3. MODERAT SEBAGAI SALAH SATU INTI DARI AGAMA

3. MODERAT SEBAGAI SALAH SATU INTI DARI AGAMA

MERUPAKAN suatu yang harus tertanam di dalam hati orang-orang Islam bahwa lurus dan moderat merupakan salah satu inti dari agama dan syariat mereka yang suci ini. Juga, meru­pakan ajakan dari Allah kepada mereka melalui Sang Pemimpin makhluk
Maksudnya, keteguhan mereka terhadap agama, kedalaman mereka dalam memahami agama serta upaya mereka untuk mengamalkannya merupakan gambaran dari hakikat kemoderatan dan kelurusan. Sebab, asas dan dasar dari semua ini datang Sisi Tuhan Yang
Mahabijak dan Mahatahu جل جلاله
Pemahaman yang buruk dan ekstrem betul-betul berada di luar jalan yang lurus dan mod­erat, sama halnya dengan sikap lalai dan tidak peduli terhadap hukum-hukum Tuhan Yang Mahabenar سبحانه وتعالى Sikap lalai dan ceroboh, juga sikap ekstrem dan keterlaluan sama sekali ti­dak mencerminkan hakikat dari agama. Sama sekali tidak mencerminkan hakikat dari jalan yang moderat dan lurus.
Yang disebut moderat dan lurus adalah keteguhan yang tinggi dalam mengikuti petun­juk Nabi memegang norma dan aturan-aturan syariat dalam memandang berbagai hal serta dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia, bahkan juga dalam urusan ibadah yang sesuai dengan aturan-aturannya. Moderat inilah yang terlepas dari dua kutub yang sama-sama tercela, yaitu sikap ekstrem dan keterlaluan, atau sikap lalai dan ceroboh.
Dengan demikian, ajakan Rasulullah صلى الله عليه وسلم agar kita bersama dengan barisan orang-orang terbaik dan golongan terbesar dari umat ini— karena macan hanya menerkam kambing yang lepas dari gerombolannya—serta semangat kita untuk mengikuti petunjuk beliau dalam membangun hubungan dengan sesama manusia. Semua itu mencerminkan hakikat dari sikap moderat.Bila hakikat kemoderatan ini hilang, maka hilang pulalah pemahaman yang benar terhadap hakikat-hakikat agama.
Hal itu terjadi karena dua faktor:
Pertama, karena sedikitnya ulama yang melaksanakan peran ini, dan karena mereka tidak memiliki jangkauan yang luas terhadap berba­gai sisi kehidupan.
Kedua, karena adanya gagasan-gagasan kuat yang melemparkan berbagai konsepsi keagamaan yang bertentangan dengan hakikat-nya.Dengan konsepsi salah ini mereka melakukan kiprahnya dengan berbagai macam motivasi.Ada pula yang berangkat dari niat yang baik.
Dengan konsepsi-konsepsi ini mereka memegang ajaran dengan pemahaman yang salah dan sangat jauh dari pemahaman yang benar. Maka, muncullah berbagai macam sikap yang salah, seperti cara pandang negatif, buruk sangka dan perlakuan buruk terhadap orang lain yang jelas-jelas keluar dari batas-batas kemoderatan dalam membangun hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia. Semoga Allah melindungi kita.
Kita memohon kepada Allah agar berkenan memberikan pertolongan untuk menghilangkan dua faktor di atas sekaligus. Hal itu bisa diwujudkan dengan adanya perhatian yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan yang diwariskan melalui jalan yang murni dan bersih. Juga, perhatian yang tinggi untuk menjauhkan sumber-sumber yang menyalakan api pema­haman yang menyimpang dari hakikat Islam. Menjauhkannya agar jangan sampai dilempar-kan kepada generasi muda dan putra-putri kita.
Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz
DARI: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
2. MODERAT MEMILIKI MAKNA YANG LUAS DALAM SYARIAT

2. MODERAT MEMILIKI MAKNA YANG LUAS DALAM SYARIAT

NAMUN demikian, kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “mod­erat” yang hendak kita bicarakan ini. Tidak seperti yang dipahami dengan tergesa-gesa oleh pikiran banyak orang: bahwa moderat itu hanyalah sikap lunak, atau sikap proporsional dalam berinteraksi dengan kelompok-kelompok lain.
Pengertian moderat lebih luas dan lebih besar dari sekadar hal itu. Mustahil bagi Allah, suatu ketika agama-Nya menjadi sasaran pikiran orang-orang yang hendak memonopolinya atau mengarahkannya sesuai keinginan dan tujuan mereka.
Agama mendatangkan keluhuran bagi pikiran, pandangan, gambaran, perilaku, dan pemahaman manusia terhadap berbagai hal. Agama membawa manusia ke puncak kebaikan, keindahan, kesucian, kebeningan dan kemuliaan yang menjadi keistimewaan manusia apabila ia memahami dengan benar hikmah keberadaanya di alam ini serta keagungan Sang Pencipta yang telah mewujudkannya dari ketiadaan. Juga, apabila ia melaksanakan norma-norma hubungannya dengan Tuhan yang telah menciptakannya agar ia bisa menjalani kehidupan ini di bawah cahaya dan pengetahuan ilahi dari Sisi Tuhan yang mengetahui dan menghitung segala sesuatu satu persatu. Seluruh makhluk-Nya adalah seperti difirmankan oleh Allah:

ولا يحيطو ن بشيئ من علمه إلا بما شاء


Artinya: … dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (QS al-Baqarah [2]:255)
Moderatisme yang hendak kita bicarakan adalah sebuah pemahaman yang benar terha­dap hakikat syariat dalam berbagai posisinya yang luhur.Sadar atau tidak, manusia sangat membutuhkan hal ini. Berbagai fenomena ke­hidupan di sekeliling mereka memberikan pesan bahwa mereka membutuhkan syariat; bahwa syariat Islam begitu luhur dan mulia, melebihi apa yang mereka pikirkan dan mereka bayangkan.
Moderatisme yang hendak kita bicarakan adalah berbagai hakikat dari petunjuk-petunjuk ilahi yang telah diterima oleh Rasu­lullah dari Tuhan Yang Mahabenar.Kemudian beliau diberi amanat untuk menyampaikannya kepada segenap manusia.

وما أرسلنك إلا كافة للناس بشيرا ونذيرا


Artinya: Dan Kami tidak mengutus en-kau, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan (QS as-Saba’ [34]: 28)
Yang menfirmankan kalimat ini adalah Sang Pencipta dari manusia-manusia itu den­gan segala tabiat dan akal pikiran mereka yang berbeda, di manapun mereka tinggal, di negara apapun, di benua apapun di dunia ini.Yang menciptakan mereka sampai kiamat adalah Allah. Allahlah yang berfirman:

وما أرسلنك إلا كافة للناس بشيرا ونذيرا


Maka, tidak ada yang terlepas dari risalah beliau, baik itu kemaslahatan di barat atau di timur; baik Arab atau non Arab; Eropa, Austra­lia, Amerika atau Afrika.Untuk mereka, Allah telah mengutus Sang Pemimpin umat manusia dengan membawa jalan syariat ini. Maka, sudah merupakan keniscayaan, bahwa jalan syariat ini memuat semua apa yang dibu­tuhkan oleh mereka tanpa kecuali, dengan segala pola pikir mereka yang berbeda. Jalan syariat ini membawa mereka semua ke tempat yang luhur, membuat mereka bersih dan suci. Jalan syariat ini menyelamatkan mereka dari konflik-konflik rendahan dalam merebut kenikmatan-kenikmatan duniawi yang hanya sementara, menuju derajat yang layak dengan kemuliaan manusia.Hal ini harus senantiasa tertanam kuat di hati nurani kita.
Jadi, moderatisme ini merupakan sebuah pemahaman yang luas terhadap syariat Allah yang luas dan datang dari Allah Yang Maha Luas, dalam hal-hal yang dikehendaki Allah agar kita menegakkannya. Baik itu berupa norma-norma hubungan sesama manusia, atau bahkan juga cara pandang dan gambaran mereka terhadap berbagai hal. Hal itu agar landasan pola pandang kita memiliki kendali yang kuat dari akal pikiran dan syariat.Sebab, akal pikiran merupakan sarana untuk memahami, mengaplikasikan dan mengejawantahkan syariat, cahaya terang yang datang dari Sisi Allah Taala ini.

Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz
DARI: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
1. PENDAHULUAN: MODERAT DALAM BERAGAMA

1. PENDAHULUAN: MODERAT DALAM BERAGAMA

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
SEGALA puji bagi Allah, Maharaja, Maha-benar dan Maha Menjelaskan. Tuhan Yang Maha Pemurah, Maha Mulia dan Maha Pen-gasih. Allah yang menciptakan makhluk dan kepada-Nya mereka kembali. Allah yang mengadili makhluk pada hari yang dijanjikan, mengenai apa yang mereka perselisihkan.
Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Dia adalah Allah yang tiada tuhan selain Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.Kasih sayang Allah mendahului murka-Nya. Maka, tampak-lah rahmat-Nya dalam pengutusan para Rasul untuk meluruskan pandangan, pikiran, keyakinan dan perilaku manusia. Bila hal-hal terse­but terwujud dengan baik maka menjadi sa-saran pemuliaan dan pengagungan dari alam yang tinggi. Yakni, para malaikat yang telah diperintahkan untuk sujud kepada moyang kita Adam—semoga rahmat dan salam yang pal­ing utama dicurahkan kepada Nabi kita dan kepada Nabi Adam.
Kami bersaksi bahwa pemimpin dan Nabi kami, Muhammad, adalah hamba dan utusan-Nya, hamba yang paling mulia menurut-Nya. Beliau muncul ke dunia dengan nilai yang pal­ing luhur dalam sifat kehambaan kepada Tu­han, dalam pemahaman kepada Allah, dalam memberi petunjuk ke jalan Allah, dan dalam membimbing menuju Allah.
Maka, beliau merupakan ayat yang paling agung di alam ini, melalui jejak langkah, pikiran, petunjuk, bimbingan, budi pekerti, penjelasan dan kesempurnaannya sebagai manusia.
Semoga Allah mencurahkan rahmat, keselamatan dan berkah kepada beliau, segenap keluarga dan Sahabat beliau, juga orang yang mengikuti jalan beliau hingga hari pembalasan.Serta, kepada kita, semoga bersama mereka dan berada di tengah-tengah mereka.
Selanjutnya, telah kalian dengar dari Ustadz Muhammad1 mengenai nilai-nilai keluhuran dan keagungan syariat ini.Syariat men­jadi penyelamat manusia dari berbagai persoalan rumit yang menjerumuskan, penyelamat dari perpecahan, penyimpangan dari jalan yang benar, serta terjadinya berbagai macam gejolak dan masalah-masalah besar dalam kehidupan dunia yang membuat mereka terjerumus ke dalam azab dan siksa dalam kehidupan akhirat nanti.
Jalan untuk selamat dari semua ini hanya terdapat di dalam ajaran syariat yang turun dari Tuhan Sang Pencipta manusia, Tuhan Yang Mahatahu tentang manusia.
Nilai-nilai ini harus dipegang oleh masing-masing diri kita, oleh setiap kelompok, masyarakat, maupun negara. Biar kita berada di dalam sebuah benteng kokoh yang menjadi pelindung bagi kita agar tidak tergelincir dalam menghadapi hal-hal yang terjadi kepada manusia.Misalnya, dalam menghadapi penyimpangan dan kebobrokan yang terjadi di bawah paham ekstrem yang terlalu kaku atau yang terlalu longgar, yang terlalu kaku atau yang ceroboh, yang terlalu kaku atau yang lalai.
Juga, agar kita memiliki pemahaman yang benar mengenai hakikat kebaikan dan keluhuran manusia ini melalui cahaya ajaran-ajaran Tuhan Sang Pencipta manusia, Tuhan Yang Maha Agung.
Hal itu sangat dibutuhkan dan sangat men-desak.Berbagai hal yang dialami umat ini, seperti perlakuan zalim dari musuh-musuh mereka, perpecahan yang merobek persatuan mereka, dan melekatnya corak-corak asing terhadap diri mereka, semua itu terjadi karena mereka melupakan nilai-nilai ajaran ini.Juga, karena pikiran, jiwa, hati dan perasaan mereka tidak   merespon   dengan   baik terhadap beningnya petunjuk dan penjelasan ilahi yang membawa kebahagiaan hakiki, baik di alam gaib maupun alam nyata, di dunia maupun akhirat.
Banyak orang dari berbagai kalangan yang berbeda, bahkan juga dari berbagai kelompok non Muslim atau berbagai macam aliran di tubuh umat Islam sendiri, yang menyadari bahwa sangat dibutuhkan sebuah metode yang berhubungan dengan keagamaan yang mod­erat dan lurus, yang menggabung antara penje­lasan yang baik dengan keteguhan istiqamah; menggabung antara rasa hormat terhadap ajaran Tuhan dengan pemahaman yang baik terhadap ajaran tersebut untuk saling memahami dan membangun hubungan baik antar sesama manusia.
Kebutuhan akan hal ini dirasakan oleh banyak kalangan, setelah terjadinya banyak kerusakan yang disebabkan kurangnya pema­haman terhadap hakikat Islam yang tercermin dalam bentuk yang besar, yaitu hakikat kelurusan Islam dan pemahaman yang tepat terha­dap sikap moderat yang sedang menjadi tema.
Kalian telah mendengar ayat:

وكذ لك جعلنكم أمة وسطا

Artinya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil (berada di tengah)… (QS al-Baqarah [2]: 143)

1 Dr. Muhammad Hasbullah, Kepala Bagian Studi Islam di Universitas Hadramaut. Beliau menyampaikan pernyataan-pernyataan bagus dalam pengantar ceramahnya.Beliau menyebutkan keluhuran dan keagungan syariat Islam serta keunggulannya dalam memberikan solusi terhadap segenap persoalan-persoalan yang menjadi perhatian dunia.
Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz
DARI: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Arti Tobat bagian 5

Arti Tobat bagian 5

Setelah dalam hatinya memancar cahaya iman, ia pun mampu melihat bahwa dirinya terhijab (terhalang terdindingi) dari kekasihnya. Maka muncullah api penyesalan yang mendorongnya untuk melakukan perbaikan. Pengetahuan, penyesalan dan keinginannya untuk melakukan perbaikan dengan cara segera meninggalkan kemaksiatan yang masih dilakukannya dan di masa datang tidak akan mengulanginya kembali serta ia segera mengganti atau mengerjakan ulang kewajiban yang dahulu pernah ia abaikan, inilah yang biasa disebut dengan tobat, walaupun seringkah penyesalan itu sendiri telah disebut sebagai tobat. Ilmu (pengetahuannya) dianggap sebagai pendahulu dan pembuka, sedangkan tindakan meninggalkan maksiat yang sedang dilakukan itu sendiri merupakan hasilnya nanti, merupakan buah ilmu. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw berikut:

الندم توبة

Penyesalan itu adalah tobat.  (HR Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim)
Saudaraku yang hadir dalam majelis ini, engkau dianggap benar-benar hadir di sisi Allah adalah jika dalam hatimu muncul penyesalan yang sungguh-sungguh atas semua dosa yang engkau lakukan. Jika tidak, maka kehadiranmu bersama kami di tempat ini hanya membawa sedikit manfaat. Maka dengarkanlah, munculkanlah api penyesalan yang sungguh-sungguh dari dalam lubuk hatimu atas semua keburukan yang pernah kau lakukan, baik yang berhubungan dengan-Nya maupun dengan sesama manusia.
Dengan demikian, penyesalan itu sendiri telah mengandung dua hal, yaitu buahnya dan sekaligus yang menghasilkan buah itu sendiri. Yang menghasilkan buahnya adalah ilmu sedangkan buahnya adalah tindakan. Tindakan yang berhubungan dengan saat kini adalah ia akan segera meninggalkan perbuatan dosa tersebut, yang berhubungan dengan masa yang akan datang adalah ia tidak akan mengulanginya hingga akhir umur, sedangkan yang berhubungan dengan masa lalu adalah ia segera mengganti atau mengerjakan ulang kewajiban yang dahulu pernah ia abaikan. Karena itu ada yang mengatakan bahwa tobat adalah melelehnya isi perut (menjadi kurus) karena menyesali kesalahan yang dilakukan. Isi perutmu meleleh karena menyesali dosa-dosa yang pernah kau lakukan. Inilah tobat, bagaimana seseorang dapat disebut bertobat jika ia tidak memiliki penyesalan dan tidak merasakan kepedihan dalam hatinya. Seseorang harus bertobat kepada Allah atas tobat yang seperti ini. Sayidah Rabi’ah berkata, “Istighfar kita perlu diistighfari lagi. Dan tobat kita harus ditobali lagi.” Ada pula yang mengatakan bahwa tobat adalah api yang menyala-nyala dalam jiwa dan sesuatu yang pecah di dalam hati dan tidak berceceran. Ini sebagian dari arti tobat sebagai sebuah penyesalan yang dihasilkan oleh ilmu yang kemudian membuahkan tindakan tertentu.
Tobat dalam arti meninggalkan kemaksiatan yang sedang dilakukan merupakan buah terakhir dari tobat. Disebutkan bahwa tobat adalah menanggalkan pakaian jafa’ dan menghamparkan permadani wafa’  Sahl bin ‘Abdullah At-Tusturi rahimahullah berkata, “Tobat adalah menggantikan semua gerak-gerik yang tercela dengan yang terpuji dan hal ini hanya akan sempurna dengan berkhalwat (menyendiri), diam dan memakan makanan halal. Apa yang beliau utarakan ini merupakan hakikat tobat, bukan definisi tobat secara bahasa. Jika engkau telah mengetahui hakikat tobat, maka engkau tidak akan memusatkan perhatianmu pada definisi tobat secara bahasa. Sebuah definisi yang mampu menghimpun ketiga unsur tobat (ilmu, suasana hati (hal dan perbuatan) maka itulah tobat. Amalkan ketiga hal ini, sebab banyak orang yang menghabiskan usianya hanya untuk merenungkan definisi tobat secara bahasa, akan tetapi kosong dari hakikat tobat itu sendiri.
Sumber: Obat Hati Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Arti Tobat bagian 4

Arti Tobat bagian 4

Mereka adalah orang-orang yang gemar bertobat, suka menangis, orang-orang yang khusyuk, yang tunduk kepada Allah. Lihatlah bagaimana Sayidina ‘Ali Zainal ‘Abidin yang setiap hari shalat sunah seribu rakaat, tiap malam air matanya berderai, hingga di kedua pipinya ada garis hitam akibat sering menangis karena takut kepada Allah. Renungkanlah, di kedua pipinya ada garis hitam bekas aliran air mata yang mengalir karena takut kepada Allah.
Pada suatu malam, Sayidah ‘Aisyah radhiyaUahu ‘anha melihat Rasulullah menangis dalam shalatnya hingga janggut beliau basah. Selesai shalat beliau berbaring hingga Bilal datang menjumpai beliau memberitahukan waktu Subuh telah tiba. Saat menyaksikan beliau saw sedang menangis, maka Bilal pun berkata, ‘Duhai Rasulullah, apakah engkau masih menangis sedangkan telah diwahyukan kepadamu:

ليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر ويتم نعمته عليك ويهديك صراطا مستقيما  2

Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang Telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. (Al-Fath, 48:2)
Rasulullah saw menjawab, “Hai Bilal, malam ini turun kepadaku beberapa ayat, sungguh celaka seseorang yang membacanya dan tidak merenungkan isinya.” Kemudian beliau membaca ayat-ayat berikut:

إن فى خلق السموات والأرض واختلف اليل والنهار لأيت لأولى الأالباب .190 . الذين يذكرون الله قيما وقعودا وعلى جنوبهم

 ويتفكرون  فى خلف السموات والأرض ربنا ما خلقت هذا بطلا سبحنك فقنا عذاب النار .191 . ربنا إنك من تدخل النار فقد

اخزيته وما للظلمين من أنصار .192 . ربنا إننا سمعنا مناديا ينادى للإيمن أن امنوا بربكم فأمنا ربنا فاغفرلنا ذنوبنا وكفر عنا

سيئا تنا وتوفنا مع الأبرار . 193 . ربنا وءتنا ما وعد تنا على رسلك ولا تخزنا يوم القيامة إنك لا تخلف الميعاد .194

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan   berbaring  dan  mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami. Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau, dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (Ali ‘Imran, 3:190-194)
Mengapa ketika membaca ayat-ayat di atas engkau tidak menangis? Apakah engkau lebih baik dari Nabi saw? Tidak!!! beliau yang terbaik dari segala makhluk Allah. Beliau dapat menggantikan segala sesuatu, akan tetapi tidak ada sesuatu pun yang dapat menggantikan beliau saw.
Duhai kawan, ingatlah Allah, ingatlah Allah, ingatlah Allah…Apakah engkau kira asma Allah itu sekedar empat huruf yang diucapkan lisan? Permasalahannya jauh    lebih     besar,    jauh     lebih    dahsyat dari       itu…Sesungguhnya DIA adalah Allah…Kuingatkan dirimu, permasalahannya adalah kita berhadapan dengan Allah…
Sumber: Obat Hati Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Arti Tobat bagian 3

Arti Tobat bagian 3

Seseorang yang mengetahui bahaya dosa, dalam dirinya akan muncul api penyesalan, sehingga hatinya merasa kesakitan. Dalam hatinya memancar cahaya iman, sehingga ia mampu melihat bahwa dirinya terhijab (terhalang;terdindingi) dari kekasihnya. Orang yang mengalami hal ini akan terluka hatinya. Akan tetapi, jika cahaya iman tidak memancar dalam harimu, maka engkau tidak akan pernah menyadari bahwa dirimu terhijab.

حجبوا وحسبهم الحجاب عذاب

يا ليتهم سمعوا النداء فأجابوا

عكفوا على كسب الذنوب وليت إذ

عكفوا عليها بعد ذالك تابوا

فيسالون عن الذنوب وليت إذ

وعليهموا بعد السؤال جواب

ماذا يفيد صفاامعاش وبعده

 غصص المعاد وكربة وحساب

دقق بفكرك يا فطين فأنها

عبربها قد حارت الألباب

Mereka terhijab dan cukup hijab itu sebagai adzab
Oh seandainya ketika mendengar panggilan mereka mau menjawab Mereka berbuat dosa tanpa henti
Oh seandainya setelah itu mereka mau bertobat
ketika ditanya tentang semua dosanya
Mereka mampu menjawab pertanyaan itu
Apa manfaat kehidupan yang serba nikmat Jika setelah itu merasakan berbagai kesusahan, kesedihan dan perhitungan amal di hari kemudian Duhai orang yang cerdas berpikirlah secara matang Karena di sana kan kau temukan banyak pelajaran Yang membuat akal linglung kebingungan

فيم التخلف والإهمال والكسل

والقوم مرت بهم تطوي الفلا الإبل

Mengapa (kita) masih tertinggal, mengabaikan dan bermalas-malasan Sedangkan kaum (sholihin) menunggang onta mengarungi padang sahara

اغتنم فرصة الليالي البواقي

ذهب العمر عنك والوزر باقي

تب إلى الله بالنصيحة وارجع

قبل ان تبلغ النفوس التراقي

والباس الذل للمهيمين واخضع

وتهيأ لعرض يوم التلاقي

لست بالسابق الغداة إذا كنت

بطيئا واسرعوا للسباقي

وإذا قاتك السباق فإلحاق

وإذا جاوزا أقم في اللحات

ألق ما في يديك من كل شيء

وارمه للفراق قبل الفراق

واصحب الصالحين ما دمت

حيا إنهم للضعيف خير رفاق

وإذا كنت عاشقا علويا

فتحلى بحلية العشاق

بالتماس الرضا وترك المعاص

وببذل اليدين بالإنفاق

Karena umur mu akan habis sedangkan dosamu selalu ada
Tobat dan kembalilah kepada Allah dengan tulus Sebelum ruh sampai di kerongkongan
Hinakan dan rendahkan dirimu kepada-Nya Dan bersiaplah untuk menghadapi hari pertemuan
Esok kamu takkan menjadi juara Jika dirimu berlambat-lambat Maka segeralah berlomba
Jika kamu tertinggal maka segera susullah Jika mereka mendahuluimu maka bertekadlah tuk mengejarnya
lemparkanlah segala sesuatu yang kamu miliki
tinggalkanlah mereka saat ini juga
sebelum kamu benar-benar meninggalkannya
sepanjang hidupmu bertemanlah dengan orang saleh sebab mereka teman terbaik orang yang lemah
jika engkau senang dengan derajat yang tinggi maka berhiaslah dengan pakaian perindu Allah yaitu dengan mencari keridhaan-Nya dan meninggalkan kemaksiatanserta senantiasa membuka kedua tangan untuk berderma.
Sumber: Obat Hati Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Arti Tobat bagian 2

Arti Tobat bagian 2

Dosa menyebabkan bencana, menimbulkan kesialan, mengantarkan seseorang ke dalam siksa api neraka dan murka Allah yang Maha Penakluk, serta menjauhkannya dari para Nabi. Dosa juga menyebabkan su-ul khatimali (akhir usia yang buruk), mengakibatkan kerugian dunia dan Akhirat. Hal ini harus kita yakini dengan sebenar-berrnya, dan sedikit pun tidak boleh kita meragukannya.
Jika keyakinan ini benar-benar menguasai hati, maka akan membuahkan api penyesalan Berapa banyak orang-orang yang menangis karena terbakar oleh api penyesalan; orang-orang yang ikhlas dan shidq (memiliki kesungguhan). Padahal mereka tidak memiliki dosa. Jika demikian dengan mereka, lalu mengapa mata kita beku? Tak menangisi dosa-dosa kita? Apakah kita tidak memiliki dosa dan merekalah yang banyak dosa? Ketahuilah, dosa yang mereka tangisi bukanlah dosa, melainkan berbagai amal saleh seperti yang kita kerjakan. Oh.betapa besar bedanya, antara kita dan mereka… Mengapa mereka dapat menyadari kekurangannya, sedangkan kita tidak dapat menyadari dosa-dosa kita…? Mengapa mereka dapat merasakannya dan kita tidak dapat merasakannya?   Mengapa mereka mau mengetuk pintu-Nya dengan merendahkan diri dan menangis, sedangkan kita pura-pura buta dan tuli akan dosa-dosa   kita?
Sungguh   mengherankan para Shidiqqin menangis sedangkan engkau tenggelam dalam kelalaian, Al-Muqarrabin (orang-orang yang dekat dengan Allah) menyesali kekurangan mereka sedangkan engkau tertawa. Mengapa mereka dapat merasakannya sedangkan engkau tidak? Bagaimana mereka dapat memahaminya sedangkan engkau tidak? Kapankah engkau dapat merasakannya, dapat menyadarinya? Mereka adalah orang-orang yang hidup dalam cinta kepada Allah semenjak kecil. Mereka hidup dengan rasa takut kepada Allah dan senantiasa merenung. Berapa umur kita saat ini? Ada yang 14 tahun, 15 tahun, 18 tahun. Seorang ahli tafsir menyatakan bahwa seseorang kelak di hari kiamat akan ditanya tentang umurnya karena ia tidak sadar-sadar hingga ajal menjemputnya, kepadanya akan dibacakan ayat berikut:

أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر وجا ءكم النذير فذوقوا فما للظلمين من نصير  37

Dan apakah kami tidak memanjangkan umur mu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Fathir, 35:37)
Delapan belas tahun telah berlalu tapi engkau tidak paham, tidak merasakannya. Rubahlah matamu dari mata yang beku menjadi mata yang suka menangis,
rubahlah hatimu dari hati yang keras menjadi hati yang khusyuk (takut kepada Allah). Allah mewahyukan:

فويل للقسية قلوبهم من ذكر الله

Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang Telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. (Az-Zumar, 39:22)
Sumber: Obat Hati Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Arti Tobat bagian 1

Arti Tobat bagian 1

Duhai orang yang ingin bertobat, yang berhasrat untuk bertobat, yang mengetahui bahwa tobat adalah langkah awalnya dalam perjalanan menuju Allah, yang memahami bahwa tobat adalah kebutuhan pokoknya, yang mengerti bahwa tobat adalah modal utamanya, sesungguhnya tobat merupakan ungkapan dari suatu pengertian yang terpadu dan tersusun dari tiga hal, yaitu: ilmu, suasana hati (hal) dan perbuatan.

والتوبة الخلصاء اول خطوة    للسالكين إلى الحماء الأمنع


Tobat yang tulus adalah langkah awal Para salik menuju benteng nan kokoh

Yang dimaksud dengan ilmu adalah pengetahuan tentang besarnya bahaya yang diakibatkan oleh dosa-dosa dan tentang posisi dosa-dosa tersebut sebagai penghalang (hijab) antara hamba dengan setiap yang dicintainya.

Dosa….semua keburukan terdapat dalam dosa, segala keburukan dunia dan Akhirat adalah karena dosa. Dosa mengakibatkan hati dan wajah berubah menjadi hitam kelam. Dosa menyebabkan seseorang jauh dari wilayah para Nabi dan Shiddiqin.

Jika seseorang telah mengetahui dengan sebenar-benar pengetahuan bahwa dosa menyebabkan semua itu, maka dalam hatinya akan muncul perasaan pedih karena ia terhalang untuk memperoleh yang dicintainya. Sebagaimana kita ketahui, hati akan terluka ketika ia tidak mendapatkan yang dicintainya. Dan jika ternyata luka tersebut diakibatkan oleh perbuatannya sendiri, maka luka yang ia derita dan penyesalannya akan semakin besar. Kekasih yang ia cintai pergi meninggalkannya karena perbuatannya sendiri….Yang menyebabkan kekasihnya pergi bukan orang lain, bukan penyebab lain, akan tetapi dirinya sendiri…Oh, betapa sedih hatinya….Betapa besar lukanya .Ia akan berkata, “Oh .kekasihku pergi meninggalkanku karena perbuatanku….! Siapakah aku ini sebenarnya….? Mengapa aku melakukan semua ini?” Ia pun menyesali perbuatannya. Rasa sakit (pedih) karena kehilangan kekasih lantaran perbuatannya sendiri itulah yang disebut penyesalan. Pengetahuannya akan besarnya bahaya yang ditimbulkan dosa tersebut membuahkan hal, yaitu hal penyesalan. Jika rasa penyesalan ini telah menguasai hati, maka akan membuahkan hal iradah (keinginan) dan niat yang mendorongnya untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan saat kini, masa lalu dan masa yang akan datang. Tindakan yang berhubungan dengan saat kini adalah ia akan segera meninggalkan perbuatan dosa tersebut, sedangkan yang berhubungan dengan masa yang akan datang adalah ia tidak akan mengulanginya hingga akhir umur, adapun yang berhubungan dengan masa lalu adalah ia segera mengganti atau mengerjakan ulang kewajiban yang dahulu pernah ia abaikan. Dengan demikian maka sempurnalah tobatnya.
Jelaslah sudah bahwa ilmu merupakan langkah awal bagi setiap orang yang ingin bertobat dan sumber semua kebaikan yang tersebut di atas. Yang kumaksud dengan ilmu di sini adalah keimanan dan keyakinan. Keimanan adalah kepercayaan bahwa dosa merupakan racun yang sangat mematikan  Jika engkau telah mengetahui hal ini dengan pengetahuan yang menyebabkanmu seakan-akan dapat melihatnya langsung dengan kedua matamu, maka pengetahuanmu ini cukup untuk membentengi dirimu. Jika tidak, maka sesungguhnya hatimu belum mengetahui meskipun engkau memiliki pengetahuan. Coba perhatikan, seorang anak kecil yang tidak mengetahui bahaya ular, ketika melihat seekor ular ia segera lari menjauhinya karena ia melihat ayahnya menghalau ular tersebut. Ketika melihat ayah dan ibunya ketakutan ia pun ketakukatan dan segera menjauhinya.

Sumber : Obat Hati Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Muqodimah bagian 2

Muqodimah bagian 2

Ketahuilah, sesungguhnya bahan utama api yang kelak digunakan untuk menyiksamu terdapat dalam dirimu sendiri. Seandainya bahan utama itu tidak terdapat dalam dirimu, maka neraka tidak akan mampu membakarmu. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadis ketika seorang Mukmin melewati titian yang terbentang di atas neraka menuju Surga, neraka berkata kepadanya:

جزيا مؤمن فقد أطفأ نورك لهبي

Wahai Mukmin, cepatlah berlalu, karena sesungguhnya cahayamu memadamkan kobaran apiku. (HR Thabrani)
Jika demikian, pada hakikatnya api pembakaran itu asal dari dirimu sendiri.

حجابك منك وما تشعر  وداؤك فيك وما تبصر

تزعم انك جرم صغير   وفيك انطوى العالم الأكبر

Tirai (hijab) yang menutupi dirimu
sebenarnya berasal darimu
Tapi engkau tak pernah menyadari
Dan penyakitmu berada dalam dirimu
Akan tetapi engkau tak melihatnya
Kau kira dirimu hanyalah sebuah tubuh kecil
Padahal di dalamnya tersimpan alam yang sangat besar

Sebagaimana dalam Al-Quran Allah mewahyukan:

 وفى الأرض ءايت للمو قنين  20  وفى أنفسكم أفلا تبصرون  21

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Adz-Dzariyat, 51:20-21)
Kebaikan dan keburukan telah tercampur secara sempurna dalam diri manusia dan tidak ada yang dapat memisahkan campuran itu kecuali dua macam api, yaitu api penyesalan atau api neraka. Oleh karena itu, saat ini juga pilihlah salah satu dari api di atas, sebelum tiba saatnya engkau tidak dapat memilih lagi. Pilihlah api penyesalan yang sungguh-sungguh atas semua keburukan yang engkau lakukan, kembalilah kepada Allah, merendahlah di hadapan-Nya, sesalilah hal-hal baik yang selama ini kau lewatkan, dan segera perbaiki semua kesalahan itu. Jika ini tidak kamu lakukan, maka api neraka Jahannam siap membakarmu. Allah Ta’ala mewahyukan:

إن جهنم كا نت مرصادا  21  للطاغين مئابا  22

Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai. Lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. (An-Naba: 78:21)
Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari siksa neraka.
Dalam pengertian yang mirip di atas, tentang kedua orang tua, Rasulullah saw bersabda:

هما جنتك ونارك

Keduanya adalah Surgamu dan juga Nerakamu. (HR Ibnu Majah)
Sungguh mengherankan seseorang yang pada hakikatnya dia mampu memadamkan api itu di sini, akan tetapi ia hanya memikirkan buahnya. Karena itulah orang-orang yang memiliki bashirah (mata hati) menyebutkan bahwa hakikat perjalanan di atas titian menuju Surga adalah di dunia. Adapun yang terjadi di Akhirat hanyalah hasil dari caramu dalam berhubungan dengan Allah di dunia. Begitu pula tentang Surga dan Neraka, di dunia inilah penentuannya, dan hasilnya di Akhirat nanti. Sehubungan dengan permasalahan inilah maka Rasulullah saw bersabda:

الجنة تحت اقدام الأمهات

“Surga berada di bawah telapak kaki ibu.” (HR Hakim)
Kamu sekarang hendaknya memilih api yang teringan dari dua api tersebut, dan segera mengambil keburukan yang paling ringan dari dua keburukan tersebut, sebelum kesempatan untuk memilih dihentikan, dan secara paksa manusia digiring menuju Surga atau Neraka.
Jika demikian posisi tobat dalam Agama, maka pembahasan hakikat, syarat, sebab, ciri-ciri, buah, penghambat, sarana yang memudahkan tobat harus lebih diutamakan dari pembahasan berbagai amalan lain yang menyelamatkan. Dan hal ini akan menjadi jelas dengan membahas empat hal, dan yang pertama adalah tentang tobat itu sendiri, definisi, hakikat dan batasannya. Kita ingin bertobat, sering mendengar perintah untuk bertobat, akan tetapi kita tidak mengetahui apakah tobat itu? Apakah pandangan dan pemahaman kita tentang tobat dan hakikatnya?
Sumber : Obat Hati Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Muqodimah bagian 1

Muqodimah bagian 1

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Segala puji hanya bagi Allah, sesungguhnya orang-orang yang memperoleh kenikmatan (penghuni Surga) kelak di Surga akan menikmati pujian kepada-Nya. Kami bertobat kepada-Nya dengan tobat orang yang yakin bahwa Allah Taala adalah Tuhan dari semua tuhan dan pencipta segala sarana. Dan kami berharap kepada-Nya dengan harapan orang yang mengetahui bahwa Dia adalah Raja yang Maha Pengasih, Pengampun dan Penerima Tobat.
Tobat seseorang yang rasa harapnya bercampur dengan rasa takut; seseorang yang yakin bahwa Allah yang Maha Pengampun dosa, Penerima Tobat, Dia juga memiliki siksa yang keras.
Selanjutnya, kami haturkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat, dengan sebuah shalawat yang dapat menyelamatkan kita dari suasana yang sangat menakutkan di hari pembalasan dan perhitungan, serta mengantarkan kita kepada kedudukan terdekat dan terbaik di sisi Allah. Ya Allah, kabulkanlah doa kami ini.
Amma Ba’du:
Sesungguhnya tobat dari semua dosa merupakan langkah awal para salik (penempuh jalan kebaikan), modal orang-orang yang meraih keuntungan, kunci penyelaras orang-orang yang menyimpang dan titik penyeleksian bagi orang-orang yang dekat dengan Allah (Muqarrabin).
Ketika ayah kita, Nabi Adam ‘Alaihissalam bertobat, maka Allah memilihnya dan menerima tobatnya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sang anak meneladani leluhurnya. Jika sang Ayah setelah berbuat kesalahan ia segera memperbaikinya, dan setelah menghancurkan ia mau membangunnya kembali, maka seharusnya ia diteladani dalam kedua sisi tersebut. Allah mewahyukan:

وعصى ءادم ربه فغوى .121 .ثم اجتبه ربه فتاب عليه وهدى. 122

Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia1. Kemudian Tuhannya memilihnya, maka dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. (Thaha, 20:121-122)
Nabi Adam ‘Alaihissalam segera menyesali kesalahannya dan menghadapkan dirinya kepada Maha Raja yang Maha Agung, oleh karena itu, barang siapa ketika berbuat dosa beralasan bahwa dirinya mencontoh Nabi Adam ‘Alaihissalam akan tetapi tidak mau meneladani tobat beliau ‘Alaihissalam, maka dia telah tergelincir.   Barang siapa tergelincir dalam kegelapan, kehinaan, keburukan dan kotornya dosa serta kesalahan, maka hendaknya dia segera bertobat dengan tobat yang tulus dan ikhlas. Barang siapa tidak melakukan hal ini, maka dia telah menjadikan dirinya sasaran amarah Maha Raja yang Maha Besar. Allah telah mewahyukan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman:

ولم يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون

Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. (QS Ali ‘imran, 3:135)
Memusatkan diri hanya untuk berbuat kebaikan merupakan sifat para Malaikat Al-Muqarrabin, sedangkan hanya berbuat keburukan merupakan sifat setan. Adapun kembali melakukan kebaikan setelah tergelincir dalam keburukan merupakan kebutuhan pokok manusia. Jadi, seseorang yang semata-mata hanya melakukan kebaikan, maka ia adalah Malaikat yang memiliki kedudukan yang dekat dengan Allah. Sedangkan seseorang yang hanya berbuat keburukan, maka dia adalah serupa dengan setan. Adapun manusia adalah dia yang kembali melakukan kebaikan setelah berbuat keburukan. Dalam diri manusia terdapat dua macam campuran dan sifat. Dan setiap hamba selalu menyesuaikan garis nasabnya dengan Malaikat, Nabi Adam (manusia) atau setan. Inilah hakikat hubungan nasab yang sebenarnya yang pengaruhnya akan tampak kelak pada hari kebangkitan. Engkau dapat menyelaraskan nasabmu dengan manusia, kemudian meningkat dengan Malaikat, sehingga akhirnya dirimu dapat bertemu dengan Allah. Dan engkau dapat pula turun dari derajat manusia dan meletakkan dirimu dalam kelompok setan yang diciptakan semata-mata hanya untuk melakukan keburukan.
Kebaikan dan keburukan telah tercampur secara sempurna dalam diri manusia dan tidak ada yang dapat memisahkan campuran itu kecuali dua macam api, yaitu api penyesalan atau api neraka. Agar selamat dari keburukan yang telah bercampur kuat dalam dirimu, maka engkau harus dibakar dengan salah satu api di atas, yaitu engkau menyesali setiap dosa yang telah atau masih engkau lakukan dan segera kembali kepada Allah, atau engkau tetap berada dalam kerendahan dan akhirnya masuk ke dalam neraka Jahannam.
Sumber : Obat Hati – Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Kewajiban dan Keutamaan Bertobat Bagian 8

Kewajiban dan Keutamaan Bertobat Bagian 8

Sekarang kita kembali kepada pokok bahasan kita, yaitu penjelasan bahwa tobat dengan tiga bagiannya, yaitu pengetahuan, penyesalan dan tindakan meninggalkan, hukumnya adalah wajib dilaksanakan segera. Pengetahuan tentang akibat buruk yang ditimbulkan dosa akan mendorong seseorang untuk meninggalkan dosa itu. Dan ini biasa dilakukan oleh seorang yang cerdas. Akan tetapi akal manusia dirasuki banyak pikiran. Awal perkembangan akal dimulai dari usia tamyiz. Mulai saat itu ia senang makan, minum dan memenuhi berbagai keinginan nafsunya. Perkembangan akal ini akan semakin pesat ketika mendekati usia baligh dan akan semakin sempurna saat usia memasuki empat puluh tahunan. Jika selama itu ternyata berbagai jenis syahwat dan ketergantungan kepada makhluk telah mengalami kematangan, sebelum terjadinya kematangan akal, berarti prajurit setan telah lebih dahulu menempati posisinya dan menguasai medan, sehingga hati merasa akrab dengannya dan dengan berbagai tuntutan syahwat.

Jika sudah demikian, tentu sulit untuk melepaskan diri darinya. Kemudian setelah itu secara berangsur-angsur, akal yang menjadi tulang punggung pasukan dan prajurit Allah, serta pembela para kekasih-Nya dari ancaman musuh-musuh, sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan kematangannya. Bila akal tidak sampai menguat, dan tidak dapat mencapai tingkat kesempurnaannya, niscaya ia akan menyerahkan kerajaan hati kepada setan. Lalu, secara pasti, musuh terkutuk ini pun akan menepati janjinya yang telah diikrarkannya saat dia mengucapkan:

لأحتنكن ذريته إلا قليلا .62

Niscaya benar-benar akan Aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil”. (AI-Isra , 17:62)

Akan tetapi, bila akal ini berhasil mencapai tingkat kematangan yang sempurna, dan menjadi kuat, maka tugas pertama yang akan dilaksanakannya adalah menundukkan prajurit setan dengan cara memecahkan konsentrasi syahwat, menjauhi kebiasaan buruk dan mengembalikan tabiat secara paksa kepada ibadah. Dan inilah arti tobat yang sebenarnya, yaitu tindakan kembali dari suatu jalan yang pemandunya adalah syahwat dan pengawalnya adalah setan, kepada jalan Allah Ta’ala.
Barang siapa melakukan perbuatan dosa, maka ia kehilangan salah satu bagian imannya. Sebab, pengetahuan tentang akibat buruk dosa merupakan bagian daripada iman, sehingga seseorang yang tidak meninggalkan dosa, ia kehilangan salah satu bagian imannya. Karena itulah dalam sebuah Hadis Rasulullah saw bersabda:

لا يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن ولا يشرب الخمر حين يشرب وهو مؤمن ولا يسرق السارق حين يسرق وهو مؤ من


“Seseorang yang berzina tidaklah dia beriman pada saat melakukan perzinaan itu dan seseorang yang minum khamr tidaklah dia beriman saat meminumnya, serta seseorang yang mencuri tidaklah dia beriman saat melakukan pencurian tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud tidak beriman (lenyapnya iman) dalam Hadis di atas adalah lenyapnya keyakinan bahwa maksiat tersebut telah menjauhkannya dari Allah dan mendatangkan murka Allah. Jika ia beriman (meyakini) bahwa dosa akan menjauhkannya dari Allah, maka ia tidak akan pernah mau menjadi jauh dari Allah, dan ia tidak akan berbuat dosa. Akan tetapi, imannya (keyakinannya) bahwa dosa menjauhkannya dari Allah lenyap dari dirinya. Jika imannya ini tidak segera kembali, maka ia tidak akan bertobat kepada Allah. Ia akan menjadi jauh dan dimurkai oleh-Nya. Ia adalah seperti seseorang yang diberitahu oleh seorang dokter, “Ini racun, jangan dimakan.” Jika kemudian ia tetap memakan racun itu, berarti ia tidak mempercayainya. Yang dimaksud dengan tidak mempercayainya adalah bukannya ia tidak mempercayai sang dokter dengan segala keahliannya, akan tetapi ia tidak mempercayai ucapan sang dokter yang menyatakan bahwa benda tadi adalah racun yang membahayakan. Perbuatannya memakan racun itu membuktikan bahwa ia mendustakan sang dokter. Ketika ia memakan racun tersebut, kepercayaannya kepada ucapan sang dokter lenyap.

Sumber: Obat Hati 1 Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org
Kewajiban dan Keutamaan Bertobat Bagian 7

Kewajiban dan Keutamaan Bertobat Bagian 7

Timbulnya dorongan dari dalam diri manusia sangat berhubungan dengan ilmu dan kemampuan indera yang dimilikinya. Pilihan yang dijatuhkan manusia tergantung pada ilmu dan kemampuan inderanya. Dengan demikian, dari satu sisi, dapat dikatakan bahwa bukanlah saya yang menciptakan diri saya, bukan saya yang mendatangkan pengetahuan itu kepada diri saya, bukan saya yang mengendalikan setiap ajakan yang menyeru saya dan bukan pula saya yang menjadikan saya menyukai atau memandang indah sesuatu. Dari sudut pandang seperti ini, seakan-akan hamba dipaksa (mujbar), padahal sebenarnya tidaklah demikian. Orang yang menyatakan bahwa dalam segala hal manusia dipaksa (mujbar) maka pendapatnya tersebut memiliki banyak kelemahan. Jika kemudian ada yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengatur segala sesuatu tanpa izin Allah, maka pendapat ini juga memiliki banyak kelemahan, meskipun dari sudut pandang tertentu tampak demikian. Jika ada yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berusaha, dari sudut pandang tertentu memang tampaknya demikian, akan tetapi jika kita lihat dzat manusia dan kemampuannya berusaha, maka ia tidak dapat melakukan semua itu tanpa izin Allah. Dengan demikian pendapat ini juga memiliki kelemahan. Jika dari sudut pandang tertentu manusia tampak dipaksa, dari sudut pandang yang lain tampak diberi kebebasan sedangkan dari sudut pandang yang lain lagi ia dapat menentukan usahanya, lalu yang benar bagaimana? Sebenarnya jika digabungkan menjadi satu, semua pendapat di atas adalah benar. Akan tetapi, jika dipisah-pisahkan, maka pendapat tersebut menjadi tidak benar. Lalu bagaimana penjelasannya? Simaklah contoh di bawah ini:
Ada sekelompok tunanetra mendengar bahwa di sebuah kota ada seekor hewan yang menakjubkan yang disebut gajah. .Mereka sepakat untuk mengetahui dan menyaksikan binatang tersebut. 1 Sebelumnya mereka tidak pernah mendengar namanya, tidak pernah mengetahuinya, tidak pernah tahu bagaimana bentuknya. Mereka sepakat untuk mengenali gajah tersebut dengan sentuhan tangan mereka. Maka berangkatlah para tunanetra itu ke kota yang dimaksud untuk menemui si gajah. Tangan tunanetra pertama menyentuh kakinya, tunanetra kedua meraba gadingnya, tunanetra ketiga menyentuh telinganya. Setelah itu mereka masing-masing menjelaskan bagaimana bentuk gajah tersebut.
Tunanetra pertama ditanya, “Kamu sudah menyentuh gajah itu?”
“Sudah,” jawabnya.
“Kamu sudah dapat mengenalinya.”
“Sudah.”
“Coba jelaskan kepada kami bagaimana bentuk gajah itu.”
Tunanetra pertama yang telah menyentuh kaki berkata, “Gajah itu seperti tiang yang kasar permukaannya.”
Tunanetra kedua yang telah meraba gading berkata, “Gajah tidak seperti yang dia katakan. Gajah itu keras, tidak lembut, licin, tidak kasar, akan tetapi ia benar mirip dengan tiang.”
Sedangkan tunanetra yang ketiga yang meraba telinga berkata, “Gajah memang lembut dan agak kasar, akan tetapi dia tidak seperti tiang. Tetapi ia seperti kulit yang tebal dan lebar.”
Pernyataan ketiga tunanetra ini benar dari satu sisi, semua yang mereka sebutkan memang ada pada tubuh gajah. Akan tetapi karena keterbatasan pada diri mereka, maka mereka tidak dapat mengenali rupa gajah yang sebenarnya. Dan perumpamaan ini sangat tepat untuk menggambarkan berbagai perbedaan pendapat masyarakat dalam permasalahan ini. Seandainya mereka mau menyerahkan permasalahan ini kepada para Nabi dan Rasul, maka akan beres. Mereka akan mengetahui yang sebenarnya, akan mengetahui untuk apa mereka diciptakan. Akan tetapi, demikianlah hikmah Allah di dalam penciptaan alam semesta ini.
Allah Ta’ala mewahyukan:
ولو شئنا لأتينا كل نفس هداها ولكن حق القول منى لأملأن جهنم من الجنة والناس أجمعين .13 .
Dan kalau kami menghendaki niscaya kami akan berikan kepada tiap- tiap jiwa petunjuk, akan tetapi Telah tetaplah perkataan dari padaKu: “Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.” (As-Sajdah, 32:13)
Sumber: Obat Hati 1 Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org

NASEHAT ULAMA

More »

RUMAH TANGGA

More »

WANITA DAN ANAK

More »

KISAH ULAMA

More »

HUKUM

More »

AMALAN

More »