Muqodimah bagian 1

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Segala puji hanya bagi Allah, sesungguhnya orang-orang yang memperoleh kenikmatan (penghuni Surga) kelak di Surga akan menikmati pujian kepada-Nya. Kami bertobat kepada-Nya dengan tobat orang yang yakin bahwa Allah Taala adalah Tuhan dari semua tuhan dan pencipta segala sarana. Dan kami berharap kepada-Nya dengan harapan orang yang mengetahui bahwa Dia adalah Raja yang Maha Pengasih, Pengampun dan Penerima Tobat.
Tobat seseorang yang rasa harapnya bercampur dengan rasa takut; seseorang yang yakin bahwa Allah yang Maha Pengampun dosa, Penerima Tobat, Dia juga memiliki siksa yang keras.
Selanjutnya, kami haturkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat, dengan sebuah shalawat yang dapat menyelamatkan kita dari suasana yang sangat menakutkan di hari pembalasan dan perhitungan, serta mengantarkan kita kepada kedudukan terdekat dan terbaik di sisi Allah. Ya Allah, kabulkanlah doa kami ini.
Amma Ba’du:
Sesungguhnya tobat dari semua dosa merupakan langkah awal para salik (penempuh jalan kebaikan), modal orang-orang yang meraih keuntungan, kunci penyelaras orang-orang yang menyimpang dan titik penyeleksian bagi orang-orang yang dekat dengan Allah (Muqarrabin).
Ketika ayah kita, Nabi Adam ‘Alaihissalam bertobat, maka Allah memilihnya dan menerima tobatnya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sang anak meneladani leluhurnya. Jika sang Ayah setelah berbuat kesalahan ia segera memperbaikinya, dan setelah menghancurkan ia mau membangunnya kembali, maka seharusnya ia diteladani dalam kedua sisi tersebut. Allah mewahyukan:

وعصى ءادم ربه فغوى .121 .ثم اجتبه ربه فتاب عليه وهدى. 122

Dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia1. Kemudian Tuhannya memilihnya, maka dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. (Thaha, 20:121-122)
Nabi Adam ‘Alaihissalam segera menyesali kesalahannya dan menghadapkan dirinya kepada Maha Raja yang Maha Agung, oleh karena itu, barang siapa ketika berbuat dosa beralasan bahwa dirinya mencontoh Nabi Adam ‘Alaihissalam akan tetapi tidak mau meneladani tobat beliau ‘Alaihissalam, maka dia telah tergelincir.   Barang siapa tergelincir dalam kegelapan, kehinaan, keburukan dan kotornya dosa serta kesalahan, maka hendaknya dia segera bertobat dengan tobat yang tulus dan ikhlas. Barang siapa tidak melakukan hal ini, maka dia telah menjadikan dirinya sasaran amarah Maha Raja yang Maha Besar. Allah telah mewahyukan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman:

ولم يصروا على ما فعلوا وهم يعلمون

Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. (QS Ali ‘imran, 3:135)
Memusatkan diri hanya untuk berbuat kebaikan merupakan sifat para Malaikat Al-Muqarrabin, sedangkan hanya berbuat keburukan merupakan sifat setan. Adapun kembali melakukan kebaikan setelah tergelincir dalam keburukan merupakan kebutuhan pokok manusia. Jadi, seseorang yang semata-mata hanya melakukan kebaikan, maka ia adalah Malaikat yang memiliki kedudukan yang dekat dengan Allah. Sedangkan seseorang yang hanya berbuat keburukan, maka dia adalah serupa dengan setan. Adapun manusia adalah dia yang kembali melakukan kebaikan setelah berbuat keburukan. Dalam diri manusia terdapat dua macam campuran dan sifat. Dan setiap hamba selalu menyesuaikan garis nasabnya dengan Malaikat, Nabi Adam (manusia) atau setan. Inilah hakikat hubungan nasab yang sebenarnya yang pengaruhnya akan tampak kelak pada hari kebangkitan. Engkau dapat menyelaraskan nasabmu dengan manusia, kemudian meningkat dengan Malaikat, sehingga akhirnya dirimu dapat bertemu dengan Allah. Dan engkau dapat pula turun dari derajat manusia dan meletakkan dirimu dalam kelompok setan yang diciptakan semata-mata hanya untuk melakukan keburukan.
Kebaikan dan keburukan telah tercampur secara sempurna dalam diri manusia dan tidak ada yang dapat memisahkan campuran itu kecuali dua macam api, yaitu api penyesalan atau api neraka. Agar selamat dari keburukan yang telah bercampur kuat dalam dirimu, maka engkau harus dibakar dengan salah satu api di atas, yaitu engkau menyesali setiap dosa yang telah atau masih engkau lakukan dan segera kembali kepada Allah, atau engkau tetap berada dalam kerendahan dan akhirnya masuk ke dalam neraka Jahannam.
Sumber : Obat Hati – Saduran Ceramah Al Habib Umar bin Hafidz
dari: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org


EmoticonEmoticon