuan serta pertolongan-Nya dengan selalu meminta taufik dan hidayah-Nya.

Yang demikian itu, tidak sampai mengeluarkan kita untuk tidak mencari sebab daripada sebab-sebab kasab atau mencari penghidupan atau bekerja mencari nafkah, karena mencari nafkah juga diperintahkan Allah SWT guna menjemput rizki yang telah disediakan untuknya.
Memang benar jika seseorang telah baik dan mantap tawakkalnya, maka akan lemah keinginannya untuk masuk ke dalam asbab ad-dunya.

Adapun maqom tajrid yaitu melepaskan diri dari sebab-sebab untuk mencari nafkah adalah sebuah anugerah yang akan Allah SWT berikan setelah kita melalui maqom sabab. 
Hal itu bukan sesuatu yang diusahakan dan diupayakan, tapi itu merupakan sebuah anugerah yang datangnya otomatis daripada Allah SWT ketika seorang manusia telah sampai kepada batas-batas maqom tertentu, karena mencari nafkah untuk diri dan keluarga adalah termasuk kewajiban seorang manusia sebagaimana Nabi telah bersabda:

عن عبدِ اللهِ بنِ عمرو رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قالكَفَي بِالمرْءِ إِثْماً أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يقُوتُ. رواه أبو داود
Cukup seseorang dianggap berdosa jika dia melalaikan dan mengabaikan nafkah orang-orang yang ditanggungnya. (H.R. Abu Dawud)

Begitu pula menyimpan harta untuk esok hari ataupun masa  yang akan datang dan berobat dari segala macam penyakit yang diderita, sama sekali tidak merusak sifat tawakkal dan bertolak belakang dengannya, karena seseorang yang bertawakkal itu sangat mengetahui bahwasanya yang membuat seseorang itu kaya, yang memberikan manfaat dan bahaya hanyalah Allah .

Nabi sendiri tidak pernah menyimpan harta untuk dirinya, apalagi sesuatu yang disimpannya untuk esok hari.
Dan ketika Nabi telah menyimpan sebagian hartanya untuk keluarganya dan yang demikian itu untuk menjelaskan kepada kita bahwasanya itu adalah hal yang lumrah dan diperbolehkan dalam agama.
Adapun Nabi menjawab:  ditanya tentang siapakah 70.000 umatnya yang akan masuk syurga tanpa hisab, maka Nabi bersabda:

قال النبي صلى الله عليه وسلم: هُم الَّذِينَ لَا يَستَرِقُونَ وَلَا يَكتَوُونَ وَلَا يَتَطَيَّرون وَعَلَى رَبِّهِم يَتَوَكَّلُون. رواه البخاري

Mereka adalah orang-orang yang tidak datang kepada dukun, mereka yang tidak ber-ikhtiyar ketika sakit dengan kayy, dan mereka tidak percaya dengan mitos. Dan kepada Allah SWT mereka bertawakkal dan berpasrah diri. (H.R. Bukhori)


Sumber: alhabibsegafbaharun.com


SOLUSI TERHINDAR DARI MAKSIAT: CAPAI MAQOM MUROQOBAH


Maqom muroqobah adalah merasa diri kita selalu diawasi dan dalam pengawasan Allah SWT.
Dan yang demikian itu berdasarkan sabda Nabi SAW bersabda :

(قال صلّى الله عليه وسلم: اُعبُد الله كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِن لَم تَكُن تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. (رواه أبو نعي

Beribadahlah kalian kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan jika kalian tidak dapat melihat-Nya, maka ketahuilah bahwasanya Allah SWT melihatmu. (H.R. Abu Nu’aim)

Ketika seseorang berada dalam maqom muroqobah, yaitu selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap gerakan, diam, kerlipan mata maupun nafasnya, lintasan maupun semua kehendaknya dan didalam semua keadaannya dimana saat itu dia merasa bahwasanya Allah SWT sangat dekat dengannya, melihat semua perilakunya serta mengawasinya dan tidak ada sesuatu apapun yang samar oleh Allah terkait dengannya.
Sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

قال الله تعالى : وَمَا يَعزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثقَالِ ذَرَّةٍ فِى ٱلأَرضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَاءِ (يونس:41

Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit.(Q.S. Yunus: 41)

Dan dalam firman Allah SWT yang lainnya:

قال الله تعالى : وَإِن تَجهَر بِٱلقَولِ فَإِنَّهُ يَعلَمُ ٱلسِّرَّ وَأَخفَى (طه : 7

Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. (Q.S. Thoha: 7)

Dipastikan jika seseorang berada pada maqom muroqobah, dia akan merasa malu untuk melakukan maksiat dan merasa malu untuk meninggalkan ibadah yang diwajibkan kepadanya.
Sehingga maqom muroqobah ini menjadi solusi bagi mereka yang ingin terhindar dari maksiat.
Dan sepantasnya bagi seorang mu’min untuk merasa dalam pengawasan Allah SWT yaitu dalam maqom muroqobah. Karena sesungguhnya Allah SWT bersama kita dimanapun kita berada, selalu mengetahui dan meliputi, serta berkuasa dan selalu memberi petunjuk kepada kita berupa hidayah dan inayah serta penjagaan.
Jika kita termasuk orang-orang yang baik, maka hendaknya kita harus merasa malu kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk tidak tampak kepada-Nya dalam keadaan melanggar perintah-perintah-Nya apalagi sampai melakukan larangan-Nya.
Dan beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kita melihat-Nya. Dan jika kita tidak bisa melihat-Nya, maka ketahuilah bahwasanya Allah SWT selalu melihat kita dan melihat ibadah kita bahkan lintasan hati kita.

Diantara faedah kita berada di maqom muroqobah adalah tatkala kita mendapati diri dalam keadaan malas untuk melaksanakan sebuah ibadah atau condong dalam melakukan sebuah kemaksiatan, maka kita dapat mengingatkannya bahwasanya Allah SWT selalu mendengar dan melihat kita, selalu mengetahui dengan rahasia maupun yang tampak pada diri kita.
Dan jika yang demikian itu tidak berfaedah atau tidak menjerakannya daripada kemalasan dalam beribadah atau kecondongan dalam maksiat, dipastikan orang yang semacam itu adalah orang yang terbatas pengetahuannya dan sedikit sekali ilmu terkait dengan keagungan Allah.
Maka hendaknya dia mengingatkan kepada dirinya dengan adanya dua malaikat yang selalu mencatat semua kebaikan maupun keburukannya dan selalu mengingat firman Allah SWT berikut ini:

قال الله تعالى : إِذ يَتَلَقَّى ٱلمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱليَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌ (١٧مَّا يَلفِظُ مِن قَولٍ إِلَّا لَدَيهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (ق: 17- ١٨
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Q.S. Qaf: 17-18)

Dan jika dengan merenungi dan menghayati serta mencermati arti daripada ayat tersebut pun tidak menggugah hati serta menginsofkannya dari kelalaian dan masih saja malas beribadah dan condong kepada keamaksiatan, maka ingatkanlah dengan dekatnya kematian dan beritahukan kepadanya bahwasanya kematian adalah sesuatu yang tidak ada yang paling dekat dengan kita, sesuatu yang tidak hadir dan yang akan hadir yang paling dekat kepada kita.
Dan takutilah diri kita bahwasanya bisa jadi kematian itu akan datang pada saat kita lalai kepada Allah SWT. Dan jika itu terjadi, maka kita akan terjerumus dalam sebuah keadaan yang sangat merugikan baik di dunia maupun di akhirat sehingga kita akan menyesalinya dengan penyesalan yang tidak ada batas akhirnya.

Dan jika yang demikian itu juga tidak berfaedah, maka ingatkanlah bahwasanya apa yang Allah SWT janjikan kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah kepadanya daripada ibadah yang dilaksanakannya akan berbuah pahala yang besar, ridho Allah SWT selama-lamanya, serta syurga yang tiada tara.
Dan sebaliknya, bagi mereka yang berbuat maksiat, maka akan mendapatkan adzab-Nya serta murka-Nya dan kesengsaraan dalam adzab-Nya yang sangat pedih.
Katakan kepada dirinya, “Wahai jiwaku… tidak ada setelah kematian daripada hal yang diharapkan dan dapat dilakukan!” Katakan pula kepada jiwanya, “Kinilah saatnya bekerja, inilah saat beramal, inilah saatnya untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dan ridho-Nya dan menjauh sejauh-jauhnya dari segala macam perbuatan dosa yang menyebabkan murka Allah kepadanya.”Beritahukan kepada dirinya bahwasanya setelah meninggalkan dunia ini, tidak ada rumah baginya kecuali salah satu daripada dua, yaitu syurga atau neraka.
Maka katakan kepada dirinya, “Wahai jiwaku… jika engkau ingin mendapatkan syurga, paksakan tubuhmu dan dirimu untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya.
Dengan begitu engkau akan mendapatkan keberuntungan berupa ridho Allah SWT dan selama-lamanya berada dalam kenikmatan syurga yang tiada tara serta mendapatkan kenikmatan memandang wajah Allah SWT yang merupakan sebuah kenikmatan yang paling dinanti-nantikan oleh para penghuni syurga.” 

Dan sebaliknya, katakan juga kepada dirinya, “Jika engkau selalu bermaksiat kepada-Nya, maka akhirnya engkau akan berada didalam kenistaan, kehinaan dan kesengsaraan. Serta karenanya, engkau berhak mendapatkan murka daripada Allah SWT dan diharomkan dari segala macam kebaikan-Nya dan berhak mendapatkan keabadian di dalam neraka. Wal ‘iyadzu billah…”

sumber: alhabibsegafbaharun.com
---

NASEHAT ULAMA

More »

RUMAH TANGGA

More »

WANITA DAN ANAK

More »

KISAH ULAMA

More »

HUKUM

More »

AMALAN

More »