Adab Menyambut Kelahiran Bayi

tata cara Menyambut Kelahiran Bayi

A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin
Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.
Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.

Kajian kitab kuning kita kali ini, adalah pembahasan tentang penyambutan bayi yang baru lahir, dengan referensi Kitab "Tuhfatul Habib Ala Syarhil Khatib" dan "Mughnil Muhtaj ila ma'rifati alfadhil Minhaj" pada sub bab Aqiqah. Bagi yang ingin membaca source textnya langsung silahkan membaca kitab tersebut:

Bagi bayi yang baru dilahirkan, Sunnah untuk:
- Diadzani di telinga kanan.
- Di-iqomat-i di telinga kiri.

Salamun zakrun ( salam sejahtera anak laki2 ), salamun an-nisaa ( salam sejahtera anak perempuan ). Antara pendidikan awal terhadap anak selepas dia dilahirkan ke dunia, perkara pertama yang sunat dilakukan ialah mengazankan dan mengiqomahkan ke telinga anak ( mengikut sesetengah pendapat ulama' )

Azan di telinga kanannya. Iqomah di telinga kirinya. Dalilnya ialah hadith Dari Abu Rafi’, katanya "Aku melihat Rasulullah mengumandangkan azan di telinga al-Hasan bin Ali ketika ibunya ( Fatimah ) melahirkannya" [ HR Abu Daud & At-Tirmidzi ]

Dari al-Hasan bin Ali dari Rasulullah , baginda bersabda, "Barangsiapa yang anaknya baru dilahirkan, kemudian dia mengumandangkan azan ke telinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya, maka anak yang baru lahir itu tidak akan terkena bahaya `ummu shibyan’.

`Ummu shibyan’ ialah angin yang dihembuskan kepada anak, jadi anak itu takut kepadanya. Ada juga yang berkata bahawa ia adalah `qarinah’, iaitu jin.


Mengapa Adzan?

Adalah wajar anak ini diazan dan diiqamatkan agar kalimah pertama yang didengarnya dan tembus ke gegendang telinganya adalah kalimah seruan Yang Maha Agung. Kalimah yang mengandungi persaksian (syahadah) terhadap keesaan Allah dan persaksian terhadap kerasulan Baginda.

Anak yang baru menghirup udara dunia ini telah diajarkan dengan aqidah dan syariat Islam, sebagaimana seseorang yang akan mati diajarkan dengan kalimah tauhid `La ilaha illallah’. Agar pengaruh azan ini dapat meresap ke dalam diri anak ini.

Selain itu, menurut al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah.rhm telah menyatakan bahwa antara rahasia azan dan iqomah di awal kelahiran bayi adalah seperti berikut:
1-Azan ini ialah untuk mengusir syaitan yang memang menanti-nanti kelahiran bayi ini.
2-Azan dikumandangkan ke telinga bayi agar seruan dakwah kepada Allah dan agamanya dapat mendahului seruan jahat syaitan.
3-Azan dan iqomah yang diperdengarkan akan dirakam oleh bayi berkenaan yang menjadi sebahagian dari pendidikan tauhid, syariat dan akhlak.
4-Kalimah-kalimah memuji kebesaran Ilahi yang disifatkan sebagai ucapan pertama yang meresap ke dalam hati sanubari insan yang baru lahir.
5. Satu penyataan Syariat Islam yang berperanan mendahului dakwah syaitan terkutuk dan mengekang arus nafsu syahwat.


Bagaimanapun, beberapa ulama' mengatakan hadith "Aku melihat Rasulullah mengumandangkan azan di telinga al-Hasan bin Ali ketika ibunya ( Fatimah ) melahirkannya" [ Abu Daud & At-Tarmizi ] adalah hadith dhoif. 

Kami tegaskan bahwa beramal dengan hadith dhoif pada perkara-perkara yang bukan melibatkan aqidah, hukum syariat dan halal-haram adalah dibolehkan, bahkan dianjurkan oleh jumhur ulama. Ini terbukti dengan perbuatan dan pengamalan para ulama-ulama besar salaf shalihin kita terhadap hadith2 dhoif. Karena makna Hadist Dhoif itu adalah Hadist yang lemah, bukan hadist palsu, berarti benar diriwayatkan oleh Baginda Nabi SAW tetapi status kekuatan tingkat hadistnya lemah, bukan palsu. Apapun itu ia tetap melaksanakan sunnah Baginda Nabi Rasulullah SAW. 

Al-Imam Ahmad Bin Hambal pernah mengatakan: Aku lebih suka mengikut hadith dhoif dari pada mengikut qiyas ulama' (analogi/perumpamaan). 

Efeknya apa? Menurut hadits tersebut, ada jin tertentu yang bernama Ummu Shibyan (US), dia suka mengikuti kelahiran bayi. Nah adzan tadi berguna agar gangguan US tadi tidak menimbulkan efek apapun. Selain itu, agar kalimah2 tauhid menjadi ilmu pertama yang didengar oleh bayi. Memang adzan memiliki keistimewaan tersendiri, yakni bila dibacakan, akan membuat setan lari. Jadi adzan dan iqomat ini disamping memang rekomendasi (sunnah), namun juga dhahir dan batinnya sendiri bermanfaat.

Kemudian sunnah juga (ada 8 tips) :
1. Dibacakan Ayat kursi (QS. AlBaqarah 255)
2. Dibacakan Ayat Inna Rabbakumullah (QS. Al-A'raf 54)

إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

3. Dibacakan QS Al-Ikhlas (Qulhuwallahu ahad, dst) di telinga kanan [Lihat 14].
4. Dibacakan Muawwidzatain (dua audzu), yakni Q.S. Al-Falaq dan An-Nas
5. Dibacakan Doa:
لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ، وَرَبُّ الْأَرْضِ ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيم

Laa-ilaaha-illalla-hul adhimul halim. La-ilaaha-illalla-hu rabbul arsyil adhim. La-ilaaha-illalla-hu rabbus samawati warabbul ardli warabul arsyil karim.
6. Dilanjutkan doa Nabi Yunus (QS. Al-Anbiya' 87)
فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيكُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Fanada fidh dululmati alla ilaaha illa Anta, subhaanaka inni kuntu minadh dhalimin.
7. Juga Dibacakan Inna Anzalnahu (QS Al-Qadr 1..5) 1/3/7 kali
Dalam kitab Al-Bajuri (Hasyiah Fathul Qorib), Insya Allah telah disebutkan sbb: Dengan dibacakan QS. Al-Qadr ini, bayi tadi Insya Allah tak akan berzina seumur hidupnya.

Rekomendasi bacaan2 di atas bukanlah wajib. Tidak dibaca sama sekali juga tidak berdosa. Hanya saja sayang beribu sayang, sebab kesempatan untuk membacakan itu (konteks disunnahkannya) hanyalah sekali seumur hidup, yakni saat dilahirkannya si bayi. Dan seandainya bayi tersebut mengerti keengganan orang tuanya (padahal sudah tau), bisa dibayangkan betapa menyesalnya dia.

8. Ada juga tips dari orang tuanya Sayyidah Maryam yang berdoa saat kelahiran beliau (Q.S. Ali-Imran 36), yakni "Ya Allah saya mohon perlindunganMu untuk anak ini (Maryam) dan keturunannya (Nabi Isa AS), dari syaithanir rajim" yakni ayat "Inni Uidzuha bika wa dzurriyyataha minasy sayithanirrajiim" [13] (HR Imam Bukhari).

Demikian diriwayatkan oleh Shahabat Abu Hurairah RA yang kemudian merekomendasikannya "iqrauu in syi'tum", "Nah kalau kalian pingin, yah bacalah ayat itu".

Tentu saja, siapa yang tidak pingin, kalau anaknya dilindungi Tuhan dari setan.

Dikisahkan di tafsirnya, bahwa Allah SWT telah berkenan menjaga Sayyidah Maryam dan Nabi Isa.as dari sentuhan setan saat beliau lahir, berkah didoai dengan doa tersebut [3].

Tips yang lain adalah:
- Memberikan harum-haruman (za'faron, parfum bayi, dll) di atas kepalanya.
- Beraqiqah (memotong kambing) pada hari ke-7 (misal lahir Senin, hari ke-7 adalah Ahad) [5]. Daging disedekahkan dalam keadaan matang dan sebagiannya boleh dimakan sendiri. Diusahakan agar tulang belulang kambing tidak sampai pecah, sehingga pemotongan diusakan agar tepat di persendiannya. Hal ini dengan harapan agar kondisi fisik si bayi nantinya kuat. Bumbu masakannya lebih dimaniskan, dengan harapan akhlaknya nantipun juga manis, disamping memang kesukaan Rasulullah  adalah masakan manis dan madu [7].
- Urutannya adalah aqiqah, kemudian cukur rambut, dan dinamai [6]. Boleh saja dinamai pada hari pertama, bila tidak berniat aqiqah [8].
- Saat itulah nama diberikan, dan diusahakan sebagus mungkin. Rasulullah SAW bersabda, "nanti pada saat qiamat, kalian akan dipanggil sesuai nama kalian dan bapak kalian, karena itu baguskanlah namamu" [9].
- Pencukuran rambut dilakukan setelah pemotongan kambing, sebagaimana pada haji, tahallul dilakukan setelah qurban [10]. Rambut tadi dikumpulkan, ditimbang, dan beratnya dikonversikan ke emas atau perak [11]. Rasulullah SAW memerintahkan Sayyidah Fathimah untuk menimbang rambut Sayyidina Husein dan bershadaqah emas seberat rambut itu dan memberikan hadiah khusus (paha/kaki kambing) ke bidan yang menolong kelahirannya [12].
- Tahnik. Para shahabat punya kebiasaan, bila bayinya telah lahir, mereka langsung membawanya ke hadapan Rasulullah SAW. Selanjutnya beliau menyuruh untuk mengambil kurma, kemudian mengunyahnya, hingga halus, lalu mengambilnya sedikit (dari dalam mulut beliau), dan menyuapkannya ke mulut bayi, dengan cara menyentuhkannya di langit-langit mulut bayi yang akan "otomatis" menghisapnya. Di sini akan masuk 2 hal, yakni glukosa (karbohidrat) untuk kekuatan fisik dan ludah Rasulullah SAW yang membawa berkah. Sunnah ini dilanjutkan oleh ummat Islam, dengan mentahnikkan bayinya kepada para ulama, dengan sabda Nabi "Al-Ulamau waratsatul Ambiya'", ulama itu pewaris para Nabi. Bila tak ditemui ulama (kaum shalihin) laki2, maka perempuanpun tidak ada masalah [15].
- Ucapan Selamat [16]. Kita berikan ucapan selamat untuk keluarga yang baru melahirkan ini, ucapan standarnya :
Barakallahu laka fil mauhubi laka wasyakartal wahiba wabalagha asyaddahu waruziqat birrahu[16a].
Mudah2an Allah melimpahkan berkah, dan Anda makin mensyukuri Dzat Pemberinya. Semoga si anak ini mencapai kedewasaannya dan dikaruniai kebaikan.

Dan yang diberi ucapan selamat, menjawabnya, jawaban standardnya adalah : Barakallahu laka wabaraka alaika "atau" ajzalallahu tsawabaka [16b].
maknanya ;"Semoga kalian juga diberkahi Allah". atau "Semoga Allah memberimu balasan pahala yang besar."

Semoga Bermanfaat.


[1] http://feqh.al-islam.com/
[2] http://feqh.al-islam.com/
[3] http://hadith.al-islam.com/
‏حدثني ‏ ‏عبد الله بن محمد ‏ ‏حدثنا ‏ ‏عبد الرزاق ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏معمر ‏ ‏عن ‏ ‏الزهري ‏ ‏عن ‏ ‏سعيد بن المسيب ‏ ‏عن ‏ ‏أبي هريرة ‏ ‏رضي الله عنه ‏

‏أن النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال ‏ ‏ما من مولود يولد إلا والشيطان يمسه حين يولد فيستهل صارخا من مس الشيطان إياه إلا ‏ ‏مريم ‏ ‏وابنها ثم يقول ‏ ‏أبو هريرة ‏ ‏واقرءوا إن شئتم ‏‏وإني أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ‏

[4] وَسِنُّهَا وَسَلَامَتُهَا ، وَالْأَكْلُ وَالتَّصَدُّقُ كَالْأُضْحِيَّةِ ، وَيُسَنُّ طَبْخُهَا ، وَلَا يُكْسَرُ عَظْمٌ


[5] يُسَنُّ ( أَنْ تُذْبَحَ ) الْعَقِيقَةُ ( يَوْمَ سَابِعِ وِلَادَتِهِ ) أَيْ الْمَوْلُودِ وَيُحْسَبُ يَوْمُ الْوِلَادَةِ مِنْ السَّبْعَةِ



[6] وَالْأَصْلُ فِي اسْتِحْبَابِهَا أَخْبَارٌ كَخَبَرِ { الْغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى } وَكَخَبَرِ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِتَسْمِيَةِ الْمَوْلُودِ يَوْمَ سَابِعِهِ وَوَضْعِ الْأَذَى عَنْهُ وَالْعَقِّ } رَوَاهُمَا التِّرْمِذِيُّ



[7] وَتُطْبَخُ بِحَلْوَى تَفَاؤُلًا بِحَلَاوَةِ أَخْلَاقِ الْمَوْلُودِ وَفِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُحِبُّ الْحَلْوَاءَ وَالْعَسَلَ } . تَنْبِيهٌ



[8] يُسَنُّ أَنْ ( يُسَمَّى فِيهِ ) أَيْ السَّابِعِ كَمَا فِي الْحَدِيثِ الْمَارِّ أَوَّلَ الْفَصْلِ ، وَلَا بَأْسَ بِتَسْمِيَتِهِ قَبْلَهُ ، وَذَكَرَ الْمُصَنِّفُ فِي أَذْكَارِهِ أَنَّ السُّنَّةَ تَسْمِيَتُهُ يَوْمَ السَّابِعِ أَوْ يَوْمَ الْوِلَادَةِ ، وَاسْتَدَلَّ لِكُلٍّ مِنْهُمَا بِأَخْبَارٍ صَحِيحَةٍ ، وَحَمَلَ الْبُخَارِيُّ أَخْبَارَ يَوْمِ الْوِلَادَةِ عَلَى مَنْ لَمْ يُرِدْ الْعَقَّ ، وَأَخْبَارَ يَوْمِ السَّابِعِ عَلَى مَنْ أَرَادَهُ قَالَ ابْنُ حَجَرٍ شَارِحُهُ وَهُوَ جَمْعٌ لَطِيفٌ لَمْ أَرَهُ لِغَيْرِهِ



[9] إنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَحَسِّنُوا أَسْمَاءَكُمْ



[10] يُسَنُّ فِي سَابِعِ وِلَادَةِ الْمَوْلُودِ أَنْ ( يُحْلَقَ رَأْسُهُ ) كُلُّهَا لِمَا مَرَّ ، وَيَكُونُ ذَلِكَ ( بَعْدَ ذَبْحِهَا ) أَيْ الْعَقِيقَةِ كَمَا فِي الْحَاجِّ



[11] أَنْ ( يُتَصَدَّقَ بِزِنَتِهِ ) أَيْ الشَّعْرِ ( ذَهَبًا أَوْ فِضَّةً ) وَفِي الْمَجْمُوعِ



[12] أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ فَاطِمَةَ فَقَالَ زِنِي شَعْرَ الْحُسَيْنِ وَتَصَدَّقِي بِوَزْنِهِ فِضَّةً وَأَعْطِي الْقَابِلَةَ رِجْلَ الْعَقِيقَةِ



[13] وَأَنْ يَقُولَ فِي أُذُنِهِ - أَيْ الْيُمْنَى - : إنِّي أُعِيذُهَا بِك وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ



[14] وَفِي مُسْنَدِ ابْنِ رَزِينٍ { أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي أُذُنِ مَوْلُودٍ أَيْ أُذُنِهِ الْيُمْنَى سُورَةَ الْإِخْلَاصِ }



[15] أَنْ ( يُحَنَّكَ ) الْمَوْلُودُ ( بِتَمْرٍ ) سَوَاءٌ أَكَانَ ذَكَرًا أَمْ أُنْثَى ، وَإِنْ خَصَّهُ الْبُلْقِينِيُّ بِالذِّكْرِ فَيُمْضَغُ وَيُدَلَّكُ بِهِ حَنَكُهُ ، وَيَفْتَحُ فَاهُ حَتَّى يَنْزِلَ إلَى جَوْفِهِ مِنْهُ شَيْءٌ ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ تَمْرٌ فَيُحَنِّكُهُ بِحُلْوٍ { لِأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى بِابْنِ أَبِي طَلْحَةَ حِينَ وُلِدَ وَتَمَرَاتٍ فَلَاكَهُنَّ ثُمَّ فَغَرَ فَاهُ ثُمَّ مَجَّهُ فِي فِيهِ فَجَعَلَ يَتَلَمَّظُ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : حُبُّ الْأَنْصَارِ التَّمْرَ وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللَّهِ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ



[16] وَأَنْ يُهَنَّأَ الْوَالِدُ بِأَنْ يُقَالَ لَهُ بَارَكَ اللَّهُ لَك فِي الْمَوْهُوبِ لَك وَشَكَرْت الْوَاهِبَ وَبَلَغَ أَشَدَّهُ وَرُزِقَتْ بِرَّهُ ، وَأَنْ يَرُدَّ هُوَ عَلَى الْمُهَنِّئِ ، فَيَقُولَ بَارَكَ اللَّهُ لَك وَبَارَكَ عَلَيْك أَوْ أَجْزَلَ اللَّهُ ثَوَابَك أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ



[16a] بَارَكَ اللَّهُ لَك فِي الْمَوْهُوبِ لَك وَشَكَرْت الْوَاهِبَ وَبَلَغَ أَشَدَّهُ وَرُزِقَتْ بِرَّهُ




[16b] بَارَكَ اللَّهُ لَك وَبَارَكَ عَلَيْك أَوْ أَجْزَلَ اللَّهُ ثَوَابَك أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ



EmoticonEmoticon