DENGAN SEEMBER AIR, BERPAHALA SEBUAH MASJID???


Memperbaiki niat dan berusaha ikhlas didalamnya serta mengevaluasi dan mencermati sebelum kita melakukan suatu perbuatan merupakan sebuah solusi untuk sukses meraih misi kehidupan yang sebenarnya, yaitu meraih ridho Allah SWT di dunia maupun di akhirat. Karena niat merupakan sebuah tonggak dan barometer serta nyawa dari setiap perbuatan atau pondasi dari setiap amal. Sedangkan semua perbuatan maupun tindakan dan ucapan, baik buruknya dan sah tidaknya tergantung kepada niatnya. Sebagaimana sabda Nabi

Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap perbuatan seseorang tergantung kepada niatnya. (Muttafaq ‘alaih)

Maka hendaknya jangan melakukan suatu perbuatan, tindakan, ucapan maupun yang lainnya, bahkan janganlah terlintas sebuah lintasan dalam hati kecuali sudah diiringi dengan niat yang baik, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencari pahala serta ridho-Nya. Akan tetapi tidak ada seorang pun yang dapat menerapkannya kecuali karena karunia daripada Allah yaitu berupa taufik dan hidayah-Nya.

Diceritakan bahwasanya ada seorang raja yang ingin membangun masjid di negerinya. Dia telah menyatakan dan mengumumkan bahwasanya tidak ada seorang pun yang membantunya didalam membangun masjid tersebut, baik dengan harta maupun dengan hal lainnya. Karena dia ingin masjidnya tersebut semata-mata dibangun dengan hartanya tanpa bantuan siapapun juga. Dia bahkan memberikan ancaman akan memberikan sanksi bagi mereka yang membantunya. Dan tatkala sudah selesai pembangunan masjid tersebut, maka diletakkanlah namanya pada masjid itu.

Suatu malam dia bermimpi seakan-akan telah turun malaikat dari langit kemudian menghapus nama raja tersebut dari masjid itu. Dan sebagai gantinya, ditulislah di masjid tersebut nama seorang wanita. Tatkala dia bangun dari tidurnya, maka dia bangun dalam keadaan ketakutan. Lalu dia memerintahkan bawahannya untuk melihat apakah namanya di masjid itu masih terpampang? Maka berangkatlah para pengawalnya dan kemudian mereka kembali dan memberitahukan bahwasanya namanya masih tetap ada di masjid tersebut seraya pengawalnya tersebut berkata, “Ini mungkin sebuah bunga tidur saja yang tidak ada artinya wahai raja.”

Kemudian pada malam kedua, raja tersebut bermimpi seperti mimpi pada malam pertama. Yaitu turun malaikat dari atas langit dan menghapus nama raja tersebut dari masjid itu. Dan sebagai gantinya, dia menulis nama seorang wanita. Pada pagi harinya, dia bangun dari tidurnya dan lagi-lagi mengirim pengawalnya untuk melihat kembali apakah namanya masih terpampang didalam masjid itu. Dan tatkala mereka sudah kembali dan memberitahukan bahwasanya namanya masih tetap ada, maka terheran-heran raja tersebut dengan apa yang terjadi dalam mimpi pada malam pertama dan malam kedua dan dia marah karenanya.


Pada malam yang ketiga, terulang lagi mimpinya yang sama seperti pada malam pertama dan yang kedua. Tatkala raja itu bangun dari tidurnya dan mengingat benar siapa nama wanita yang mengganti namanya, maka dicari seorang wanita dengan nama tersebut dan didatangkan kepadanya. Lalu datanglah perempuan itu. Ternyata dia adalah wanita yang sudah tua, yang sangat fakir, bahkan tubuhnya gemetaran. Ketika ditanya oleh raja tersebut, “Apakah kamu membantuku dalam membangun masjid itu?” Maka wanita itu menjawab, “Wahai raja… aku adalah wanita yang sudah tua dan aku seorang wanita yang fakir. Aku telah mendengar bahwasanya engkau telah melarang seorangpun membantu dalam pembangunan masjid itu. Maka aku tidak mungkin untuk membangkang perintahmu.” Maka raja itu bertanya lagi, “Aku memohon kepadamu dengan nama Allah SWT… apa yang telah kamu lakukan terkait dengan pembangunan masjid ini?” Maka dia menjawab, “Demi Allah SWT… Aku tidak melakukan sesuatu apapun terkait dengan pembangunan masjid ini. Hanya saja…” Lalu dia terdiam. Maka raja tersebut bertanya, “Hanya saja apa?” Maka kemudian si perempuan itu menjawab, “Hanya saja pernah suatu waktu ketika aku berjalan di samping masjid itu, aku melihat seekor unta yang terikat yang sedang memuat bahan bangunan, aku melihatnya sangat ingin mendekat kepada ember yang berisi air yang tidak jauh darinya untuk meminumnya. Hanya saja dia tidak dapat mendekatinya karena dia terikat dengan tali yang diikat ke kayu. Padahal aku melihatnya sangatlah haus dan sangat menginginkan air itu. Maka kemudian aku bangkit untuk mendekatkan air tersebut kepada unta itu sehingga dia dapat meminumnya. Hanya itu yang dapat aku lakukan terkait dengan masjid ini.” Maka kemudian raja itu berkata, “Maha suci Allah SWT… Engkau telah melakukan sesuatu karena Allah SWT, maka Allah SWT menerimanya darimu. Dan aku melakukan sesuatu bukan karena Allah SWT, tapi aku melakukannya supaya tertulis namaku , supaya dikatakan masjid itu adalah masjidku, maka Allah SWT tidak menerimanya dariku.” Maka kemudian raja memerintahkan nama daripada wanita yang fakir dan tua serta miskin tersebut menjadi nama masjid itu. Dan dia mendapatkan anugerah ini berkat niatnya yang baik walaupun tanpa ada tindakan darinya yang menyusahkan dan memenatkannya.


EmoticonEmoticon