دُعَاءُ الْفَرَجِ أَو دُعَاءُ الخَضِرِ عليه السلام
Doa Kelapangan atau Doa
Nabi Khidhir (2)
َاللَّهُمَّ كَمَا لَطَفْتَ فِيْ عَظَمَتِكَ دُوْنَ اللُّطَفَاءِ، وَعَلَوْتَ بِعَظَمَتِكَ عَلَى الْعُظَمَاءِ، وَعَلِمْتَ مَا تَحْتَ أَرْضِكَ كَعِلْمِكَ بِمَا فَوْقَ عَرْشِكَ، وَكَانَتْ وَسَاوِسُ الصُّدُوْرِ كَالْعَلاَنِيَةِ عِنْدَكَ، وَعَلاَنِيَةُ الْقَوْلِ كَالسِّرِّ فِيْ عِلْمِكَ، وَانْقَادَ كُلُّ شَيْءٍ لِعَظَمَتِكَ وَخَضَعَ كُلُّ ذِيْ سُلْطَانٍ لِسُلْطَانِكَ، وَصَارَ أَمْرُ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ بِيَدِكَ، اِجْعَلْ لِيْ مِنْ كُلِّ هَمٍّ أَمْسَيْتُ / أَصْبَحْتُ[3] فِيْهِ فَرَجًا وَمَخْرَجًا. اَللَّهُمَّ إِنَّ عَفْوَكَ عَنْ ذُنُوْبِيْ، وَتَجَاوُزَكَ عَنْ خَطِيْئَتِيْ، وَسَتْرَكَ عَلَى قَبِيْحِ عَمَلِيْ، أَطْمَعَنِيْ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لاَ أَسْتَوْجِبُهُ مِمَّا قَصَّرْتُ فِيْهِ، أَدْعُوْكَ آمِنًا، وَأَسْأَلُكَ مُسْتَأْنِسًا، وَإِنَّكَ الْمُحْسِنُ إِلَيَّ وَأَنَا الْمُسِيْءُ إِلَى نَفْسِيْ فِيْمَا بَيْنِيْ وَبَيْنَكَ، تَتَوَدَّدُ إِلَيَّ بِنِعْمَتِكَ مَعَ غِنَاكَ عَنِّيْ، وَأَتَبَغَّضُ إِلَيْكَ بِالْمَعَاصِيْ مَعَ فَقْرِيْ إِلَيْكَ، وَلَكِنِ الثِّقَةُ بِكَ حَمَلَتْنِيْ عَلَى الْجَرَاءَةِ عَلَيْكَ، فَعُدْ بِفَضْلِكَ وَإِحْسَانِكَ عَلَيَّ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
Artinya: Ya
Allah, sebagaimana Engkau bersikap lemah lembut dalam keagungan-Mu melebihi
segala yang lemah lembut, dan Engkau Maha Tinggi degan kegungan-Mu atas segala
yang agung, dan Engkau Maha Mengetahui apa yang aada di dalam buni-Mu
sebagaimana Engkau mengetahui apa yang ada di atas ‘arsy-Mu, dan bisikan hati
di sisi-Mu sama seperti ucapan terang-terangan, dan ucapan terang-terangan sama
di sisi-Mu dengan bisikan hati, dan tunduklah segala sesuatu kepada
keagungan-Mu, dan merendahlah segala yang memiliki kekuasaan kepada
kekuasaan-Mu, dan jadilah perkara dunia dan akhirat berada di tangan-Mu,
jadikanlah bagiku dari segala keluh-kesah yang menimpaku pada sore / pagi hari
kelapangan dan jalan keluar darinya. Ya Allah, sesungguhnya kemaafan-Mu atas
dosa-dosaku, dan penghapusan-Mu atas semua kesalahanku, dan penutupan-Mu atas
perbuatan burukku, kesemuanya itu mendorongku untuk memohon kepada-Mu apa-apa
yang aku tak pantas menerimanya dari apa-apa yang aku teledor padanya, aku
memohon kepada-Mu dalam keadaan aman, dan aku meminta kepada-Mu denga keadaan
rasa senang hati, sedangkan Engkau adalah selalu berbuat baik kepadaku, dan aku
selalu berbuat jahat terhadap diriku sendiri dalam masalah yang menyangkut
hubungan aku dengan Engkau, Engkau selalu membuatku menyayangi-Mu dengan
senantiasa memberi nikmat-Mu kepadaku meskipun Engkau tidak membutuhkan aku,
dan aku selalu membuat-Mu murka dengan bermaksiat kepada-Mu, akan tetapi
kepercayaanku kepada-Mu membawaku untuk berani (memohon) kepada-Mu, maka
jenguklah aku dengan karunia dan kebaikan-Mu kepadaku, dan terimalah taubatku,
sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang.
Keterangan:
Diriwayatkan bahwa barangsiapa yang membaca doa tersebut pagi dan sore maka
akan gugurlah dosa-dosanya, dan langgenglah kebahagiaannya, dihapuskanlah
segala kesalahannya, dikabulkan doanya, diluaskan rezqinya, diberikan segala
cita-citanya, ditolong atas segala musuhnya, dan ditulis di sisi Allah sebagai
seorang shiddiq (yang amat tinggi / kuat keimanannya), dan tidaklah ia mati
kecuali dalam keadaan syahid.
[2] Tersebut dalam Ichyaa’u ‘ulumiddiin karya
Al-Imam Al-Ghozzaliy jilid 2 halaman 347, dan Al-Maslakul Qoriib halaman 66 –
67.
[3] Jika doa ini dibaca sore hari maka
menggunakan kata amsaytu, sedang jika dibaca pagi hari maka hendaklah
menggunakan Kata ashbachtu.
EmoticonEmoticon