2. MODERAT MEMILIKI MAKNA YANG LUAS DALAM SYARIAT

NAMUN demikian, kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “mod­erat” yang hendak kita bicarakan ini. Tidak seperti yang dipahami dengan tergesa-gesa oleh pikiran banyak orang: bahwa moderat itu hanyalah sikap lunak, atau sikap proporsional dalam berinteraksi dengan kelompok-kelompok lain.
Pengertian moderat lebih luas dan lebih besar dari sekadar hal itu. Mustahil bagi Allah, suatu ketika agama-Nya menjadi sasaran pikiran orang-orang yang hendak memonopolinya atau mengarahkannya sesuai keinginan dan tujuan mereka.
Agama mendatangkan keluhuran bagi pikiran, pandangan, gambaran, perilaku, dan pemahaman manusia terhadap berbagai hal. Agama membawa manusia ke puncak kebaikan, keindahan, kesucian, kebeningan dan kemuliaan yang menjadi keistimewaan manusia apabila ia memahami dengan benar hikmah keberadaanya di alam ini serta keagungan Sang Pencipta yang telah mewujudkannya dari ketiadaan. Juga, apabila ia melaksanakan norma-norma hubungannya dengan Tuhan yang telah menciptakannya agar ia bisa menjalani kehidupan ini di bawah cahaya dan pengetahuan ilahi dari Sisi Tuhan yang mengetahui dan menghitung segala sesuatu satu persatu. Seluruh makhluk-Nya adalah seperti difirmankan oleh Allah:

ولا يحيطو ن بشيئ من علمه إلا بما شاء


Artinya: … dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (QS al-Baqarah [2]:255)
Moderatisme yang hendak kita bicarakan adalah sebuah pemahaman yang benar terha­dap hakikat syariat dalam berbagai posisinya yang luhur.Sadar atau tidak, manusia sangat membutuhkan hal ini. Berbagai fenomena ke­hidupan di sekeliling mereka memberikan pesan bahwa mereka membutuhkan syariat; bahwa syariat Islam begitu luhur dan mulia, melebihi apa yang mereka pikirkan dan mereka bayangkan.
Moderatisme yang hendak kita bicarakan adalah berbagai hakikat dari petunjuk-petunjuk ilahi yang telah diterima oleh Rasu­lullah dari Tuhan Yang Mahabenar.Kemudian beliau diberi amanat untuk menyampaikannya kepada segenap manusia.

وما أرسلنك إلا كافة للناس بشيرا ونذيرا


Artinya: Dan Kami tidak mengutus en-kau, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan (QS as-Saba’ [34]: 28)
Yang menfirmankan kalimat ini adalah Sang Pencipta dari manusia-manusia itu den­gan segala tabiat dan akal pikiran mereka yang berbeda, di manapun mereka tinggal, di negara apapun, di benua apapun di dunia ini.Yang menciptakan mereka sampai kiamat adalah Allah. Allahlah yang berfirman:

وما أرسلنك إلا كافة للناس بشيرا ونذيرا


Maka, tidak ada yang terlepas dari risalah beliau, baik itu kemaslahatan di barat atau di timur; baik Arab atau non Arab; Eropa, Austra­lia, Amerika atau Afrika.Untuk mereka, Allah telah mengutus Sang Pemimpin umat manusia dengan membawa jalan syariat ini. Maka, sudah merupakan keniscayaan, bahwa jalan syariat ini memuat semua apa yang dibu­tuhkan oleh mereka tanpa kecuali, dengan segala pola pikir mereka yang berbeda. Jalan syariat ini membawa mereka semua ke tempat yang luhur, membuat mereka bersih dan suci. Jalan syariat ini menyelamatkan mereka dari konflik-konflik rendahan dalam merebut kenikmatan-kenikmatan duniawi yang hanya sementara, menuju derajat yang layak dengan kemuliaan manusia.Hal ini harus senantiasa tertanam kuat di hati nurani kita.
Jadi, moderatisme ini merupakan sebuah pemahaman yang luas terhadap syariat Allah yang luas dan datang dari Allah Yang Maha Luas, dalam hal-hal yang dikehendaki Allah agar kita menegakkannya. Baik itu berupa norma-norma hubungan sesama manusia, atau bahkan juga cara pandang dan gambaran mereka terhadap berbagai hal. Hal itu agar landasan pola pandang kita memiliki kendali yang kuat dari akal pikiran dan syariat.Sebab, akal pikiran merupakan sarana untuk memahami, mengaplikasikan dan mengejawantahkan syariat, cahaya terang yang datang dari Sisi Allah Taala ini.

Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz
DARI: http://www.alhabibahmadnoveljindan.org


EmoticonEmoticon